Sinopsis Yes Captain Episode 14 ( Bagian 2 )

Monday, February 11, 2013

Sinopsis Yes Captain episode 14 akhirnya bisa dirampungkan juga, walau belum sempurna. Maaf kalau sangat terlambat, semuanya karena faktor hati, kalau lagi gak mood, aku jadi males banget buka laptop wat nulis, tapi karena semua masalahnya sekarang dah selesai, semoga bisa menulis sinop seperti dulu lagi, bisa update...


Sinopsis Yes Captain Episode 14 ( Bagian 2 )

Dong Soo sedang bersama Ppo Song, Dong Soo sibuk browsing-browsing tentang rumah dan pesawat untuk Ppo Soo. Sedangkan Ppo Soo bermain rumah-rumahan. Namun Ppo Song terlihat tidak sehat, wajahnya pucat. 
Ppo Song memanggil-manggil Dong Soo, tapi Dong Soo masih asik dengan leptopnya, sampai saat dia menoleh ke arah Ppo Song,  gadis kecil itu sudah tak sadarkan diri.
Dong Soo langsung membawa Ppo Song ke rumah sakit. Setelah Ppo Song mendapatkan perawatan.
Dong Soo keluar untuk menelpon Da Jin. Awalnya Dong Song ingin memberitahu Da Jin tentang keadaan Ppo Song, namun dia mengurungkannya dan hanya mengatakan pada Da Jin kalau Ppo Song merindukan Da Jin.  Dong Soo juga berbohong saat Da Jin meminta berbicara dengan Ppo Song, Dong Soo mengatakan kalah Ppo Song sedang dikamar mandi. Dong Soo hanya berpesan untuk hati-hati dalam perjalanan pulang, karena Ppo Song menunggunya. 

Setelah menutup telepon, dengan wajah sedih, Dong Soo mengatakan kalau dia juga menunggu Da Jin. 
Dal Ho membaringkan Ppo Song ke tempat tidurnya. Dal Ho berterima kasih pada Dong Soo, karena kalau tidak ada dirinya, semuanya akan menjadi masalah. 
 “anak ini... bertahan dengan sangat baik sampai sekarang,” ucap Dal Ho.
“ini trombositopenia,” jawab Dong Soo. Dal Ho, menjelaskan kalau Ppo Song akan mimisan dan mudah memar dari sekarang.  Dong Soo menambahkan, “dia begitu kecil dan menyedihkan,”

Ppo Song yang tidak tidur, berkata dengan lemah, “Oppa 300 won, aku baik-baik saja, Ppo Song tidak menyedihkan. Karena aku punya unnie, ahjussi, bibi, Pinguin Ahjussi dan Oppa 300 won. Aku sama sekali tidak menyedihkan.”
Menahan tangis, Dong Soo meralat kata-katanya, “benar, siapa bilang Ppo Song menyedihkan? Jika ada teman TK mu mengganggu, katakan padaku. Aku akan membelamu.”

“tapi, tak ada satupun anak yang menggangguku kecuali Kang Gi.”

Dong Soo mengerti, dan mengatakan kalau dia akan bicara dengan Kang Gi, agar tidak mengganggu Ppo Song lagi. Ppo Song juga berjanji pada Dong Soo, kalau ada orang yang mengganggu Dong Soo, ppo Song akan membelanya. Mendengar itu Dong Soo tak bisa berkata-kata lagi.
Dong Soo dan Dal Ho berbicara berdua di luar kamar ppo Song. Dong Soo membahas tentang peristiwa meninggalnya ibu Da Jin. Dia bertanya pada Dal Ho bagaimana kejadiannya, bagaimana Manajer Choi bisa terlibat. Namun Dal Ho tidak ingin membahasnya, karena itu sangat menyakitkan. Mereka berdua sangat prihatin pada Ppo Song dan Da Jin.

Tapi akhirnya, Dal Ho mengatakan kalau pada saat itu, kecelakaan di pesawat karena turbulensi. Karena Ji Won masih baru, jadi dia bingung apa yang harus dilakukannya,  Itulah alasannya, karena dia bertindak lambat. 
Mendengar kata turbulensi, Dong Soo terkejut. Dal Ho mengiyakan, namun dia tidak tahu bagaimana detail kejadian tersebut. 

“bukankah ada cara untuk menghindarinya dengan mengubah arah atau cara lain? “ tanya Dong Soo.
“ya, pilot pesawat adalah ayah Da jin,” Dong Soo tambah terkejut mendengarnya, Dal Ho menambahkan kalau ayah Da Jin, tidak memeilih keselamatan keluarganya, namun dia lebih memilih menyelamatkan 300 penumpang, karena mereka semua adalah keluarga baginya. 

“aku fikir keputusannya salah, tapi seiring waktu berlalu, aku mengerti sekarang. Ia pasti mengabaikan hatinya. Ia memilih mengabaikan perasaan hatinya untuk  300 penumpang,”
Yoon Sung dan Da Jin sampai di depan rumah Da Jin. Da Jin terlihat sangat bahagia, sampai-sampai dia tidak mau masuk ke rumah. Yoon Sung pun menyuruhnya masuk dan memberitahu Da Jin kalau Ppo Song sedang menunggunya. 
Da Jin pun masuk ke rumah dan bertemu dengan Dal Ho, Saat Da Jin menanyakan keberadaan ppo Song, Dal Ho menjawab kalau Ppo Song sedang dikamar bersama Dong Soo.

“Ppo Song mengatakan kalau dia pusing, jadi kami membawanya ke rumah sakit. Aku tidak ada di rumah karena masih bekerja, jadi Dong Soo yang membawanya,” belum sempat Dal Ho menyudahi kata-katanya, Da Jin langsung berlari ke kamar Ppo Song untuk melihat keadaan adiknya. 
Dengan panik Da Jin langsung naik ke tempat tidur Ppo Song, dia bertanya pada Dong Soo, apa yang dikatakan rumah sakit? Apa Ppo Song baik-baik saja? Apa ppo Song minum obat?

“mereka bilang baik-baik saja, mereka juga memberinya obat,” jawab Dong Soo.

“Ppo Song, aku benar-benar minta maaf,” Da Jin beralih ke Dong Soo,”terima kasih.”
Dong Soo menyuruh Da Jin istirahat, saat dia akan pergi, sekali lagi Da Jin berterima kasih pada Dong Soo.
“kata itu tak perlu antara teman.... beristirahatlah... “ kata Dong Soo.
Di rumahnya, Dong Soo terus terfikir oleh kata-kata Dal Ho yang mengatakan kalau pesawat yang ditumpangi ibunya Da Jin sebenarnya mengalami turbulensi. 

Setelah itu dia juga teringat, kalau Yoon Sung selalu mengatakan padanya, kalau dia mempunyai hutang pada Da Jin. Dong Soo kemudian menghubungkannya pada kecelakaan itu. Namun dia langsung menepisnya, karena dia berfiikir itu tidak akan mungkin.
Jong Il membawa kakeknya ke bandara, mereka bertemu dengan Da Jin. Jong Il mengatakan kalau Yoon Sung sudah memberikan padanya tiket pesawat ke pulau Jeju, yang ternyata itu juga adalah pesawat yang akan dikemudikan oleh Yoon Sung dan Da Jin.
Da Jin pun berjanji akan membawa mereka dengan aman sampai tujuan.
Di dalam pesawat, kakek Jong Il benar-benar tidak bisa tenang, dia gelisah, itu adalah kali pertama dia naik pesawat. Kakek mengatakan pada Jong Il kalau jantungnya seperti akan meledak. Mendengar itu Jong Il meminta kakek untuk tidak membiicarakan tentang kematian. 

Ji Won melihat mereka, dan dia langsung menghampiri Jong Il dan kakeknya. Kakek mengungkapkan pada Ji Won, kalau ini adalah perjalanan pesawatnya yang pertama, jantungnya berdegup kencang dan dia merasa tidak baik. Ji Won pun menawarkan untuk membawakannya beberapa obat anti mual untuk kakek. Namun kakek tetap merasa tidak tenang. Kakek mengeluh, bagaimana nanti dia bisa berada di pesawat yang dikemudikan oleh Jong Il.

Ji Won menambahkan kalau pesawat transportasi paling aman, jadi kakek tidak perlu khawatir.”selain itu, jangan khawatir karena pesawat yang cucu anda kemudikan akan lebih aman”.

Mendengar kata-kata Ji Won, kakek sedikit merasa tenang.
Di kokpit pilot, Da Jin meminta izin melandas pada petugas menara pengawas yang tak lain adalah Dong Soo.
Akhirnya pesawat bisa lepas landas dengan aman, dan kakek pun sudah tenang. Dia terlihat begitu senang melihat keluar jendela, dia melihat awan.
Ji Won menawari kakek apakah kakek ingin minum sesuatu, kakek pun mengatakan kalau dia ingin kopi yang agak pekat. Medengar permintaan kakeknya, Jong Il menegur kakeknya dengan mengatakan kalau ini bukan kafe. 
Dengan ramah, Ji Won mengatakan kalau dia akan membawakan kakek kopi instan.  Kakek juga mengeluh lapar, dia bertanya apa ada sesuatu yang bisa dia makan. Ji Won menjawab kalau makan tidak diberikan pada penerbangan “incheon –Jeju”, tapi dia bisa memberikan pada kakek beberapa makanan  ringan. Kakek pun menerimanya, namun dia minta diberikan dua, karena kalau satu, terlalu sedikit untuknya. 

“wajah dan hatimu sangat cantik. Kau pasangan yang cocok untuk cucuku,” puji Kakek pada Ji Won.

Mendengar itu Ji Won melihat ke arah Jong Il, memang dasar playboy, Jong Il pun mengedipkan matanya pada Ji Won. LOL
Kembali ke kokpit pilot, Da Jin bertanya pada Yoon Sung kenapa dia berbuat baik sendiri? “aku ingin melakukan sesuatu juga untuk Jong Il,”

“Lakukan itu hanya untukku,” ucap Yoon Sung. 

Da Jin tersenyum senang. Dia pun bertanya, apa permintaan Yoon Sung saat malam bulan purnama itu? Tidak menjawab Yoon Sung malah balik tanya. 
“aku memohon pada bulan kalau aku sangat bersyukur.” Jawab Da Jin.
Yoon Sung mengulangi pertanyaannya lagi, bagaimana dengan permintaan Da Jin? 
“hmmmm..... aku bersyukur karena aku bertemu kapten yang mengagumkan... aku bersyukur...bersyukur dan bersyukur. Aku berharap akan ada kejadian lagi yang membuatku bisa bersyukur.” 

“apa kau hanya bersyukur?” tanya Yoon Sung lagi.

“Aku juga memohon cinta. “ ucap Da Jin yang langsung membuat Yoon Sung menoleh dan terkejut. “aku berdoa pada bulan, kalau aku bersyukur bisa mencintai seseorang.”

“kau benar-benar mengaku seperti bom nuklir,” 

Da Jin pun bertanya lagi, apa yang Yoon Sung pinta. Sedikit ragu menjawab, Yoon Sung berkata, “hanya... aku berharap untuk memenangkan batu skipping.”

“apa itu?” tanya Da Jin tak mengerti. Yoon Sung hanya terdiam, dan Da Jin terus menunggu jawaban Yoon Sung sampe-sampe dia manyun.
Melihat Da Jin yang manyun, Yoon Sung tersenyum, “aku memohon ke bulan untuk mengizinkan ku bisa melihat ekspresi itu selamanya”

Mendengar ucapan Yoon Sung, Da Jin tersenyum senang. 
Joo Ri berada di kelas bisnis, dia memperhatikan semua penumpang. Melihat ada penumpang yang duduk sendirian, Joo Ri lalu bermanis-manis padanya. Joo Ri juga menunjukkan name tag nya, sampai akhirnya penumpang itu memberikan kartu namanya pada Joo Ri. 
Joo Ri begitu senang, namun senyumnya pudar saat Ji Won mendatanginya.
Ji Won mengajak Joo Ri masuk ke ruang perlengkapan, disana dia menegur Joo Ri yang pernah mengatakan kalau layanan hanya untuk satu orang itu tidak adil. Joo Ri mati kutu, dia tidak bisa berkata  apa-apa lagi.
Namun setelah Ji Won pergi, dia mengungkapkan kekesalannya pada teman-temannya. Teman-temannya menghibur Joo Ri, dengan mengatakan kalau Joo Ri harus menjadi manager agar tidak berada di bawah Ji Won terus. Tepat pada saat itu Ji Won masuk lagi, dengan ekspresi yang masih tidak senang dengan Ji Won, Joo Ri dkk meninggalkan Ji Won sendirian.
Akhirnya, pesawat mendarat dengan selamat. Kakek dan Jong Il berterima kasih pada Yoon Sung karena sudah menerbangkan pesawat dengan baik sehingga membuat dia merasa nyaman. 
Kakek memberikan pada Da Jin sebuah bingkisan. Kemudian dia memegang tangan Yoon Sung, dan berterima kasih padanya, karena berkat Yoon Sung, kakek bisa merasakan berada di pesawat bersama Jong Il. Kakek mengatakan kalau Jong Il harus segera menjadi pilot, karena dia khawatir, dia tidak bisa menaiki pesawat yang dikemudikan Jong Il.

“jangan khawatir, aku yakin akan menjadi pilot lebih baik dari Pilot Kim Yoon Sung. Benarkan, Co-Pilot Han?” ucap Jong Il.
“aku tak yakin, aku tak tahu,” jawab Da Jin. Jong Il kemudian memberikan bola miliknya pada Da Jin. 

“ini pesona keberuntunganku. Kalau kau membawa ini, kau akan beruntung. Berkat benda ini aku bisa bertemu dengan Noona,” Da Jin berterima kasih. “aku akan segera mengambil ini, saat itu ayo terbang bersama.” Ajak Jong Il. Beralih pada Yoon Sung, “mengingat baik usia maupun penampilan, aku akan menjadi lebih baik dari dia, kenapa kau tidak pindah ke pesawat baru?” tanya Jong Il pada Da Jin. 

Da jin menjawab kalau dia suka pesawat ini, “pastikan datang lagi untuk mendapatkannya.”
“roger!” jawab Jong Il. Diapun memberi hormat pada Yoon Sung, “terima kasih sudah mewujudkan keinginan kakekku.”
Yoon Sung mengatakan kalau dia tidak yakin, kalau Jong Il akan bisa menjadi pilot, “tetapi, ketika kau disini, kau harus menjadi pilot yang lebih baik dariku.”
Jong Il menjawab kalau dia akan bertemu lagi dengan Yoon Sung di kokpit. Setelah Jong Il dan kakeknya pergi, Yoon Sung dan Da Jin terlihat bahagia, sementara Ji Won melihat dengan tatapan sedih pada mereka. 
Kembali ke Wings Air. Dimana Da Jin langsung disambut oleh Min-A dan Jae Soo. Mereka mengeluh karena Da Jin sudah lama tidak bergabung dengan mereka. Da Jin beralasan kalau dia sedang sibuk. Yoon Sung yang mendengarnya hanya tersenyum. 
Da Jin menunjukkan oleh-oleh dari kakek yang ternyata isinya adalah kentang dan ubi jalar. Da Jin menjelaskan kalau ubi itu merupakan keinginan seseorang dan perasaan hati. Da Jin pun menawarkannya pada kedua sahabatnya itu.

Min A mengatakan kalau selama pergi, Da Jin berubah menjadi lebih dewasa. Jae Soo mangajak Da Jin makan di restoran, Da Jin pun setuju, dan dengan kompak, Jae Soo dan Min A mengatakan kalau Da Jin lah yang harus membayarnya. 

Setelah kedua sahabatnya itu pergi, Da Jin meminta izin kepada Yoon Sung untuk bersama dengan sabahat-sahabatnya itu. Yoon Sung pun mengangguk mengizinkan.

Di kantornya, Mi Jo menunggu kedatangan Ji Won, setelah menunggu tak terlalu lama, Ji Won pun datang. 
Tanpa basa basi Mi Joo langsung bertanya apa Ji Won masih mempunyai hubungan khusus dengan Yoon Sung. Ji Won menjawab kalau mereka hanya sebatas rekan kerja. 
Mi Joo kemudian menunjukkan pada Ji Won tentang dokumen yang menunjukkan kalau pada kecelakaan itu, Yoon Sung lah yang menjadi Co-Pilotnya. Ji Won terkejut melihatnya.  Dengan itu Mi Joo memberitahu  Ji Won, kalau sampai berita itu menyebar, baik Ji Won dan Yoon Sung akan hancur. 

Ji Won megatakan kalau dia siap keluar dari Wings Air, asal Mi Joo bisa menyelamatkan Yoon Sung dari semua itu. Namun Mi Joo masih tidak mengiyakannya.

“ibu pernah mengatakan kalau ia satu-satunya untuk mu”
“jadi?”
“kesalahan Kapten Kim Yoon Sung, aku akan menanggung semuanya, jadi tolong lindungi dia,” ucap Ji Won sambil meneteskan air mata.

Mi Joo pun mengatakan kalau dia akan mencobanya, tapi “kau juga harus melindungi Kapten Kim Yoon Sung dengan baik juga, meskipun kau harus putus.”

(hmmmmm.... Mi Joo masih mengira kalau Yoon Sung dan Ji Won bersama, padahal Yoon Sung sekarang sedang bahagia-bahagianya dengan Da Jin. Kasian dua wanita ini, memperebutkan pria yang tidak mencintai mereka)
Ji Won keluar ruangan Mi Joo dengan sempoyongan. Dari lantai atas, dia melihat Yoon Sung. Ji Won ingin menemuinya, namun langkahnya terhenti saat dia melihat Da Jin datang. 
Da Jin menemui Yoon Sung untuk memberitahunya, kalau dia akan makan daging bersama teman-temannya. Melihat Yoon Sung dan Da Jin yang terlihat begitu bahagia, membuat Ji Won makin teriris. 
Da Jin sudah bersama teman-temannya, mereka makan bersama. Min A memutuskan makan sedikit karena dia sedang berdiet. Jae Soo malah menambahkan makanan di mangkuk Min A dan mengatakan kalau itu rendah lemak, sehingga Min A tidak usah takut gemuk. Sedikit ragu, namun pasti Min A mengambil sumpitnya lagi dan berniat makan daging pemberian Jae Soo.

Melihat tingkah kedua sahabatnya itu, Da Jin menebak kalau mereka berdua ada hubungan special. Namun dengan cepat Min A membantahnya. Dia malah mengubah topik pembicaraan, dia mengatakan kalau dia dengar Da Jin mempunyai banyak skandal. Da Jin tak mengerti.

Min A menjelaskan, kalau Da Jin kabarnya sudah melakukan skandal bersama Kontroler Kang Dong Soo dan Kapten Kim Yoon Sung. “aku dengar kau berpindah hati.”
Mendengar itu, Da Jin jadi tersedak. Da Jin mengatakan kalau semua itu tak masuk akal. Penasaran apa yang sebenarnya terjadi, Min A mendesak Da jin untuk bercerita. Tetap tak ingin mengatakan yang sebenarnya, Da Jin menyuruh Min A makan saja. 
Namun Min A dan Jae Soo malah menatap curiga pada Da Jin, yang membuat Da Jin jadi salah tingkah. 
Di rumahnya, Dong Soo terus memikirkan sesuatu dan kemudian  dia langsung pergi begitu saja. 
 Da Jin berjalan pulang, tepat saat menaiki tangga yang menuju ke rumahnya, di atas Da Jin bertemu dengan  Yoon Sung yang kedinginan menunggu DA Jin pulang. (ekspresi kedinginannya Yoon Sung lucu....)
Da Jin tak menyangka Yoon Sung menungguinya pulang. Yoon Sung menjawab kalau dia sudah bilang, agar DA Jin tidak berkeliaran malam-malam. Tanpa bertanya lagi, Yoon Sung langsung menarik Da jIn pergi. 
Yoon Sung mengajak Da Jin makan mie. Mereka terlihat begitu bahagia. 
Saat perjalanan pulang, Yoon Sung bertanya apa Da Jin tidak senang karena Da Jin sudah makan malam sampai 2 kali? Da Jin menjawab kalau dia malah menyukainya. Yoon Sung pun langsung mengajak Da Jin untuk makan malam dua kali besok malam. 

Sampai di depan rumah Yoon Sung, Da Jin mengatakan kalau hari ini, dia yang akan mengantar  Yoon Sung pulang. Yoon Sung mengerti, dia pun masuk ke rumahnya. 
Saat akan berlari pulang, langkah Da Jin terhenti dengan adanya Ji Won yang sepertinya juga sedang menunggunya. Ji Won meminta waktu bicara sebentar pada Da Jin. 

“tolong kembalikan sunbae kembali padaku”
“apa Kapten itu benda?” tanya Da Jin tak mengerti dengan pemikiran Ji Won.
“aku tahu kalau aku orang tak tahu malu. Aku juga tahu kalau aku tak layak untuk bahagia. Aku senang dihukum selamanya. Tolong biarkan dia tinggal denganku. Jangan membawanya pergi dariku.”

Tersenyum meremehkan, Da Jin berkata kalau dia tidak pernah membawa Yoon Sung pergi, “tapi aku tak mau mengembalikannya.”
Ji Won langsung berlutut, “aku sendirian di dunia ini. Bahkan kalau aku kahilangan segalanya. Aku hanya ingin sunbae. Kalian berdua tidak akan pernah bisa bersama dengan bahagia.”
“kami pasti bisa” ucap Da Jin yang kemudian langsung pergi meninggalkan Ji Won yang masih berlutut. Ponsel Ji Won berdering, dia mendappat sms dari seseorang. 
Ternyata orang yang sms Ji Won tadi adalah Dong Soo yang meminta untuk bertemu dengan nya. Dong Soo melihat Ji Won dengan ekspresi marah, sedangkan Ji Won tak berani mengangkat kepalanya untuk melihat Dong Soo. 

“kau benar-benar jahat. Pesawat dimana orang tua Da Jin berada, apa Yoon Sung juga akada disana?”
Ji Won menjawab tidak. Namun Dong Soo segera berdiri untuk pergi, namun Ji Won menghalanginya. Dia berusaha menyakinkan Dong Soo kalau dia mengatakan tidak. Dengan semua yang terjadi dan semua yang dia ketahui, Dong Soo dapat menebak kalau Yoon Sung benar-benar ada di pesawat itu. Ji Won memohon pada Dong Soo untuk tidak melakukan apa-apa pada Yoon Sung. 
Dong Soo marah besar, dia berkata kalau Da Jin dan Ppo Song bukanlah orang yang pantas dihukum, dia menyalahkan Ji Won dan Yoon Sung yang mucul di kehidupan Da Jin tanpa rasa salah sedikitpun. Dong Soo tidak bisa memaafkan mereka berdua. 
Dong Soo dengan kesal langsung pergi dengan mobilnya. Dengan langkah gontai, Ji Won menuju mobilnya. Dia baru menyadari sesuatu dan langsung mencari ponselnya. Dia dengan capat menghubungi Yoon Sung, namun tidak diangkat oleh Yoon Sung. 
Dirumahnya, Yoon Sung memang tidak sedang memegang ponselnya. Ternyata Dong Soo pergi ke rumah Yoon Sung. Dia terlihat sangat marah, seperti akan menerkam Yoon Sung. Dong Soo menekan bel dengan marah, bahkan dia juga menggedor pintu.
Karena mendengar pintu yang digedor, Yoon Sung turun dari lantai atas, namun sebelum membuka pintu, Yoon Sung melihat ponselnya terlebih dulu. Dia membaca nama orang yang memanggilnya. Tapi tidak langsung dia angkat, dia kemudian melihat siapa orang yang datang ke rumahnya, yang ternyata adalah Dong Soo, yang terlihat sangat marah.
Yoon Sung akhirnya membukakan pintu. Dengan marah, Dong Soo langsung mencengkram baju Yoon Sung dan mendorongnya ke dinding.
Yoon Sung yang tidak tahu apa-apa langsung marah juga, “apa yang kau lakukan?”
“apa kau manusia?” Yoon Sung masih belum menyadari kemarahan Dong Soo yang tiiba-tiba.”Da Jin.. apa yang akan kau lakukan dengan Da Jin ku?” sekali lagi Dong Soo mendorong Yoon Sung ke dinding.”aku mempercayaimu, aku percaya kata-kata mu kalau kau akan membuat Da Jin bahagia! Apa itu hanya karena rasa bersalah?”

Yoon Sung baru menyadari kalau Dong Soo sudah mengetahui semuanya.”aku tak sebodoh itu.”

Dong Soo pun bertanya berapa lama Yoon Sung berencana menyembunyikan semuanya.  Yoon Sung menjawab kalau dia tidak berenca menyembunyikan selamanya. 

“Jadi kapan?” teriak Dong Soo. “ketika Da Jin jatuh cinta denganmu? Ketika Da jin tak bisa hidup denganmu? Jika Da Jin tahu, apa yang akan terjadi padanya... bagaimana sakitnya dia.... apa kau pernah berpikir tentang itu?”

“aku tak akan menyakitiinya.” Jawab Yoon Sung. 
Dong Soo mengingatkan Yoon Sung, apa itu bisa terjadi, “kau tak bisa bertanggung jawab atas kata-katamu. Tapi kau buat Da Jin menyukaimu. Hentikan sekarang juga. “
“Jika seperti itu, aku tak akan memulainya.” Ucap Yoon Sung.
“jika kau tak berhenti, aku akan menjadi orang yang mencegahnya.” Ancam Dong Soo, kemudian dia melepaskan cengkramannya.
Sebelum pergi Dong Soo berpesan untuk jangan memberi tahu Da Jin semuanya, sampai Yoon Sung mati. Yoon Sung menangis menyadari apa yang sudah dia lakukan.


Bersambung  Yes Captain Episode 15 (  bagian  1 )





0 comments:

Post a Comment

 

Posts Comments

©2006-2010 ·TNB