Sinopsis Yes Captain Episode 15 ( Bagian 1 )

Wednesday, February 27, 2013

0 comments
Sinopsis Yes Captain Episode 15 Bagian 1, jadi terbengkalai karena diriku terlalu fokus pada sinopsis That Winter, the Wind Blows dan blog ku yang satunya, www.idpendidikan.com. maaf yah temen-temen yang dah nunggu sinopsis drama ini. harap dimaklum, ada drama baru, jadi diriku lebih antusias sama drama itu, dan waktu ku buat menulis dibagi-bagi dengan waktuku menge-les. gambar nyusul


Sinopsis Yes Captain Episode 15 ( Bagian 1 ) !!!


Ji Won menuju mobilnya. Dia baru menyadari sesuatu dan langsung mencari ponselnya. Dia dengan capat menghubungi Yoon Sung, namun tidak diangkat oleh Yoon Sung. 

Dirumahnya, Yoon Sung memang tidak sedang memegang ponselnya. Ternyata Dong Soo pergi ke rumah Yoon Sung. Dia terlihat sangat marah, seperti akan menerkam Yoon Sung. Dong Soo menekan bel dengan marah, bahkan dia juga menggedor pintu.

Karena mendengar pintu yang digedor, Yoon Sung turun dari lantai atas, namun sebelum membuka pintu, Yoon Sung melihat ponselnya terlebih dulu. Dia membaca nama orang yang memanggilnya. Tapi tidak langsung dia angkat, dia kemudian melihat siapa orang yang datang ke rumahnya, yang ternyata adalah Dong Soo, yang terlihat sangat marah.

Yoon Sung akhirnya membukakan pintu. Dengan marah, Dong Soo langsung mencengkram baju Yoon Sung dan mendorongnya ke dinding.

Yoon Sung yang tidak tahu apa-apa langsung marah juga, “apa yang kau lakukan?”


“apa kau manusia?” Yoon Sung masih belum menyadari kemarahan Dong Soo yang tiiba-tiba.”Da Jin.. apa yang akan kau lakukan dengan Da Jin ku?” sekali lagi Dong Soo mendorong Yoon Sung ke dinding.”aku mempercayaimu, aku percaya kata-kata mu kalau kau akan membuat Da Jin bahagia! Apa itu hanya karena rasa bersalah?”

Yoon Sung baru menyadari kalau Dong Soo sudah mengetahui semuanya.”aku tak sebodoh itu.”

Dong Soo pun bertanya berapa lama Yoon Sung berencana menyembunyikan semuanya.  Yoon Sung menjawab kalau dia tidak berenca menyembunyikan selamanya. 

“Jadi kapan?” teriak Dong Soo. “ketika Da Jin jatuh cinta denganmu? Ketika Da jin tak bisa hidup denganmu? Jika Da Jin tahu, apa yang akan terjadi padanya... bagaimana sakitnya dia.... apa kau pernah berpikir tentang itu?”

“aku tak akan menyakitiinya.” Jawab Yoon Sung. 
Dong Soo mengingatkan Yoon Sung, apa itu bisa terjadi, “kau tak bisa bertanggung jawab atas kata-katamu. Tapi kau buat Da Jin menyukaimu. Hentikan sekarang juga. “
“Jika seperti itu, aku tak akan memulainya.” Ucap Yoon Sung.
“jika kau tak berhenti, aku akan menjadi orang yang mencegahnya.” Ancam Dong Soo, kemudian dia melepaskan cengkramannya.

Sebelum pergi Dong Soo berpesan untuk jangan memberi tahu Da Jin semuanya, sampai Yoon Sung mati. Yoon Sung menangis menyadari apa yang sudah dia lakukan.


Da Jin menemani Ppo Song tidur, tapi dia sendiri tidak bisa tidur, dia teringat pada Ji Won yang memohon padanya untuk meninggalkan Yoon Sung. Karena itu dia terus terpikir pada Yoon Sung, diitambah lagi Yoon Sung tidak mengiriminya sms ataupun menelponnya. 


Ji Won pergi ke rumah Yoon Sung. Dia terus memanggil Yoon Sung namun Yoon Sung tidak membukakan pintu. Yoon Sunghanya terdiam merenung di dalam rumahnya. Sedangkan Dong Soo melampiaskan kekesalannya dengan menangkis bola baseball yang keluar otomatis. Dia terus teringat, bagaimana Da Jin menolak ciumannya sedangkan pada Yoon Sung, Da Jin tidak menolaknya. Sangking kesalnya, Dong Soo menghancurkan stick bassball-nya. 

Beralih pada Yoon Sung lagi yang masih terdiam di dalam rumahnya, dia terus teringat pada apa yang Dong Soo katakan padanya. Setelah mengacuhkan ponselnya, akhirnya Yoon Sung melihatnya dan membaca pesan dari Da Jin.

“kapten, apa yang kau lakukan? Apakah kau sibuk? Kau tidak pernah menjawab. Kapten, apakah kau tidur? Kau harus tidur.” 


Begitu banya sms dari Da Jin yang baru Yoon Sung baca, namun Yoon Sung tetap tidak menjawabnya. Padahal Da jin terus melihat ponselnya, menunggu balasan dari Yoon Sung sampai terkantuk-kantuk. Untuk mengobati rasa penasarannya pada Yoon Sung, Da Jin melihat-lihat foto Yoon Sung yang berhasil dia ambil saat di danau.

Paginya, Da Jin memotong foto Yoon Sung yang sudah dia cetak. Dia memperkecil foto Yoon Sung agar bisa dia letakkan di dompetnya. Dia begitu gembira pagi itu karena Yoon Sung menjemputnya untuk berangkat kerja bersama-sama. 


Yoon Sung kemudian membahas tentang sms Da Jin semalam. Da Jin pun mengatakan kalau dia ingin Yoon Sung mengiriminya sms apa yang dia lakukan, jika Yoon Sung tidur, Yoon Sung mengiriminya sms “aku tidur...”. Yoon Sung pun meminta maaf karena dia tidak membalas sms Da Jin. Da Jin pun tak mempermasalahkannya karena Yoon Sung datang menjemputnya pagi ini. Namun lain kali, Da Jin berharap Yoon Sung membalasnya. 

Sampai di bandara mereka bertemu dengan rombongan Joo Ri. Melihat kedekatakan Da Jin dan Yoon Sung, Joo Ri pun bertanya apa mereka punya hubungan? Dan Da Jin langsung menjawab kalau mereka berangkat bersama karena rumah mereka satu arah. 

Tak lama kemudian Dong Soo tiba, seperti biasa Joo Rii pun langsung mencari perhatiannya, namun sayang Dong Soo tidak sedikitpun melihat ke arahnya, Dong Soo hanya menyapa Da Jin bahkan pada Yoon Sung, dia hanya melihat dengan sinis.

Joo Rii yang memang memperhatikan Dong Soo dapat melihat kalau Dong Soo terlihat tak begitu baik [agi itu, matanya bengkak. Namun Dong Soo langsung menyangkal dan mengatakan kalau dia rasa Yoon Sung lah yang lebih terlihat tidak baik hari ini. Merasa tidak nyaman, Yoon Sung duluan pergi dan Da Jin mengikutinya. 

Karena Da Jin tak mau di tawari kopi oleh Dong Soo, Joo Rii dengan gaya sok manisnya langsung menawari kopi pada Dong Soo. namun dengan dingin Dong Soo mengatakan kalau dia sudah berhenti minum kopi. 

Di bagian menara pengawas, lagi-lagi Dong Soo di gisopin lagi oleh Park Young Suk, gara-gara terlalu fokus pada pekerjaannya. Tapi Dong Soo terlihat sangat lelah, sepertinya dia tidak tidur semalaman. 


Joo Ri memperingat Wan Joo dan Sa Rang  untuk memihak pada orang yang tepat yaitu dirinya. Joo Ri ingin dipromosikan sebagai manager kabin, untuk itu dia butuh dukungan semua pramugarinya. Setelah diancam oleh Joo Ri, Sa Rang dan Wan Joo tetap menemui Ji Won dan memberi semangat padanya. Mereka berdua tetap mendukung Ji Won. 

Karena masih penasaran pada keadaan Yoon Sung, Ji Won bertanya pada petugas bandara apa Yoon Song masuk hari ini. Petugas iitu lalu memberitahu kalau Yoon Sung akan ada di penerbangan yang sama dengan Ji Won. Ji Won meralat kalau yang ingin dia ketahui adalah dimana Yoon Sung sekarang. Tapi petugas itu tak tau persis Yoon Sung berada dimana.


Bukannya ketemu Yoon Sung, Ji Won malah bertemu dengan Mi Jo yang langsung mengingatkan Ji Won untuk melakukan janjinya segera karena dia paling benci menunggu. 

Ji Won sengaja menunggu Yoon Sung di ruang khusus untuk para pilot. Dan akhirnya orang yang dia tunggu nampak juga. Karena Ji Won ingin bicara, jadi Yoon Sung memberinya waktu sebentar. Pertama Ji Won mengatakan kalau seharusnya Yoon Sung mengangkat teleponnya, dan Yoon Sung menjawab kalau dia tidak melihatnya. Ji Won menebak kalau Yoon Sung kemarin pasti sudah bertemu dengan Dong Soo. 

Ji Won ingin Yoon Sung menghentikan Dong Soo atau yang lain untuk tidak menyebarkan tetang keterlibatan Yoon Sung dalam kecelakaan itu, agar Yoon Sung bisa hidup dengan baik. karena jika berita itu sampai menyebar, bukan hanya di Wings Air, Yoon Sung tiidak akan bisa bekerja untuk perusahaan penerbangan manapun.  Ji Won pun mengatakan kalau dia siap menerima tanggung jawab atas semua kesalahan dalam kecelakaan itu. 



Ternyata teman Da Jin, Min A dan Jae Soo, benar-benar saling jatuh cinta, bahkan Jae Soo memberikan sesuatu pada Min A untuk dia pakai saat di ruang kokpit. Saat bertemu dengan Da Jin, Min A  menunjukkan hadiah dari Jae Soo pada Da Jin tapi dia tidak memberi tahu Da Jin siapa pemberinya, Awalnya Min A mengatakan kalau benda itu tidak terlalu berguna, tapi Da Jin meralatnya, dengan mengatakan kalau orang yang memberi itu  sangat memperhatikan kesehatan kulit Min A. Tepat pada saat itu Yoon Sung masuk.


Beralih ke persiapan penerbangan. Saat Yoon Sung membacakan agenda penerbangan mereka, Ji Won terus melihat ke arah Da Jin. Di ruang Kokpit, Da Jin berusaha menjelaskan paada Yoon Sung kalau dia hanya menganggap Dong Soo hanya sebatas teman. Yoon Sung menjawab kalau Da Jin terus bersikap seperti itu kepada Dong Soo dan terus disampingnya, maka akan membuat Dong Soo menjadi lebih sulit. 

“aku tidak ingin Kapten dan Dong Soo menjadi tidak nyaman.” Ucap Da Jin. Namun Yoon Sung masih bersikap dingin dan menyuruh Da Jin untuk meminta izin keberangkatan.

Saat pesawat tinggal landas, Yoon Sung terus melihat ke arah Da Jin dan membuat Da Jin merasa Yoon Sung sedikit aneh hari ini. 



“kau melihatku dengan cara yang lebih dari biasanya.” Setelah berhenti sejenak, Da Jin melanjutkan kata-katanya, “kau sudah menyelesaikannya dengan benar kan?” Yoon Sung menoleh tak mengerti. 

“aku berbicara tentang manager Choi Ji Won. Aku hanya ingin tahu. Aku juga merasa seperti aku harus memastikan. Itu terus mengangguku entah bagaimana.” 

“apa kau percaya padaku?” tanya Yoon Sung.

“dapatkah ku percaya kau?” tanya Da Jin balik. Yoon Sung mengangguk dan disambut senyuman Da Jin, “aku akan percaya padamu.” 


Beralih ke kabin penumpang, dimana Joo Ri membantu pekerjaan Sa Rang. Namun Joo Ri langsung terkejut saat melihat penumpang yang akan dia layani. Joo Ri kembali ke ruang perlengkapan dan berusaha menahan emosinya. 

“Seorang pria yang mencuri uang ku dan lari, sekarang ada di pesawat ini!” ucap Joo Ri dengan kesal. Joo Ri pun membuat rencana balas dendam. 


Pramugari teman Joo Ri kemudian memulai aksi dengan memberikan sebuah surat pada  pria yang Joo Ri maksud, dengan gaya yang menggoda. Tentu saja pria iitu tidak menolak dan langsung mengikuti pramugari tersebut. 


Setelah pria itu masuk ke tempat perlengkapan, Joo Ri yang sudah menunggu disana langsung menghajarnya. Joo ri mengancam  pria itu mengembalikan uangnya berikut bunganya. 


Pria itu kembali ke tempat duduknya. Setelah itu dia mendapatkan pelayan yang ekstra dari teman-teman Joo Ri, dan semua itu mereka lakukan untuk membuat pacar pria itu cemburu berat. Tepat sasaran, wanita itu sangking keselnya sampai-sampai menggampar pria itu. 

Ji Won datang dan melihat pria itu sedang memukul-mukul kepalanya. Sehingga dia menghampirinya dan bertanya apa dia tidak enak badan? Mengira Ji Won adalah teman Joo Ri juga, pria itu langsung mengatakan tidak, dan itu membuat Ji Won heran. Sa Rang yang melihat itu langsung memberitahu Ji Won kebenarannya. 


Wan Joo memberikan beberapa obat pada teman Joo Ri, yang langsung dia masukkan ke dalam minuman. Minuman itu akan mereka berikan pada pria tadi. Tepat saat akan diberikan, Ji Won datang dan melihat minuman itu. Saat ditanya itu apa? Joo Ri menjawab kalau itu adalah secangkir minuman yang di pesan seorang penumpang. 

“apa minuman itu dapat diminum?” tanya Ji Won. 

“tentu saja” jawab Joo Ri.


Ji Won pun langsung mengambil minuman itu dari tangan Joo Ri dan meminumnya sampai habis. Setelah meminumnya, Ji Won berkata, “aku tak akan membiarkan tindakan merugikan penumpang karena perasaan pribadimu.”

Tak mau disalahkan Joo Ri pun menjawab, “ini bukan sesuatu yang manager harus katakan karena kau orang yang menyebabkan masalah karena perasaan pribadimu.”

Wan Joo menegur Joo Ri, kalau apa yang dia katakan sangatlah keterlaluan. 

“benar, aku berlari saat kecelakaan itu dan aku bersikap ceroboh karena perasaan pribadiku, itu sebabnya aku berharap kau tidak membuat kesalahan seperti ku. Karena itu kesalahan satu, kau bisa terluka sampai 7 tahun,” ucap Ji Won lalu pergi. 

Teman-teman Joo Ri semua merasa bersalah, karena yang Ji Won minum adalah obat sembelit, tapi Joo Ri tak sedikitpun merasa bersalah. Pesawat akhirnya mendarat, pacar dari pria tadi terus mengamuk dan tidak ingin di dekati pria itu. Dan saat akan keluar Ji Won memanggilnya.

“penumpang, apakah kau merasakan penerbangan yang nyaman?” pria itu tak menjawab, dia hanya memegangi pipinya, yang habis digampar Joo Ri dan pacarnya. “jika kau tak nyaman, aku sungguh-sungguh minta maaf.” 


Tapi melihat semua pramugari begitu baik pada pria itu, tambah membuat pacarnya kesal dan berniat akan langsung pulang ke Seol. Karena masih merasa bersalah, teman-teman Joo Ri bertanya keadaan Ji Won. Tapi Ji Won hanya melihat mereka bingung karena dia tidak merasakan efek apa-apa setelah meminum minuman tadi. 

Tepat pada saat itu Yoon Sung dan Da Jin keluar dari ruangan kokpit. Tanpa berkata apa-apa mereka berdua langsung pergi, hanya Da Jin yang berhenti sebentar dan melihat ke arah Ji Won dengan tatapan tidak senang. 


Saat sedang beres-beres, Sa Rang begitu mengkhawatirkan JI Won, setelah meminum minuman tadi. Namun Wan Jo menyuruhnya untuk tidak khawatir pada Ji Won, karena pil yang dia berikan pada teman Joo Ri bukanlah obat sembelit, melainkan vitamin. Sa Rang  lega mendengarnya. 


Sinopsis That Winter, The Wind Blows Episode 5 ( Bagian 2 )

Tuesday, February 26, 2013

0 comments
Sinopsis That Winter, The Wind Blows Episode 5 bagian 2 sebenarnya sudah selesai dari kemarin, tapi karena mati lampu terus dan sangat mengganggu sinyal modem saya, jadi harus diundur dan di posting hari ini. Untuk gambarnya akan menyusul nanti sore karena sekarang saya harus pergi ke tempat les, dan memberi pengajaran pada anak les saya.



Sinopsis That Winter, The Wind Blows Episode 5 ( Bagian 2 ) !!!


Paginya, Young dan Soo bermain di pantai, Young begitu terlihat sangat senang, dia berlari kesana kemari. Young mengingatkan Soo  tentang janji yang dibuatnya  semalam: "kapanpun aku memintamu tinggal disisiku, kau berjanji kapanpun akan melakukannya”.


Di rumah, Sekretaris Wang memainkan piano milik ibunya Young. Dia jadi teringat saat dia melihat Young kecil dan ibunya bermain piano bersama. Melihat kebersamaan ibu dan anak itu, sekretaris Wang terlihat cemburu.

Saat akan pulang, Young mengatakan keinginannya untuk bertemu dengan pria yang dia temui setahun lalu, pria yang mempunyai nama yang sama dengan Oh Soo, “semakin lama aku tinggal dengan oppa, anehnya aku semakin memikirkan pria itu.”


Oh Soo mengaku kalau dia tidak tahu dimana pria itu. Dia juga menyuruh Young untuk melupakan pria itu, karena dia bukan orang baik. Namun Young tetap menganggap pria itu baik, karena walaupun dia sedang terburu-buru, dia masih tetap tinggal untuk memberitahu Young kalau kakaknya mencintainya. 


“jika dia tak memberitahu itu padaku, sekarang aku mungkin tak merasa nyaman bertemu denganmu. Orang itu.. kau tak bisa mencarinya?”


Belum sempat mengatakan apa-apa, Soo mendapat telepon dari Jin Sung yang memintanya untuk segera kembali. Hee Sun yang ada disamping Jin Sung langsung merebut ponsel Jin Sung dan langsung marah pada Soo karena Soo melupakan peringatan kematian kakaknya dan memilih bersenang-senang bersama Young. Soo terkejut, sepertinya dia benar-benar lupa.

Dengan marah Hee Sun mengambil papan nama Hee Joo yang di tancapkan di bawah pohon dan langsung menghancurkannya. Ponsel Jin Sung belum dimatikan sehingga Soo bisa mendengar apa yang dilakukan Hee Sun. Soo benar-benar terlihat sedih, dia menahan air matanya. 

Hee Sun mengambil ponselnya lagi dan berkata pada Soo, “aku tak butuh nisan yang kau buat. Kau bajingan. Aku bersumpah, jika kau tak mati di tangan Moo Cheol, aku sendiri yang akan membunuhmu. Aku takkan pernah memaafkanmu karena ini.”


Soo terlihat terguncang, dia memang benar-benar lupa pada Hee Joo. Young bertanya pada Soo siapa yang menelpon, tapi Soo tidak menjawabnya, dia malah  langsung menelpon sekretaris Wang untuk menjemput Young. 

Young tak mengerti dengan Soo yang tiba-tiba berubah, dia terus berkata, "Kau berbeda dari yang sebelumnya, kau seperti orang asing. Kau  menjadi dingin. Apa ada yang salah? "

Karena Young terus berbicara membuat emosi Soo keluar dan berteriak menyuruh Young diam. Young terkejut dan langsung terdiam. 


Seperti yang diminta, sekretaris Wang benar-benar datang menjemput Young. Soo meminta maaf pada sekretaris Wang atas apa yang dia katakan tadi malam, tapi sekretaris Wang langsung menjawab kalau dia memang tidak ada hak untuk mengatur hidup mereka. 

Sekretaris Wang langsung memeriksa keadaan Young, dia senang Young tidak terluka. Tapi Young merasa tidak nyaman terus diperiksa seperti itu. Sekretaris Wang kemudian bertanya apa Young bersenang-senang dengan kakaknya? Young mengiyakannya dan mengatakan kalau mereka pergi ke pantai, minum bersama, naik motor bersama, dan semua itu mengingatkannya pada ibunya. 

Young : "disaat aku  memikirkan itu ..."

Sekretaris Wang: “kau pasti semakin membenciku."


Young mengiyakan, Sekretaris Wang kemudian mengatakan kalau pengacara Jang bilang kalau dia akan membawakan surat wasiatnya. Young kemudian mengatakan kalau ada yang selalu sekretaris Wang katakan saat berpura-pura mengkhawatirkannya,  “kau tak pernah tahu tentang tumor otak. Itu sebabnya aku sangat melindungimu. Kita tak pernah tahu apa yang akan terjadi.”

Sekretaris Wang mengingatkan yOung, kalau terjadi apa-apa pada Young, pasti semua hartanya akan jatuh ke tangan kakaknya, “kau tak perlu menulis wasiat.”

Young tersenyum, dan bertanya apa sekretaris Wang sebaik itu? “kau tahu aku tak menyukai Myung Ho, tapu kau malah mengenalkannya pada ayah agar kami bertunangan.”

“Myung Ho pria yang baik”

“Sudah kubilang aku tak menyukainya,” teriak Young. 

Sekretaris Wang kemudian bertanya, kalau Young tidak menyukainya, kenapa dia mempertahankan dirinya, dia menyuruh Young memecat dirinya dan mencari pegawai bayaran yang lain. 

“aku menjadi mata bagimu, aku menjalankan perusahaan untukmu. Aku menjagamu. Aku mengantarmu kemana-mana.”


“lalu kenapa aku bisa menjadi seperti ini?” teriak Young lagi. Sekretaris Wang benar-benar membuat Young emosi. 

“semua itu karena tumor otak, jangan mengira-ngira, kalau aku melakukan sesuatu padamu... itu hanya anggapan konyol.” Jelas sekretaris Wang. Dia juga sudah mengira kalau Young bakal mencampakkannya sebentar lagi, namun dia merasa itu tak masalah baginya. 

Meskipun ia mengklaim bahwa semua aset Young akan pergi ke Soo bahkan tanpa wasiat, muda melempar isu Myung-ho padanya, mengklaim bahwa ia memaksa keterlibatan dengan ayahnya bahkan ketika muda mengatakan bahwa dia tidak menyukainya. Karena itu sudah menjadi nasibnya setelah Young mendapatkan penjaga yang baru. Dia terus bicara tanpa perduli Young yang menahan emosinya dan hanya bisa menangis. Sekretaris wang juga berharap kalau kakak Young benar-benar orang yang baik.


Soo sudah berada di hutan, tempat dia membuat makan untuk Hee Joo, disana dia melihat nisan yang dia buat sudah hancur. Tepat pada saat itu, Moo Cheol muncul dengan melempar rangkaian bunga. Moo Cheolmengatakan kalau dia sengaja datang terlambat, karena dia pikir Soo akan datang lebih awal, tapi ternyata Soo juga terlambat datang. Tak ingin berdepat, Soo menyuruh Moo Cehol pergi. Tapi bukannya pergi, Moo Cheol malah duduk disampingnya. 


Moo Cheol mengatakan kalau dia merasa ada sesuatu yang mengganggunya di tempat itu. Karena kenapa hanya ada 1 makan, yang seharusnya ada 2 makam. “itulah kebenarannya, karena hee Joo sedang mengandung bayimu. Kau seharusnya menanam 2 pohon. 1 untuk Hee Joo. Dan 1 untuk bayimu yang tak pernah bisa melihat dunia.”

Sudah tak tahan dengan ocehan Moo Cheol, Soo langsung memukulnya, dengan marah Soo memukul Moo Cheol beberapa kali. 


Setelah memukuli Moo Cheol, Soo teringat saat dia menolak bayi yang dikandung Hee Joo. Soo menolaknya karena dia tak ingin anaknya nanti hanya akan menjadi orang seperti dia. Soo kemudian pergi dengan motornya meninggalkan Hee Joo sendiri. Dan Moo Cheol melihat semua kejadian itu. 

Beralih ke masa sekarang, dimana Moo Cheol sudah tidak tahan dipukuli Soo, diapun membalasnya. 


Kembali ke masa lalu dimana, Hee joo yang berusaha mengejar Soo dan Moo Cheol mengikuti Hee Joo dibelakangnya. Karena Hee joo tidak terlalu fokus pada keadaan jalanan, dia hanya fokus memanggil Soo, akibatnya dia tertabrak truk. Hee joo meninggal tepat dihadapan Soo dan Moo Cheol. 

Masa sekarang, Moo Cheol yang berhasil menyudutkan Soo ke pohon mengatakan kalau dia mencintai Hee Joo, tapi dulu Soo mengatakan kalau dia lebih mencintai Hee Joo. Jadi itu sebabnya Moo Cheol meminta Soo untuk menjaganya. 


“sudah kubilang Hee Joo adalah segalanya bagiku. Dia adalah wanita pertama dan terakhir bagiku. Aku sudah mencintainya jauh sebelum kau bertemu dengannya. Dan kau mencampakkanya karena dia hamil? Dia pikir kau akan senang kalau dia mengandung bayimu. Dia begitu bersemangat untuk memberitahumu. Tapi kau meninggalkannya?” 

Soo memberi alasan kalau saat itu dia masih sangat muda. Moo Cheol mengatakan kalau saat itu usia Soo sudah 19 tahun, jadi jangan membuat alasan. 

“jika kau katakan, kau takut punya bayi karena orang tuamu membuangmu... aku akan langsung membunuhmu disini. Kenapa? Karena waktu itu usia Hee Joo juga 19 tahun. Dan kau lebih buruk dari orang tuamu.”


Soo menangis, dia berkata kalau saat itu dia benar-benar tak tahu Hee Joo akan mati. Moo Cheol kemudian mengingatkan Soo kalau kata-kata Soo adalah segalanya untuk Hee Joo. Hee Joo bahkan meninggalkan orangtuanya demi Soo. 


Moo Cheol kemudian menunjukkan pada Soo sebuah pil yang akan dia berikan pada Soo sebagai hadiah terakhir. Dan pil itu sangat sulit didapat.  Pil itu tidak akan ditemukan saat proses otopsi. Pil itu bisa memberi efek serangan jantung dalam sekejap, cepat dan tepat. Moo Cheol melempar pil itu ke tanah.

“kau bisa meminumnya atau berikan pada adik palsumu, Young. Dari 2 pilihan yang kau miliki, aku yakin kau akan memilih membunuh adik palsumu. Kenapa? Karena kau adalah belatuung dalam tumpukan sampah.”


Moo Cheol pergi dan Soo langsung menangis menyesali semua yang dia lakukan. Sebelum pergi, Soo memperbaiki makan Hee Joo. 

Beralih pada Sekretaris Wang yang menolak untuk menandatangani wasiat Young yang ditunjukkan Pengacara Jang padanya.  Sekretaris Wang berusaha menyakinkan Pengacara Jang kalau dia tidak menginginkan uang Young. Pengacara Jang mengatakan kalau dia percaya pada sekretaris Wang. 


Sekretaris Wang kemudian menyebutkan kalau Young pergi ke pantai, dan Young  sangat menyukainya. Karena itu, dia meminta pengacara Jang kapan-kapan untuk membawa dia dan Young ke pantai. Diajak oleh sekretaris wang seperti itu membuat pengacara Jang salah tingkah, dia mengira sekretaris Jang mengajaknya berkencan. Pengacara Jang takut, kalau mediang presiden Oh tahu, dia akan marah. 

Tapi saat akan beranjak pergi, tiba-tiba Pengacara Jang berkata, “tapi, pantai barat mungkin lebih baik kan? Atau kau lebih suka pantai timur?” 

Melihat tingkah pengacara Jang membuat sekretaris Wang tertawa. Pengacara Jang kemudian mengatakan apapun yang terjadi, sekretaris Wang jangan merasa kesepian, “aku selalu ada disisimu..”


Sangking geroginya setelah mengatakan itu, Pengacara Jang sampai terjatuh saat akan pergi.  Dan itu membuat sekretaris Wang tertawa terbahak-bahak.


Saat Sekretaris Wang masuk, Young sedang membuat buku braille di  kamarnya.  Sekretaris Wang tampaknya terus  berusaha sangat keras untuk membuat  Young menyukainya, ia memberikan kamera yang Young minta pada pengacara Jang, Sekretaris Wang juga mengatakan kalau Young mempunyai hobi seperti ibunya. 


Walaupun Sekretaris Wang terus memperlakukan Young dengan baik, namun Young memperlakukannya dengan sebaliknya, Young bersikap dingin saat menolak untuk menggambil gambarnya bersama sekretaris Wang. Young tak ingin foto bersama sekretaris Wang. Sekretaris Wang lalu memberikan surat wasiat Young dari pengacara Jang. 


Saat sekretaris Wang akan pergi, Young memanggilnya. Young  ingin mencari Tuan Oh Soo, orang yang namanya sama dengan kakaknya.  Dan Young meminta bantuan Sekretaris Wang untuk mencarinya. Sekretaris Wang pun menyanggupinya.


Setelah sekretaris Wang pergi, Young merekam dirinya sendiri dan berkata...

“aku... karena takut oppa dan ibu tak mengenaliku saat aku  besar nanti...  dulu aku merekam diriku sendiri. Tapi sekarang, aku berpikir untuk meninggalkan ini sebagai hadiah untuk oppa bila aku mati. Kurasa tumor otaknya kambuh lagi. Sejak 2 bulan lalu, kepalaku sering sakit,” Young menutup matanya secara bergantian. “seluruh tubuhku bisa merasakannya. Aku bertanya-tanya apa aku harus pergi ke Rumah sakit. Tapi setelah menghabiskan waktu dengan oppa, kuputuskan untuk tak pergi. Aku tak mau dioperasi lagi. Aku tak mau mereka kembali membuka kepalaku, dan masuk ruang operasi yang dingin sendirian. Aku tak ingin orang-orangmengobrak-abrik kepalaku. Aku tak ingin menjalani kemotrapi yang tampak tak ada hasilnya dan menyakitkan. Dan kau akan pergi saat aku sedang menjalaninya. Aku tak mau. Jika aku masih punya waktu, aku ingin bersamamu seperti sekarang, bersenang-senang dan hidup bahagia.....”


Belum sempat menyudahi kata-katanya, kepala Young sakit lagi. Namun saat dia mendengar suara mobil Oh Soo. Young langsung tersenyum bahagia dan langsung ingin bertemu dengan Soo. 


Soo langsung masuk kekamar mandi dan membasahi tubuhnya yang masih berpakaian lengkap. Dia terus teringat kata-kata Moo Cheol yang mengatakan kalau Soo membunuh Young, mungkin butuh waktu untuk penyelidikan. Tapi Moo Cheol yakin Soo bisa mengatasinya. 

Young sudah berada di kamar Soo saat dia keluar dari kamar mandi. Young mengatakan dia datang untuk menuntut permintaan maaf dari Soo yang sudah membentaknya. Namun Soo sedang tidak ingin berbicara dengan Young. Diapun langsung menyuruh Young keluar dari kamarnya. 

Bukan Young kalau langsung pergi, dia terus meminta Soo meengatakan maaf padanya, kalau tidak Soo harus mengatakan alasa kenapa sikapnya jadi berubah. Young kemudian  menunjukkan luka ditangannya, tapi Soo tidak perduli, dia malah menyuruh Young pergi kekamarnya dan memberi obat pada lukanya. Karena Soo benar-benar tidak perduli lagi padanya, Young langsung keluar dengan membanting pintu. 

Soo benar-benar merasa kesal dan tak tahu harus berbuat apa. Setelah berfikir sejenak, Soo langsung keluar kamarnya untuk mengejar Young. Tapi ternyata Young tidak pergi kekamarnya, Young masih menunggu Soo di depan kamar Soo. 

“kenapa? Kau mau ke kamarku minta maaf? Maafmu kutrima...” ucap Young dan masuk kekamar Soo lagi.


Soo menyuruh Young duduk. Saat Young bertanya setelah Soo marah padanya, dia pergi kemana? Soo malah terfokus melihat pil pemberian Moo Cheol. Young terus bertanya kenapa sikap Oh Soo berubah aneh padanya.  Soo pun akhirnya mengatakan kalau dia pergi ke makam Hee Joo dan kemarin adalah hari kematiannya. 
“aku lupa.. jadi aku pergi ke makamnya.. “ 

Mendengar itu Young berjalan mendekati Soo dengan menyusuri meja dan menyenggol pil pemberian Moo Cheol hingga jatuh ke lantai. Young menyenderkan kepala Soo ke tubuhnya untuk menghiburnya. 

“aku... tak tahu bagaimana cara menghibur....” ucap Young.


Dan Soo pun menyuruh Young kembali ke tempat duduknya lagi. Young menyesal karena tidak bisa menghibur Soo. Saat akan kembali ke kursinya, Young menendang botol pil itu.  Young dapat merasakannya dan langsung mencari benda yang dia tendang. Saat Young bertanya itu apa pada Soo, Soo menjawab kalau itu adalah jimat.

Soo berkata “temanku bersusah payah mendapatkan pil itu. Jika kau meminumnya saat kau ingin mati, kau takkan merasa sakit, menderita atau putus asa. Dia bilang, saat itu juga kau akan merasa sangat damai”

“kalau begitu, ini... berikan padaku?” pinta Young.


“haruskah? Haruskah aku memberikannya padamu?”

“Oh”

Young malah meminta pil itu sendiri pada Soo. ooooooh.... apa yang akan terjadi selanjutnya..... kelanjutanya akan kita simak nanti malam....

 

Posts Comments

©2006-2010 ·TNB