Sinopsis I Miss You Episode 10 ( Bagian 1 )

Sunday, December 9, 2012


Pertemuan yang mengharukan antara Soo Yeon dan ibunya, di episode 10 ini begitu banyak menguras air mata, dimulai pertemuan Soo Yeon dengan ibunya,  perasaan khawatir dan sayang ibu pada Jung Woo, dan saat Soo Yeon menyadari perasaan Jung Woo yang tidak pernah hilang padanya. Drama ini benar-benar drama menguras air mata. dua jempol dah buat para pemainnya.

Di episode 10 yang ditayangkan pada tanggal 6 Desember 2012 ini, I Miss You mendapat rating nationwide  12.9 (14th) dan di Seol sendiri mendapat rating 15.3 (5th), data tersebut didap dari TNmS Media Korea, sedangkan data yang didapat dari AGB Nielsen yaitu rating nationwide adalah 11.5 (10th) dan di Seol sendiri mendapat 12.7 (8th).


Sinopsis I Miss You Episode 10 ( Bagian 1 )!!!!

Episode 9 berakhir saat Ibu Soo Yeon berada tepat di depan pintu gerbang rumah Harry. Tiba-tiba ada sebuah mobil keluar, yang didalamnya ada seorang wanita yang mengendarai, Ya... wanita  itu adalah Zoe yang ingin keluar rumah karena ada janji. Dari jauh ibu memperhatikan Zoe, dia pun langsung berjalan mendekati mobil Zoe. Sedangkan Zoe sendiri hanya bisa terpaku melihat ibunya ada di depan rumahnya. 
Semakin ibu mendekat, Zoe langsung menundukkan wajahnya. Ibu terus mendekat untuk melihat Zoe, ibu  memperhatikan Zoe dari kaca depan mobilnya. Sedangkan Zoe masih menunduk tak berani melihat ibunya sendiri. Namun akhirnya, Zoe memberanikan diri meliat ke arah ibunya. Melihat wajah Zoe, ibu langsung bisa mengenali kalau wanita yang ada di hadapannya itu adalah Soo Yeon, putrinya yang tlah lama hilang. 
Dengan menangis Ibu berkata: “apakah itu kau? Apakah kau tidak ingat padaku? Aku ibu Soo Yeon.... Soo Yeon.....” Melihat ibunya, Zoe juga menitikkan air matanya. (ooooooh... pertemuan yang mengharukan.....)
Zoe pun langsung keluar mobil, tanpa melihat ke arah ibu, Zoe mengatakan pada ibunya untuk masuk ke dalam mobilnya. Ibunya pun mengerti dan langsung pergi untuk masuk ke mobil, saat akan memasuki mobil, ibu terus melihat ke arah Zoe. Masih melihat ke arah lain, Zoe pun tak kuasa menahan aiir matanya.
Beralih ke kantor polisi, dimana Harry yang datang untuk bicara dengan Jung Woo. Harry menanyakan pada Jung Woo,” Apakah kau masih berfikir Zoe adalah Lee Soo Yeon yang kau cari?”
Jung Woo pun menjawab: “Selain wajahnya yang berbeda, apakah ada alasan lain yang menunjukkan kalau dia bukan Soo Yeon? Kalau ada, dapat kah kau memberikan satu alasan? Kalau kau sudah dapat jawabannya, nanti kita bicara lagi”
Harry tidak langsung menjawab, dia hanya tersenyum. Tapi tiba-tiba senyumannya hilang dan beraliih dengan ekspresi serius. Tepat pada saat itu, detektif Joo datang menyela pembicaraan mereka.
Detektif Joo memanggil Jung Woo dan mengatakan padanya kalau Zoe tidak diperbolehkan meninggalkan Korea untuk sementara waktu. Harry yang mendengarnya pun langsuung mengatakan “bukankah Zoe sudah bebas kemarin? Apa yang terjadi lagi?”
Datektif Joo mengatakan, kalau Harry adalah orang terkenal, dan kemarin mereka sudah secara tiba-tiba membawa Zoe dari rumah, sehingga mereka harus membersihkan nama baik Harry terlebih dahulu, dengan menangkap pembunuh yang sebenarnya, Jung Woo pun menambahkan kalau pembunuh sebenarnya tertangkap maka Zoe akan dibebaskan. Tapi Harry tidak terima dia mengatakan kalau dia akan bicara dengan pengacaranya. 
Saat keluar dari ruang introgasi detektif Joo sempat mengatakan kalau ekspresi Harry mengerikan, tepat pada saat itu atasan mereka datang dan menegur detektif Joo kalau ini kantor, bukan tempat bergosip. Atasannya mengatakan kalau dia hanya  ingin berbicara dengan Jung Woo, karena itu dia  menyuruh detektif Joo pergi, dengan menyuruhnya untuk pergi ke bagian informatika untuk mengambil alamat  IP.

Atasannya memberikan pada Jung Woo  daftar panggilan dari ponsel Zoe yang sudah dicuri oleh Kang Sang Deuk. Dan atasanya mengatakan kalau orang pertama yang Sang Deuk telpon adalah ayah Jung Woo. Atasannya bertanya-tanya, bagaimana Sang Deuk tahu nomor telphon Han Tae Joo. 

Jung Woo teringat percakapannya dengan pemilik restoran tempat Sang Deuk makan. Wanita pemilik rerstoran itu mengatakan kalau Sang Deuk saat itu menelpon sorang Presdir.
Atasannya mengatakan, “aku tau tidak akan nyaman kalau kau menemui ayahmu, tapi....” belum sempat atasannya meneruskan, Jung Woo menyelanya.

Jung Woo: “Tidak, aku juga penasaran dengan apa yang terjadi, jadi aku akan melakukannya”
Saat Jung Woo akan pergi, tiba-tiba detektif Joo nongol dan bertanya: “A-a-a-yah...? Jadi kau adalah anak dari pemilik Sangil Savings Bank?” (hahhahaa.... ternyata dari tadi detektif Joo menguping pembicaraan Jung Woo dan atasannya, dan ternyata juga detektif Joo tidak tau siapa Jung Woo yang sebenarnya)

Jung Woo tidak menghiraukan pertanyaan Detektif Joo, diapun langsung pergi. Detektif Joo berniat mengejar Jung Woo dan meminta kepastian dari Jung Woo, namun atasannya menghentikannya dengan menarik kerah baju bagian belakang detektif Joo. Atasannya juga mecubit bibir detektif Joo dan berkata: “diam!” lalu dia pergi.
Harry sudah berada di dalam mobilnya, dia menelpon pengacaranya dan menanyakan  apa yang terjadi? Kenapa Zoe tidak bisa meninggalkan Korea? Pengacaranya menjawab kalau dia juga baru tau semua itu dan dia berencana menjelaskan semuanya pada Harry nanti. Pengacaranya menambahkan, “tapi sebelum itu, apa yang terjadi pada Zoe? Tidakkah dia bersamamu?” Ternyata Zoe keluar untuk bertemu dengan pengacara Harry, dan pada Harry pengacaranya mengatakan kalau sampai sekarang Zoe belum datang, dan Zoe juga tidak mengangkat telponnya. Pengacaranya bertanya, apakah Zoe mengalami kecelakaan? 

Mendengar penyataan pengacaranya, Harry langsung menyuruhnya menunggu, karena ia ingin mencari tahu dimana Zoe berada.
Harry langsung mengambil tablet-nya dan menge-ceck CCTV di rumahnya.  Dari camera CCTV, Harry melihat Zoe  berjalan ke ruang tamu dengan  ibunya. 
Ibu mengikuti Zoe, dengan gugup dia melepas sepatunya, dan meletakkannya di dekat tangga.
Ibu dan Zoe  duduk di sofa, mereka hanya terdiam satu sama lain. Ibu memperhatikan penampilan putrinya sekarang. Tepat pada saat itu Zoe meminta ibunya mengatakan sesuatu. 

Masih tidak melihat kearah ibunya, Zoe berkata: “maaf? Kau datang kesini pasti karena kau ingin mengatakan sesuatu”
Ibu bingung harus mengatakan apa, dengan air mata yang mulai menetes, ibu mulai mengungkapkan pujiannya, dia memuji kuku Soo Yeon yang cantik. Mendengar pujian ibunya, Zoe menyembunyikan kukunya. Zoe masih tidak berani memandang ibunya yang terus memujinya, ibu memuji kulit Soo Yeon yang halus. 

Ibu berkata: “Kau pasti tumbuh dengan baik tanpa mengalami kesulitan apapun, sehingga kau bisa merawat rambutmu sehingga terlihat cantik,  kau mempunya pakaian yang bagus, kau juga tinggal di rumah yang mewah, dan kau juga punya pendidikan yang tinggi”

Ibu sudah tidak bisa meneruskan kata-katanya lagi, dia berusaha menahan tangisnya sedangkan Zoe yang masih menunduk juga tak henti-hentinya meneteskan air matanya. 
Tak lama kemudian Zoe mengatakan “ Aku salah” kata-kata yang sering diucapakan Soo Yeon remaja pada ibunya. 
Zoe  terus mengulangi kata-katanya "aku  salah", mendengar itu Ibu Soo Yeon terkejut, dia teringat saat Soo Yeon remaja berlutut di hadapan tetangga yang marah dan dia terus berkata "aku salah" sementara Ibunya malah  memukulnya dan mengatakan kalau  mereka berdua patut  mati karena memiliki hubungan dengan pembunuh. 
Ibu sudah tidak sanggup lagi,  dia langsung  berlutut dihadapan Soo Yeon dan berkata: “Soo Yeon, untuk apa kau minta maaf?” Dengan terus menangiis ibu memanggil Soo Yeon, “anak perempuanku yang malang, kau masih hidup, kau masih hidup sampai sekarang! Kau masih hidup saja itu sudah cukup untukku. Kau masih hidup.... kau masih hidup.. tidak masalah semuanya”
Soo Yeon tak sanggup lagi menyembunyikan siapa dirinya, diapun memanggil ibunya, “oemma”. Ibu langsung melihat wajah Soo Yeon, dengan menangis Soo Yeon meneruskan kata-katanya, “Aku tidak bisa, aku tidak ingin kembali menjadi Soo Yeon, aku membencinya”.
Ibu menangis dan mengatakan kalau dia sangat merindukannya, namun tiba-tiba ibu berusaha bersikap tegar, “Soo Yeon.... jangan kembali...jangan kembali... Sekarang tidak ada orang yang tahu tentang apa yang dilakukan ayahmu kan?” Soo Yeon mengangguk. Ibu meneruskan, “Dan tidak akan ada yang mengganggumu lagi kan?” Sekali lagi Soo Yeon mengangguk. Ibu pun langsung berdiri, dan berkata, “aku.. aku tidak akan menemuimu, anak perempuanku Soo Yeon sudah meninggal. Tidak ada orang yang tahu tentang semua ini kan? Ya, semua inilah yang seharusnya. Jangan menangis, jangan datang.. jangan pernah datang lagi..” setelah mengatakan semua itu, Ibu langsung berjalan pergi. 
Soo Yeon terus memanggil ibunya, dia pun mengejarnya.
Namun saat ibunya sudah di dalam lift, ibunya meminta pada Soo Yeon untuk jangan datang padanya, berulang kali.  Sehingga Soo Yeon hanya berada di depan lift sampai lift tertutup dan ibunya pergi.
Saat lift sudah tertutup, Soo Yeon terduduk lemas, dia menangisi semua yang telah terjadi. Dan terus memanggil “oemma”.
Diluar ibu terus berlari diatas salju, tanpa sadar kalau dia tidak menggunakan sepatu, karena sepatunya tertinggal di rumah Harry. Namun tiba-tiba langkahnya terhenti dan dia berbalik kebelakang. Ibu teringat dengan Jung Woo. Ibu memikirkan Jung Woo, dia khawatir pada Jung Woo kalau sampai Jung Woo tahu Soo Yeon masih hidup namun tidak ingin menjadi Soo Yeon lagi.  Ibu benar-benar mengkhawatirkan Jung Woo.
Didalam rumah, Soo Yeon terus menangis, tiba-tiba terdengar suara dering telphon. Soo Yeon pun berdiri dan berjalan untuk mengangkat telphon. Namun saat dia berjalan, tanpa sengaja dia menendang sepatu milik ibunya. Soo Yeon mengambil sepatu itu dan tanpa pikir panjang dia langsung berlari keluar mencari ibunya. Soo Yeon terus berlari membawa sepatu ibunya sampai keluar gerbang, namun dia tidak menemukan ibunya. 
Tepat pada saat itu, Harry pulang. Dari mobilnya, Harry melihat Soo Yeon seperti orang kebingungan. Harry pun langsung keluar dari mobilnya untuk menghampiri Soo Yeon, namun belum sempat dia keluar, Soo Yeon sudah memanggil taxi dan langsung masuk ke dalam taxi tersebut. Harry pun hanya bisa melihatnya, tapi terlihat ekspresi marah di wajah Harry. (woooow... kayaknya kesabaran Harry hampir habis)
Dalam perjalanan, Han Tae Joon membaca file-file hasil investigasi kasus pembunuhan Dang Deuk, dia mendapatk semua data-data itu dari kepolisian. Dia meminta sekretarisnya untuk menyelidiki Harry  dan Zoe, dia ingin tahu latar belakang mereka sebelum melakukan bisnis dengan mereka.
Sampai dikantornya, Han Tae joon bertemu dengan Jung Woo yang seprtinya memang sudah menunggunya. Jung Woo memberi hormat dengan menundukkan kepalanya terlebih dahulu, lalu dia meminta ayahnya itu untuk mau memberikan waktunya sebentar. Tapi Han Tae Joon tidak menanggapinya dan berniat langsung pergi. 

Jung Woo pun memanggilnya “ayah”, dengan tegas Han Tae Joon langsung mengatakan kalau dia tidak mempunyai anak laki-laki, “putraku sudah mati, dan jangan pernah datang di hadapanku lagi” Han Tae Joon langsung berjalan pergi.
Jung Woo pun menghentikan langkah ayahnya dengan mengatakan kalau ayahnya punya waktu bicara sampai  5 menit dan untuk membicarakan tentang telpon Kang Sang Deuk, Jung Woo hanya minta waktu ayahnya 1 menit. 
Jung Woo langsung bertanya, apakah Tae Joon yang sudah memberikan uang pada Kang San? Jelas saja ayahnya mengelak, dan Jung Woo meneruskan pertanyaannya, “Lalu kenapa Sang Deuk bisa menelponmu?” Tae Joon sedikit terkejut mendengarnya, Jung Woo meneruskan, “Orang pertama yang Kang Sang Deuk hubungi setelah 14 tahun dipenjara adalah kau, ayah”. Tae Joon tidak bisa menjawab. Jung Woo kemudian meminta ayahnya untuk menceritakan semuanya, padanya. Bukannya penjelasan yang didapat Jung Woo, namun tamparan dari ayahnya yang dia terima. (ooouh... kasian Jung Woo)
Tae Joon memukul Jung Woo dengan file-file yang dia peroleh dari asistennya, sehingga file itu jatuh dan langsung dipungut oleh asisten Tae Joon. Tepat pada saat itu Jung Woo melihat lambang kepolisian dari file yang keluar dari map-nya. 

Tae Joon menjawab dengan marah: “Kenapa harus aku? Baik dulu maupun sekarang, semuanya masiih tetap sama! Kau polisi tidak bisa menemukan Lee Soo Yeon!”

Dengan tenang Jung Woo menjawab: “Lee Soo Yeon..., seperti yang kau ketahui, kalau Lee Soo Yeon belum mati, ayah.” Tae Joon hanya diam saja mendengar pernyataan Jung Woo. Sekali lagi Jung Woo memberi tahu ayahnya, kalau ayahnya tidak mau berbicara dengannya, maka besok pagi dia akan mengirim polisi lain untuk menanyanyi ayahnya.
Jung Woo sudah berbalik untuk pergi, namun langkahnya tertunda karena ayahnya mamangilnya anak gila. Jung Woo pun l;angsung berbalik lagi dan mengatakan, “aku belum gila.... karena aku masih mencari tahu siapa yang membakar gudang tempat aku dan Soo Yeon di sandra, dan alasan kenapa sampai ayah membanting telphonnya, dan bersikeras mengatakan kalau Soo Yeon sudah mati” Jung Woo menambahkan,” dan aku selalu bertanya-tanya, apakah semua yang ayah lakukan adalah untuk kebaikanku? Jika sudah gila, maka aku akan datang pada ayah dan bertanya tentang alasan ayah sebenarnya” (alasan sebenarnya adalah uang)
Tanpa berkata-kata lagi, Tae Joon langsung berjalan pergi. Dan Jung Woo hanya meliihat kepergian ayahnya.

Tak lama kemudian Jung Woo mendapat telepon dari Eun Joo yang memberi tahu tentang keadaan ibu Soo Yeon.
Di rumah, Eun Joo sedang mengelap kaki ibu Soo Yeon, sedangkan ibu masih terus sibuk dengan minumannya, berulang kali Eun Joo meminta ibu berhenti minum, karena dengan minum tidak akan menyelesaikan masalah. 

Jung Woo akhirnya tiba di rumah, dia terkejut dengan kondisi ibu Soo Yeon. Dia bertanya apa yang terjadi,kenapa ibu bisa seperti itu. Jung Woo pun langsung merebut lap dari Eun Joo, dan langsung mengelap kaki ibu. 

Ibu masih tetap minum, dan itu membuat Eun Joo kesal. Dia langsung merebut botol minuman dari tangan ibu, “wanita tua, lebih baik kau tidur, daripada minum-minum” . Mendengar panggilan Eun Joo yang kasar pada Ibu Soo Yeon, Jung Woo angkat bbicara dan mengatakan kalau ibu bukan wanita tua, “dia adalah cintaku”.

Namun rerspon yang mengejutkan yang dilakukan ibu, dia mendorong Jung Woo yang berusaha mendekatinya.  Eun Joo pun terkejut dengan tingkah ibu. 

Ibu Soo Yeon langsung beranjak dan membuka lemari pakaian Jung Woo. Ibu mengambil pakaian Jung Woo dan melemparkannya pada Jung Woo. Eun Joo langsung berusaha menghentikan apa yang dilakukan ibu. Berusaha menenangkan suasan, Eun Joo mengatakan “Zoe... atau terserah namanya... dia pasti bukan Soo Yeon”. 

Jung Woo seperti paham apa yang sudah terjadi. Ibu terus membuang pakaian Jung Woo. Jung Woo langsung beranjak dan menyuruh Eun Joo keluar dari kamar, dia juga langsung menutup pintu, jadi hanya dia dan ibu yang berada di kamar itu. 
Jung Woo: “Kau benar, aku seharusnya mati! Sehingga aku tidak bisa mencarinya lagi!” Jung Woo menundukkan kepalanya, “Pukul aku... pukul aku...” dia meminta ibu untuk memukulinya. 
Ibu awalnya diam, namun dia meneruskan membuang pakaian pada Jung Woo. Jung Woo pun berkata: “ketika aku masih remaja, kau memintaku untuk pergi dan mati tapi sekarang, kau tidak bisa hidup tanpaku, benarkan?” Jung Woo meneruskan, “bencilah aku... tapi apa masalahnya?... kau sangat menyukaiku. Saat kau bangun, kau tau... kau hanya mencariku.... “


Ibu terdiam, sambil menahan tangis, ibu mulai memukul-mukul Jung Woo dengan lemah, dan itu membuat Jung Woo bertanya apa yang terjadi, kenapa ibu tidak bertenaga memukulnya, “kalau kau membenciku, pukul aku dengan keras” . Sambil memegang tangan ibu, Jung Woo memukul-mukulkannya pada tubuhnya sendiri, “seperti ini.... seperti ini... kenapa seperti ini? Cintaku belum tua. Aku katakan padamu untuk memukulku dengan keras....”
Diperlakukan seperti itu oleh Jung Woo, ibu akhirnya menangis... dia langsung memeluk Jung Woo, “Jung Woo...   maafkan aku...”

Jung Woo terus memanggil ibu dengan sebutan “cintaku”. Jung Woo memang sudah sangat dekat dengan ibu Soo Yeon, dan sepertinya sudah tidak akan ada yang bisa memisahkan mereka.
Ibu terjatuh, dan terus meminta maaf pada Jung Woo, ibu juga bertanya apa yang harus dia lakukan. Jung Woo memeluk ibu dan berkata “kita masih harus menunggu, ayo menunggu walau itu terasa menyakitkan... menangislah.. kau minum karena kau ingin menangis kan? Menangislah...  tapi nanti kalau aku ingin menangis juga, kau harus tetap berada di sisiku, OK? Cintaku... kau janji....?”

Jung Woo meninggalkan rumah untuk membeli obat, agar ibu bisa tidur. Dia  berjalan melewati dinding dimana  Soo Yeon menulis  "I Miss You". Dia mengatakan pada dinding “Zoe? Aku sangat menyukai Lee Soo Yeon”.
Soo Yeon berjalan di tempat yang sama saat dia masih remaja dulu, ya... itu adalah jalan ke rumahnya, lebih tepatnya lagi rumah detektif Kim. Soo Yeon datang untuk mengembalikan sepatu ibunya. Soo Yeon terdiam melihat lampu jalan yang selalu  rusak, dia ragu apakah dia harus  menemui ibunya lagi atau tidak. Setelah lama berdiam diri, akhirnya dia memutuskan pulang, tepat saat dia berbalik, dia melihat Jungb Woo datang. Karena tidak mau bertemu dengan Jung Woo, Soo Yeon pun bersembunyi.
Jung Woo berhenti tepat dibawah lampu jalan yang selalu rusak. Jung Woo mengihitung dari 5 – 1, namun tepat dihitungan ke 1, lampu masih menyala, lampu itu tiidak mati seperti saat Soo Yeon yang menghitung. Jung Woopun mengatakan kalau lampu jalan sudah tidak mendengarkannya lagi seperti Soo Yeon yang tidak mendengarkanya. Dari tempat persembunyiannya Soo Yeon memperhatikan tingkah JUng Woo, dia pun tersenyum.
Setelah memperoleh obat untuk ibu, Jung Woo tidak langsung pulang, Jung Woo pergi ke taman bermain lama mereka dan bermain jungkat-jungkit, dan Soo Yeon masih mengikuti Jung Woo. Jung Woo bermain cara menyeimbangkan dirinya, walaupun sering akan terjatuh, Jung Woo tetap mencobanya, Soo Yeon yang melihat Jung Woo ikut melakukan gerakan yang sama, dia juga merentangkan tangannya, dan menggerakkan kakinya seperti Jung Woo. 

Setelah itu, Jung Woo beralih ke ayunan, disana Jung Woo tidak bermain ayunan, namun hanya mendorong ayunan, seolah-olah ada orang yang duduk di ayunan itu. Melihat itu Soo Yeon teringat saat Jung Woo remaja memutar tali ayunannya, sehingga Soo Yeon yang duduk diayunan jadi berputar-putar. 
Dari ayunan, Jung Woo naik ke atas perosotan. Tepat disaat itu, ponsel Soo Yeon berbunyi, begitu juga dengan ponsel Jung Woo. Kedua ponsel itu berbunyi dengan lagu yang sama, ternyata itu adalah alarm yang dipasang oleh Jung Woo sebelumnya, baik di ponsel Jung Woo maupun diponsel Soo Yeon. Di ponsel itu juga tertulis, “Tidak apa-apa jika kau membenciku tapi apakah kau tidak memikirkanku semenit saja dalam sehari?” 

Setelah Soo Yeon membaca pesan itu, dia mendengar suara Jung Woo bernyanyi, seperti biasa, dengan penuh penghayatan Jung Woo bernyanyi lagu untuk Soo Yeon. Sekali lagi Soo Yeon dibuat menangis, dia tak kuasa melihat Jung Woo seperti itu, masih tetap menunggunya. Saat lagu habis, Jung Woo berteriak, “pam parampa... pam pa pam pam parampa....” dan tanpa disengaja, dia melihat Soo Yeon. Jung Woo terkejut melihat Soo Yeon.
Soo Yeon yang menyadari Jung Woo sudah melihatnya, langsung pergi. Jung Woo mengikutinya. Tapi Soo Yeon langsung memanggil taksi dan masuk kedalamnya. Jung Woo tersenyum, dia terus memanggil nama Soo Yeon.
Soo Yeon pergi ke pojanmacha. Sambil minum Soju, Soo Yeon memperbaiki sepatu ibunya. Tiba-tiba ponselnya berdering, dan itu panggilan dari Harry. Soo Yeon berusaha menenangkan dirinya, agar Harry tidak mengetahui dia mabuk. (hhehehh... lucunya waktu Soo Yeon mengangkat telpon dan menyapa Harry, dia jeguk.an, tapi pas mau menutup mulutnya, Soo Yeon lupa kalau ditangannya masih ada sepatu ibunya, jadi dia mencium sepatu, hhehhe..)
Harry  menawarkan diri untuk menjemputnya tapi Soo Yeon  menolak, Soo Yeon  mengatakan kalau dia berada ditempat yang Harry  tidak suka. Soo Yeon berjanji akan  segera pulang. Harry  mengatakan pada Soo Yeon untuk berhati-hati lalu dia menutup telepon. Ternyata Harry menelpon Soo Yeon dari mobilnya, sepertinya Harry mengikuti Soo Yeon, dia memperhatikan Soo Yeon dari jauh. Soo Yeon masih  mencoba memperbaiki sepatu ibunya. 
Tiba-tiba kantong tempat sepetu ibunya melayang, Soo Yeon pun berlari mengejarnya, dari mobil Harry tersenyum melihat tingkah Soo Yeon. Namun tak lama kemudian, senyum Harry pudar, saat melihat Jung Woo keluar dari pojanmacha. Jung Woo juga tidak menemui Soo Yeon, dia hanya melewati tempat duduk Soo Yeon, namun sebelum dia pergi, dia mengambil sepatu ibu yang ada dibawah dan meletakkannya didekat pasangannya di atas meja. 
Jung Woo pergi dan bersembunyi, dia memperhatikan Soo Yeon dari jauh. Soo Yeon yang tadi mengejar kantong plastiknya, akhirnya kembali ke tempat duduknya. Dia minum Soju dengan senang. Melihat Soo Yeon tersenyum membuat Jung Woo senang, Jung Woo tahu Soo Yeon senang karena habis bertemu dengan ibunya. Jung Woo pun mengucapkan mantranya lagi, agar Soo Yeon menghapus semua kenangan buruk dan menggantinya dengan kenangan yang iindah. Sekali lagi Jung Woo melakukan gerakan jari memutar ke arah Soo Yeon, dengan mengucapkan “swaaaa..”
Dari dalam mobil Harry dapat melihat apa yang dilakukan Jung Woo, gerakan tangannya, mengingatkan Harry kalau gerakan itu yang selalu Soo Yeon lakukan padanya. Semua itu membuat Harry sadar, kalau Soo Yeon tidak pernah melupakan Jung Woo. 

0 comments:

Post a Comment

 

Posts Comments

©2006-2010 ·TNB