Sinopsis Arang and The Magistrate Episode 20 ( Bagian 1 )

Sunday, October 21, 2012

Arang and The Magistrate akhirnya mencapai episode terakhirnya, pada tanggal 18 Oktober 2012. Terakhir diepisode 19 sungguh menegangkan, karena Mu-yeon berlari mendekati Arang. Apa yang terjadi, apakah Arang akan membiarkan tubuhnya dimasuki Mu-yeon, dan bagaimana dengan ibunya Eun-oh. Penasaran??? Mari kita simak sinopsis episode 20 yang sudah saya tulis ini.
Penayangan Arang and The Magistrate episode terakhir ini mendapat rating nationwide 13.8 % dan di Seol mendapat rating 16.5 %, data ini diperoleh dari TNmS Media Korea, sedangkan dari AGB Nielsen episode 20 ini mendapat rating nationwide 12.4 % dan di Seol mendapat rating 13.8 %.

Sinopsis Arang and The Magistrate Episode 20!!!

Mu-yeon keluar dari tubuh ibu Eun-oh dan langsung berlari menuju Arang. Melihat Mu-yeon mengarah padanya, Arang menjerit, “TIDAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAK!!!
Karena Arang menolak, Mu-yeon pun tidak bisa memasuki tubuh Arang, seperti yang sudah Mu-yeon katakan, kalau dia tidak akan bisa masuk ke dalam tubuh Arang kalau Arang tidak mengizinkannya.
Mu-young langsung menangkap Mu-yeon, Mu-yeon langsung berjuang untuk membebaskan diri dan memohon Mu-young untuk membantunya. Mu-young mengatakan dengan ekspresi sedih, "Aku minta maaf telah meninggalkan kau sehingga menderita begitu lama." 
Mu-yeon menggeleng panik, terutama karena ia menambahkan, "Mari kita pergi bersama-sama."
Mu-young menarik Mu-yeon dan berkata, "Mari kita memutuskan hubungan kita sekarang." Mu-young lalu menusuk punggung Mu-yeon dengan belati dari kaisar langit, dan tubuhnya pun langsung lenyap menjadi asap.
Setelah Mu-yeon menghilang, Mu-young menusukkan belati itu ke perutnya sendiri, dan diapun hilang. 
Arang teringat percakapan ketika dia bertanya apa alat yang bisa membuat dia mati. Mu-young menjawab, "Kami tidak mati. Kami hanya menghilang. "
Kemudian Mu-young berubah menjadi asap juga.
Joo-wal datang untuk menyaksikan apa yang kejadian. Eun-oh terisak-isak memegang tubuh lemas ibunya, dan tusuk konde sudah hilang dari dada ibunya.
Ibunya belum mati, dan Eun-soo menggendong ibunya dan memohon ibunya untuk bertahan sedikit lebih lama. Dengan suara lemah, ibunya meminta untuk diturunkan. Eun-oh menangis, "Maafkan aku."
Tapi ibunya terlihat lebih damai dan mengatakan kepadanya, "Terima kasih."
Ibu melihat ke Arang dan memberinya sebuah anggukan (seperti tanda kalau ibu Eun-oh merestui Arang bersama Eun-oh). Setelah itu, Ibu menutup matanya dan meninggal.

Joo-wal berjalan pulang dengan kaku, dan mengatakan, "Dia sudah mati. Apa yang harus aku lakukan sekarang”
Sebuah ingatan kembali mengingatakan Joo-wal: Dia melihat dirinya membawa tubuh Seo-rim yang sudah mati dan melemparnya dari tebing. Ini kenyataan yang cukup mengerikan, dan menghancurkan hati Joo-wal lagi.
Dia gemetar dan berkata, "Sampai seperti itu, aku melempar tubuhmu, tapi aku tidak tahu apa-apa, katakan padaku, apakah aku masih patut di maafkan, tapi aku benar-benar tidak tahu. Berapa banyak lebih kenangan yang akan kembali padaku? Aku takut. Bagaimana aku hidup? "

(kasian Joo-wal..... untuk sekarang, dia yang aku rasa paling menderita, setelah dia mendapatkan kembali ingatan2 semuanya, tentang apa yang dia sudah lakukan)
Di surga, Raja neraka dan Kaisar Langit melihat semuanya, akhirnya Mu-young menyelamatkan Mu-yeon setelah semua yang terjadi. Kaisar langiit mengatakan kalau Mu-young masih memiliki perasaan dengan Mu-yeon, sehingga dia memilih untuk menyelamatkan Mu-yeon.

Kaisar Langit  menambahkan, "Mu-yeon mungkin memiliki masuk  neraka. kau ingat? Dia pernah mengatakan kalau dia bosan berada di surga, di mana dia tidak diizinkan untuk memiliki rasa menginginkan. Jadi dia mungkin lebih suka untuk bertahan di neraka, merasakan rasa sakit dan terus berpegang teguh pada perasaannya "

Raja Neraka  merenung, "Lalu meniadakan keberadaannya mungkin hukuman paling kejam."

Kaisar Langit  mengatakan kalau  setidaknya manusia pasti juga akan mati, Raja Neraka tertawa dan mengatakan kalau taruhan mereka belum berakhir. Karena Arang belum bisa memecahkan masalah ini.
Eun-oh dan Arang memberikan penghormatan ke makam Ibunya. Arang merasa  kalau jawaban atas kematiannya bukanlah ibu Eun-oh. Namun, ia berkata dalam hati kalau semuanya akan baik-baik saja, di neraka  dia akan  mencari tahu jawabannya.  Arang:  "karena itu aku harus pergi ke neraka untuk mengingatnya." 
Eun-oh mengatakan kalau  Mu-young pernah mengatakan cara untuk menemukan jawaban itu. 
Flashback!!,
Mu-young  memerintahkan dia untuk melihat di buku catatan hidup dan mati, disana tertulis semuanya siapa yang sebenarnya membunuh Seo-rim. 
Untuk catatan orang-orang yang masih  hidup ini berada di surga, namun catatan untuk yang sudah mati disimpan di perpustakaan di hutan afterworld.

Arang tidak dapat melakukan perjalanan jalan ke Dunia Lain sampai atah waktunya sebagai manusia habis. Jadi, Eun-oh memutuskan, "Aku akan pergi”.
Arang terkejut dengan apa yang dikatakan Eun-oh. Bukannya Eun-oh harus mati terlebih dulu untuk bisa melakukan itu. 

Eun-oh mengatakan kalau  Mu-young mengatakan kepadanya cara untuk pergi tanpa harus mati terlebih dulu, tapi Arang tetap tidak setuju dan menyuruh Eun-oh untuk melupakannya, “Aku tidak ingin ke surga, Aku tidak ingin pergi”.
Eun-oh yang terkejut dengan perkataan Arang.
Arang pergi meninggalkan Eun-oh, dia berkata pada dirinya sendiri "Bahkan walaupun aku harus  pergi ke neraka, aku ingin tetap mengingatnya” (Arang ingin tetap mengingat Eun-oh, dia tidak ingin melupakannya)
Eun-oh bertanya pada  Bang-wol apakah  ada cara untuk menarik jiwa dari tubuhnya, sehingga dapat pergi ke hutan Afterlife. Bang-wol mengatakan ada, tapi ada masalahnya, karena ia tidak tahu jalan. The reaper adalah pembimbing  jiwa-jiwa di sana, dan Bang-wol kehilangan kontak dengannya.

Bang-wol mengatakan pada Eun-oh untuk  meminta Arang menemaninya karena Arang pernah pergi ketempat  itu sebelumnya, tapi Eun-oh mengatakan kalau  Arang tidak bisa kesana. Jadi Bang-wol menawarkan sebuah teori kalau  ia mungkin bisa membawa kesadaran Arang untuk membimbing rohnya.
Eun-oh mencoba membujuk Arang untuk membantu rencana, karena merek tidak  bisa hanya duduk diam  menunggu dan berharap agar dia tidak akan melupakannya, "Kau orang yang bisa pergi ke surga dan akan menemukan cara untuk mengingat semuanya”  
Eun-oh terus membujuk, "Pikirkan lagi dengan hati-hati, alasan kau datang ke sini." Eun-oh  meminta Arang  untuk pergi bersamanya dan memenangkan masa depannya di surga, selain itu mereka dapat mengetahui apa yang terjadi  ketika mereka sampai di sana.
Arang teringat pada hari dimana dia bertanya tentang  tubuh Seo-rim yang baru ditemukan, kenapa sepertinya Seo-rim terlihat baru saja meninggal dan seperti korban dianiaya. Saat itu, dia bersumpah untuk mencari tahu siapa yang melakukan ini padanya.
Sementara itu, Eun-oh sedang mendengarkan curhatan para hantu, hahahha... karena keahliannya melihat hantu, Eun-oh jadi hakim dua alam.

Hantu  No 1 meninggalkan seorang istri yang sedang hamil, dan dia belum memberikan nama untuk anaknya. Dia meminta Eun-oh untuk membiarkan dia memberikan nama pada anaknya.

Hantu  No 2 tenggelam, dan mayatnya tidak pernah ditemukan. 
Ghost No 3 khawatir pada  ibunya, yang masih menunggu kedatangannya, ia mati karena diserang oleh harimau saat mengambil kesemek untuk ibunya.

Eun-oh mendengarkan keluhan ini dengan simpati, tiba-tiba hantu  No 4 yang meledak, "Tolong menikahlah denganku”. Hadeuuuuuuuh... ada-ada aja ne hantu.
Satu demi satu masalah hantu Eun-oh selesaikan. Dia memberikan nama pada anak hantu pertama, hantu  kedua dibuatkan batu nisan dengan naman, dia memberikan pada ibu hantu no 3 buah kesemek dan mengatakan kondisi anaknya yang sebenarnya, dan hantu Sarjana ... dinikahkan dengan hantu lain, itu semua lucu, dan aneh.

Eun-oh berhasil menyelesaikan semua masalah keempat hantu itu dan para hantu itupun sangat berterima kasih pada Eun-oh.
Eun-oh berpikir untuk dirinya sendiri, "aku sudah  melakukan semua yang aku  bisa di tempat ini” (ya, Miryang aman setelah Eun-oh menjadi hakimnya)
Eun-oh dan Arang berjalan-jalan di sepanjang tepi sungai, Arang  mengatakan dengan sedih kalau nanati setelah dia pergi......
Belum sempat Arang menyelesaikan kalimatnya, Eun-oh menjawab, "aku  benci mendengar perkataan  waktu yang akan datang. Karena masa-masa sulit selalu lewat begitu lambat. Tapi waktu aku  bersamamu  sekarang, waktu terasa cepat berlalu, dan aku membencinya. "

Arang berkata, "Dimana waktu bunga mekar, bunga akan mekar lagi. Dimana angin bertiup, angin yang berbeda akan meniup lagi. Tapi aku akan berpegang perasaan ini selamanya. Meskipun aku pergi ke surga, aku akan melupakanmu, dan jika aku pergi ke neraka, kau akan melupakan ku. Di manapun kita berada, kita tidak akan mengenal satu sama lain. "

Eun-oh berkata, "Dengan hati ini, aku  akan menemukanmu. Jika seorang pria melewatimu  dan berhenti, dan hatimu mengakui kalauu  itu aku"
Eun-so mengatakan dengan lantang,"Arang, aku mencintaimu. " Mereka lalu berciuman.
Dalam gelap, Joo-wal sedang bersiap-siap, kemudian ia meniup lilin nya. Dia keluar dari rumahnya tanpa melihat kesekeliling, dia terus berjalan. Pelayannya yang hendak pergi juga, melihat Joo-wal, dia tahu apa yang dirasakan Joo-wal, sambil melihat Joo-wal yang terus berjalan dia berkata dari jauh "Tuan muda, jaga diri anda"
Joo-wal pergi  ke hutan, dan dia mengatakan pada dirinya sendiri, "ini adalah hari gelap bahkan ketika aku membuka mata. Waktu berhenti meskipun aku tinggal. Langkah-langkah pengecut yang aku  ambil dengan hati takut, sekarang aku akan mengakhirinya. Aku sudah menggunakan  belati membunuh orang, aku tidak bisa dimaafkan. " Joo-wal tiba di tebing dari mana ia melemparkan tubuh Seo-rim.
Dia berdiri di sana untuk waktu yang lama, dia memikirkan Arang, Seo-rim.Dia teringat semua kenangannya bersama Arang. Joo-wal: "Jika kita bertemu lagi, jika aku hidup lagi, aku  hanya akan berada di belakangmu. Dari kejauhan, sebagai bayangan hitam, yang hanya melihat dan menyakiti diri sendiri. Aku  tidak akan berani ... untuk mencintaimu. "
Joo-wal  menutup matanya, dan terjun.
Keesokan harinya, Eun-oh berbicara dengan Dol-swe dan Bangs, dia berterima kasih kepada mereka karena sudah  selalu bersama dengan  dia dan meminta mereka untuk menjaga diri  mereka di masa depan. Mereka bertanya mengapa Eun-oh berbicara seperti orang hendak pergi, dan dia menjawab kalau  ia harus pergi setelah melakukan semua yang dia bisa lakukan di sini.
Tindakan terakhirnya sebagai hakim adalah mengirim pemberitahuan di kota yang menyatakan kalau  ada perintah kerajaan untuk  tidak memandang  status seseorang untuk  orang yang melayani pemerintah. Mereka yang melayani warga dengan baik akan dipromosikan. Dia memberikan pada warga sebuah kekuasaan untuk memilih hakim mereka sendiri.
Dol-swe bersama  Bang-wol melalui desa, Dol-swe mendesak Bang-wol  untuk berjalan  di sampingnya bukan berjalan dibelakangnya. Dol-sew  meraih tangannya, yang langsung  memberinya serangan jantung, tapi dia tidak peduli jika orang-orang melihat mereka.

Bang-wol mengatakan dengan malu-malu kalau  itu menakjubkan, berjalan seribu kali pun sekarang terlihat berbeda karena mereka berjalan bersama-sama. Dol-swe membawanya ke seorang seniman jalanan untuk membuat gambar mereka.

Kemudian Dol-swe menariknya ke meja perhiasan dan bertanya apa yang dia suka. Bang-wol  bilang dia  tidak suka  perhiasan, tetapi Dol-swe memberikannya cincin giok. Cincin  giok menandakan kalau Dol-swe ingin menikah dengan Bang-wol.
Malam itu mereka melihat gambar mereka, dan bertanya-tanya apakah itu benar-benar gambar mereka.  Bang-wol  mengatakan kalau Dol-swe terlihat macho digambar, sementara Dol-swe  mengatakan, "kau  seperti bulan" 

Dol-swe memberikan Bang-wol  cincin giok dan meletakkannya di jarinya. 

Bang-wol melihat  pada jarinya, dan Dol-swe memegang  tangannya dan  mengatakan, "Sampai sekarang, aku berpikir menjadi seorang pria itu harus menjadi kuat. Tapi aku  tidak begitu.aku hanya  seorang pria biasa yang menggunakan kekuatannya untuk  seorang wanita, tapi  pria sejati menggunakan hatinya untuk seorang wanita. Maukah kau menerima hatiku? "
Bang-wol pun mengatakan  kalau mulai selarang Dol-swe tidak  bisa mengambil hatinya lagi, dan mereka berpelukan.

bersambung>>>

0 comments:

Post a Comment

 

Posts Comments

©2006-2010 ·TNB