Sinopsis I Miss You episode 20 bagian 2, kita akan melihat bagaimana Soo Yeon melamar Jung Woo, mungkin karena Jung Woo terlalu lama, maka SOo Yeon memberanikan diri untuk melamar Jung Woo, bahkan SOo Yeon sudah mempersiapkan cincin pernikahan untuk mereka. Dan mereka berencana menikah pada hari dimana salju turun untuk yang pertama kali musim ini.
Sinopsis I Miss You Episode 20 ( Bagian 2 ) !!!
Keesokan harinya, Soo Yeon sudah kembali bekerja di Butik Mi Ran, dia di jaga oleh Joo. Soo Yeon tengah sibuk bekerja, dan Joo terus berbicara pada Soo Yeon, dia meminta Soo Yeon mengenalkan dirinya dengan seorang model, karena Soo Yeon adalah seorang desainer maka dia pasti banyak kenal dengan para model. Setelah itu mereka bisa melakukan double date, Soo Yeon dengan Jung Woo dan Joo dengan seorang model.
Soo Yeon sempat diam sebentar, namun akhirnya dia mengiyakan dan itu membuat Joo senang. Kemudian Joo mengatakan kalau mereka harus menangkap Hyung Joon terlebih dulu agar mereka bisa berkencan dengan tenang. Joo merasa kalau Hyung Joon berada di sekitar butik. Mendengar itu, Soo Yeon terlihat sedikit takut.
Soo Yeon menyapanya dan Mi Ran langsung membahas kalau mereka harus menyiapkan peluncuran busana, sampai Ahreum mengingatkan ibunya untuk meminta maaf kepada Soo Yeon.
Mi Ran menjawab, “bagaimana juga... karena aku masih hidup... Zoe juga... maksudku Soo Yeon juga masih hidup,” Mi Ran meraih tangan Soo Yeon, “Mari kita melakukan yang terbaik mulai sekarang.”
Joo yang berdiri disamping Soo Yeon, lalu memperkenalkan dirinya pada Mi Ran, dia mengatakan kalau dia adalah detektif yang pernah datang untuk mendapatkan pernyataan dari Mi Ran. Mi Ran mengenalnya sebagai senior Jung Woo, setelah mengucapkan terima kasih, Mi Ran langsung menyibukkan dirinya dengan pekerjaannya. Walaupun begitu, Mi Ran tidak bisa menyembunyikan rasa canggung dan bersalahnya terhadap Soo Yeon.
Setelah Mi Ran naik ke kantornya, Ah Reum berusaha menjelaskan pada Soo Yeon, kalau ib unya bersikap seperti itu karena dia merasa bersalah. Soo Yeon mengerti. Ah Reum akhirnya mengakui pada Soo Yeon kalau dirinya adalah penggemar Soo Yeon, karena dia sering mendengar nama Soo Yeon dari kakaknya sejak dia masih kecil.
Ah Reum kemudian memperkenalkan dirinya, sebagai adik Jung Woo, Soo Yeon pun membalas dengan menyebut namanya, Lee Soo Yeon.
Soo Yeon berada di kantornya sendirian, dia membuka kotak perhiasan yang didalamnya sudah terpasang dua cincin. Dia mengatakan pada dirinya sendiri kalau tidak ada yang salah jika seorang wanita yang melakukannya duluan.
Tiba-tiba Jung Woo datang, dan Soo Yeon dengan cepat menyembunyikan kotak cincinnya di balik syal merah miliknya, dia berusaha bersikap biasa saja. Soo Yeon lalu bertanya, kenapa Jung Woo datang, bukan kah Jung Woo sedang sibuk?
Jung Woo menjawab kalau ada sesuatu yang penting yang harus dia lakukan. Dia lalu mengeluarkan payung kuning milik Soo Yeon yang masih ada lebel namnya, Jung Woo menceritakan kalau saat dia membuat nametaq itu, jantungnya berdebar kencang.
“aku kebasahan dalam perjalanan pulang karena payung ini rusak, tapi rasanya sangat menyenangkan. Memberikan satu-satunya payungmu disaat hari sedang hujan, itu sama saja dengan memberi segala yang kau miliki kan?” Soo Yeon hanya terdiam mendengarkan Jung Woo berbicara. “Kita harus ajarkan itu pada anak kita ketika dia lahir. Karena seperti itulah cara mencintai seseorang”
“Ooh?” Soo Yeon terkejut mendengar apa yang Jung Woo katakan.
Jung Woo lalu berlutut di depan Soo Yeon, “Lee Soo Yeon, satu-satunya... kekasih kelinci gila, Cinta pertama Han Jung Woo... “ Jung Woo kemudian mengambil sesuatu dari dalam jasnya, dan ternyata itu adalah kotak cincin yang sudah dia persiapkan untuk Soo Yeon, melihat itu Soo Yeon terkejut.
“Menikahlah denganku,” Soo Yeon tambah dibuatnya terkejut, “ketika musim salju tiba.... pada hari pertama salju turun.... “
Soo Yeon tersenyum dan berkata, “kuharap salju pertama segera turun....”
Jung Woo lalu melepas cincin dari kotaknya dan menyematkannya di jari Soo Yeon. Soo Yeon terlihat sangat senang. Jung Woo hendak mencium Soo Yeon, namun Soo Yeon menghentikannya. Sedikit ragu dan gerogi, Soo Yeon langsung mengambil kotak cincin miliknya yang sudah dia sembunyikan sebelumnya.
Jung Woo membuka kotak itu, dan melihat ada dua cincin didalamnya, dia terkejut mengetahui kalau Soo Yeon sudah mempersiapkannya terlebih dulu. Soo Yeon sudah mempersiapkan cincin pernikahan mereka.
Tanpa banyak bicara, Soo Yeon langsung memeluk Jung Woo, “cincin yang sudah kusiapkan.... mari kita pakai saat upacara pernikahan kita. Hari ini, cukup sampai disini.”
“jika aku telat selangkah, aku pasti berada dalam masalah.” Ucap Jung Woo sambil mempererat pelukannya. Sedangkan Soo Yeon terus tersenyum sambil melihat cincin yang sudah terpasang ditangannya.
“Lee Soo Yeon!” terdengar suara Joo yang langsung masuk ke ruangan Soo Yeon. Melihat Soo Yeon dan Jung Woo sedang berpelukan, Joo merasa tidak nyaman, dan langsung berkata, “aigooo perutkuuu... oh perutku...”
Soo Yeon dan Jung Woo langsung melepas pelukan mereka dan berdiri. Jung Woo langsung memamerkan pada Joo, cincin pemberian Soo Yeon, dan mengatakan kalau Soo Yeon sudah memintanya untuk menikahinya.
Soo Yeon yang malu langsung merebut cincin darinya. Mengubah topik, Joo mengatakan kalau kakek Choi ingin bertemu dengan Soo Yeon.
Jung Woo bertanya, kenapa? Tapi bukannya menjawab, Joo malah menyindir Jung Woo kenapa ada di tempat Soo Yeon, bukannya Jung Woo mendapat tugas untuk mencari tempat persembunyian Hyung Joon. Jung Woo menjawab, kalau dia sudah berusaha mencarinya, dia juga sudah pergi ke rumah kakeknya, tapi ternyata rumah kakeknya sekarang sudah berubah menjadi lapangan golf. Jung Woo akan terus berusaha mencari kebaradaan Hyung Joon.
Jung Woo melihat Soo Yeon, dan dia melakukan kontak mata dengan Soo Yeon. Melihat itu Joo tak tahan lagi, dia langsung mengeluh sakit perut lagi, dan mengajak Soo Yeon pergi. Sebelum pergi, Jung Woo memberikan pada Soo Yeon sebuah kotak kecil yang disebutnya sebagai asisten Jung Woo, dia menyuruh Soo Yeon membawanya kemanapun dia pergi, karena dengan alat iitu, Jung Woo dapat melacak keberadaan Soo Yeon. Setelah itu, Jung Woo juga memberikan kecupan di pipi Soo Yeon.
Jung Woo sudah berada di depan rumah lama Soo Yeon. Dia teringat, saat pertama kali dia mengantarkan Soo Yeon pulang ke rumah. Dimana saat itu dia mengatakan pada Soo Yeon kalau rumahnya jauh lebih besar dari rumah Soo Yeon, namun sangking besarnya, di dalamnya berangin, dan itu menyebabkan Jung Woo menangis.
Jung Woo datang ke tempat itu bersama Ketuan Tim dan detektif lainnya.
Berlaih ke ruang interogasi, dimana Joo mempertemukan Soo Yeon dengan Yoon. Yoon tidak mengakui kalau dia mengenal orang yang bernama Kang Hyung Joon.
Soo Yeon menjelaskan kalau itu adalah orang yang meminta Yoon untuk membunuh orang, “dia bahkan tidak memberitahu namanya padamu?”
Yoon masih terus melihat Soo Yeon dengan tatapan kebencian. Joo menambahkan kalau Kang Hyung Joon, orang yang Yoon lindungi, sekarang sudah tersudut, “jika ada yang tidak beres, situasi yang mematikan bisa terjadi. Kau mengerti apa yang kukatakan kan?”
Soo Yeon menebak kalau Yoon pasti tahu dimana keberadaan Hyung Joon. Dengan nada tidak senang Yoon berkata, “’apa kau pikir aku akan memberitahumu? Kau mungkin sudah meninggalkannya. Aku.... takkan meninggalkannya”
Soo Yeon cepat meralat, dan bertanya appakah Yoon pernah berfikir kalau Yoon lah yang sudah ditinggalkan oleh Hyung Joon, “kau sedang menunggunya, tapi dimana Joon?”
Beralih ke Jung Woo yang sudah berada di depan kontrakan Perawat Hye Mi dulu. Kontrakan itu sama seperti sebelumnya, dalam keadaan digembok. Jung Woo melihat ke dalam ruangan melalui jendela. Di dalam dia melihat gambar yang dibuat oleh Hyung Joon, berbeda dengan gambar sebelumnya yang merupakan gambar ibu dan anak, kali ini Hyung Joon menggambar gambar dia dan Soo Yeon kecil. Benar apa yang di terka Jung Woo kalau obsesi Hyung Joon sudah beralih pada Soo Yeon.
Kembali ke ruang interogasi, Yoon bertanya dengan marah, apakah Soo Yeon disuruh oleh Jung Woo untuk mendekatinya dan mencari tahu di mana keberadaan Hyung Joon. Soo Yeon langsung membantahnya, “aku tidak melakukan sesuatu karena disuruuh, tidak sepertimu. Dan lagi, aku tidak membunuh orang karena aku dipukuli oleh orang tuaku. Itulah perbedaan antara orang seperti dirimu, yang melakukan tindak kriminal denganku. Apa gunanya mendapat kebebasan setelah melakukan kekerasan? Dia bilang melakukan kekerasan akan membebaskanmu. Tapi kekerasan yang lebih banyak,,,, bukan hanya itu.... dia bahkan membuatmu membunuh. .. lalu... dia melarikan diri... “
“Dia akan datang menyelamatkanku...” bantah Yoon berulang-ulang dengan marah.
Jung Woo membuka gembok tempat persembunyian Hyung Joon dengan tang. Dia membukanya dengan paksa, sama seperti saat dia membuka pintu itu saat akan menyelamatkan Hyung Joon yang terjebak kebakaran.
Jung Woo berhasil membukanya dan dia langsung masuk ke ruangan itu. Tapi di dalam sudah tidak ada siapa-siapa, dia duduk untuk melihat dengan jelas gambar yang dibuat Hyung Joon, tepat disaat itu Jung Woo mendengar suara langkah Hyung Joon. Jung Woo sengaja hanya berdiam diri, dia sengaja menunggu Hyung Joon di dalam. Namun bukannya masuk ke dalam, Hyung Joon malah mengunci Jung Woo dari luar. Jung Woo langsung berusaha membuka paksa pintunya namun tidak berhasil.
“senang bertemu dengan mu lagi, ” Sapa Jung Woo saat melihatnya dari jendela. “aku tak tahu kalau kau bersembunyi disini”
“Jika Zoe datang, itu akan lebih baik lagi.” Ucap Hyung Joon.
Jung Woo meminta Hyung Joon membukakan pintunya, “kau ingat dulu aku membukakan pintu itu untukmu, kan?”
Tentu saja Hyung Joon masih mengingatnya, karena itulah dia selalu mengatakan kalau dia tidak pernah membenci Jung Woo dari awal. Jung Woo pun langsung meminta Hyung Joon untuk tidak melarikan diri lagi. Tidak menjawab permintaan Jung Woo, Hyung Joon langsung mengatakan kalau yang dia inginkan adalah bertemu dengan Soo Yeon.
Jung Woo menawarkan kalau Hyung Joon mau mengikutinya, maka Hyung Joon bisa bertemu dengan Soo Yeon, karena dibanding dengan polisi lain, lebih baik dia yang menangkap Hyung Joon.
“Sekarang, kau tidak memanggilku “bocah” lagi. Apa sekarang kau tahu... apa penyebab semuanya ini? Kau tak mengenalku kan? Kita seharusnya, saling mengenal dengan lebih baik. ini semua karena Han Tae Joon.”
Jung Woo langsung membantah dan meminta Hyung Joon untuk tidak menyalahkan siapa-siapa, dan mulai sekarang mereka bisa memulai semuanya dari awal.” Jung Woo kemudian mengajak Hyung Joon pergi bersama dengan nya.
Dengan cepat Hyung Joon langsung menutup jendela dan berkata, “bawa Zoe! Dengan begitu aku takkan membencimu lagi,” kemudian Hyung Joon pergi.
Jung Woo membuka jendelanya lagi dan terus memanggil Hyung Joon, namun Hyung Joon terus pergi meninggalkan Jung Woo yang terkurung. Dengan emosi Jung Woo mendobrak pintu, dan akhirnya berhasil terbuka.
Bersama dengan Ketua Tim dan detektif lainnya, Jung Woo mencari Hyung Joon. Dengan petunjuk suara langkah tongkat hyung Joon, Jung Woo terus mencarinya. Jung Woo dan ketua Tim berpisah, mereka mencari di arah yang berlainan. Jung Woo menemukan Hyung Joon, dari arah berlawanan polisi lainnya juga datang.
Posisi polisi lainnya lebih dekat dengan Hyung Joon, dan mereka langsung menodongkan pistonya, awalnya Jung Woo mencegah mereka untuk menembak, namun karena Hyung Joon berusaha melarikan diri, polisi itu langsung menembak kaki Hyung Joon.
Posisi polisi lainnya lebih dekat dengan Hyung Joon, dan mereka langsung menodongkan pistonya, awalnya Jung Woo mencegah mereka untuk menembak, namun karena Hyung Joon berusaha melarikan diri, polisi itu langsung menembak kaki Hyung Joon.
Dengan kesakitan, Hyung Joon berusaha masuk ke mobilnya dan langsung melarikan diri.
Berhenti di suatu tempat, Hyung Joon menangis bercampur tertawa di dalam mobilnya. Dia lalu melihat tangannya yang penuh dengan darah, sambil menangis.
Dalam keadaan seperti itu, Hyung Joon teringat masa-masa bahagia dia bersama dengan Soo Yeon saat di Perancis. Saat itu, Hyung Joon masuk ke kamar Soo Yeon dan mengajak Soo Yeon minum bersama, awalnya Soo Yeon menolak karena dia sedang sibuk mengerjkan desainnya.
Soo Yeon menyuruh Hyung Joon kembali ke kamarnya, karena kalau Michelle tahu, Hyung Joon masuk kekamarnya, Soo Yeon bisa mati. Hyung Joon terus menyuruh Soo Yeon untuk minum anggur, seteguk saja. Akhirnya Soo Yeon menurutinya, dia minum seteguk, dan berkomentar kalau rasanya enak. Hyung Joon akan mengambil kembali minumannya, namun Soo Yeon menahannya, dan meminumnya lagi.
“Semalam kau bermimpi buruk lagi kan?” tanya Hyung Joon.
“apa kau mendengarnya?”
“akhir-akhir ini kau agak pendiam, tapi siapa sebenarnya? Orang yang menyiksamu dalam mimpimu.”
Soo Yeon menjawab kalau dia tidak tahu, karena itu Cuma mimpi. Hyung Joon menawarkan diri untuk melenyapkannya dengan tongkatnya. Soo Yeon membenarkan, karena Hyung Joon bisa melakukan apapun dalam mimpinya.
“ada 6, moster dalam mimpiku, mereka terus menerus mau memberitahumu tentang rahasiaku”
“apa rahasiamu?” tanya Soo Yeon.
Hyung Joon memberikan tanda diam dan menarik Soo Yeon untuk lebih mendekatkan telinganya. Soo Yeon menunggu Hyung Joon mengucapkan rahasianya.
“itu.... rahasia...” ucap Hyung Joon yang langsung menutupi Soo Yeon dengan selimut. Soo Yeon berusaha melepaskan diri dan setelah dia berhasil melepaskan diri, Soo yeon membalas melakukan hal yang sama dengan menutupi Hyung Joon dengan selimut.
Namun karena Hyung Joon mengeluh sakit pada kakinya, Soo Yeon pun melepaskannya, tapi ternyata Hyung Joon berbohong. Saat Soo Yeon membuka selimut, Hyung Joon dengan cepat menutupi Soo yeon dengan selimut lagi. Mereka terlihat begitu bahagia.
Kembali pada Hyung Joon yang termenung di dalam mobilnya. Tak lama kemudian, ada seseorang yang mengetuk kaca mobilnya. Hyung Joon membukakannya, dan orang itu memberikannya sebuah bungkusan, dan Hyung Joon memberikannya juga sebuah bungkusan yang sepertinya adalah uang.
Hyung Joon membuka bungkusan itu, dan ternyata isinya adalah pistol. Hyung Joon membeli pistol dari pasar gelap.
Jung Woo menelpon Joo yang masih bersama dengan Soo Yeon di butik Mi Ran. Jung Woo memberitahu Joo kalau Hyung Joon terluka, karena dia terkena tembak di kakinya. Joo menyarankan JungWoo untuk mencarinya di rumah sakit kecil, karena kecil kemungkinan, Hyung Joon akan datangke rumah sakit besar.
Mendengar Hyung Joon tertembak, Soo yeon yang sudah kembali bekerja, jadi tidak konsen, dan tanpa sengaja jarinya tertusuk jarum.
Setelah menutup telepon dari Jung Woo, Joo mengatakan pada Soo yeon kalau dia akan keluar sebentar untuk mengecek situasi. Dan Soo Yeon tidak perlu khawatir karena banyak polisi yang akan menjaganya. Baru akan pergi meninggalkan Soo Yeon, langkah Joo terhentikarena mendengar ponsel Soo Yeon berbunyi.
Joo langsung mendekati Soo yeon, dan Soo yeon mengatakan kalau nomor yang menelponya itu, tidak dia kenal. Joo mengira kalau yang menelpon Soo Yeon adalah Kang Hyung Joon. Karena itu, Joo menyuruh Soo Yeon menjawab teleponnya dengan tenang.
Soo yeon mengangkat teleponnya, dan Joo berusaha mendengarkannya disamping. Bertapa terkejutnya Soo Yeon saat ,mengetahui kalau yang menelponnya adalah Han Tae Joon.
“ini ayahnya Jung Woo, Han Tae Joon. Bagaimana kalau kau menemuiku sebentar?, “
“ada apa?” tanya Soo Yeon.
“aku di parkiran di depan Belluz. Aku akan menunggu di dalam mobil.” Setelah berkata itu, Tae Joon, langsung menutup telepon.
Joo mendapat telepon dari polisi yang berjaga di luar Belluz, mereka memastikan kalau Tae Joon benar-benar berada di depan Belluz.
Soo Yeon mengatakan kalau dia ingin menelpon Jung Woo terlebih dulu, sebelum dia menemui ayahnya. Joo pun mengingatkannya kalau ini lah kesempatan mereka untuk menangkap tae Joon dan Hyung Joon.
Jung Woo berada di kantor polisis, Ketua Tim dan detektif lainnya sedang sibuk, menyelidiki mobil yang dipakai Hyung Joon, sedangkan Jung Woo mendapatkan sebuah paket dari Hyung Joon yang di dalamnya berisi buku akutansi dan catatan keuangan dengan dua buah flashdish.
Jung Woo mengangkat telepon dari Soo yeon, Soo Yeon langsung mengatakan kalau ayah Jung Woo sekarang ada di depan Belluz menunggu dirinya. Jung Woo menyuruh Soo Yeon untuk tidak kemana-mana, tapi Soo yeon menyakinkan Jung Woo kalau tidak akan terjadi apa-apa padanya, karena ada Joo bersama dengannya. Soo Yeon berniat menemui Tae Joon.
“kau tak boleh melakukannya, aku sudah mendapatkan jurnal ayahku. Itu artinya ayahku sudah tidak berarti baginya. Sekarang giliranmu” cegah Jung Woo.
“Dia terluka, jika kita kehilangannya sekarang, kita tak tahu sampai berapa lama.” Soo Yeon terus meyakinkan Jung Woo, namun Jung Woo tetap tidak mengizinkan Soo Yeon melakukan itu. “Joon pun, dia pasti mau ditangkap olehmu bila dia tertangkap. Cepatlah datang.”
Soo Yeon langsung menutup teleponnya, dan Jung Woo dengan cemas langsung pergi ke tempat Soo Yeon.
Soo Yeon dengan beraninya menemui Tae Joon. Soo yeon menawari Tae Joon untuk masuk ke Belluz. Dengan alasan karena polisi berada dimana-mana, Tae Joon mengajak Soo Yeon bicara di dalam mobilnya. Soo Yeon pun menurutinya, setelah Soo Yeon masuk, Tae Joon membawa Soo Yeon pergi, Joo dan polisi lainnya yang sudah bersiap-siap, langsung mengikutinya.
Soo Yeon bertanya pada Tae Joon, mau kemana mereka. Tak menjawab, Tae Joon malah memuji keberanian Soo Yeon, mungkin itu karena Soo Yeon adalah anak Lee Tae Soo, “kau tahu siapa yang akan kau temui, tapi kau tetap ikut tanpa takut sedikitpun.”
“karena kau seperti ini, sepertinya kau takkan bertemu dengan Jung Woo lagi,” ucap Soo Yeon.
Tae Joon menjawab, kalau hubungan antara ayah dan anak tidak akan semudah itu berakhir, “jika Lee Tae Soo mati, apa kau bukan putrinya lagi? “
Soo Yeon menjawab kalau saat dia membuang abu ayahnya, dia memang menangis. Tapi itu bukanlah menangis sedih, tapi karena Soo Yeon merasa hidup kembali, “apa kau mau Jung Woo berakhir seperti aku?”
Tidak menjawab, Tae Joon melihat ke kaca mobilnya dan dia melihat kalau mereka sedang diikuti. Tanpa sepengetahuan Tae Joon, Soo Yeon mengaktifkan GPS yang diberikan Jung Woo padanya.
“jika kau dan Hyung Joon diam-diam menghilang, semuanya akan kembali seperti semula,”
“Jika kau membawaku pada Kang Hyung Joon, berapa banyak yang dia bayar untukmu?” tanya Soo Yeon.
“Tutup mulutmu, “ perintah tae Joon.
“Aku merasa kasihan pada Jung Woo, tapi dia biilang, dia merasa kasihan padamu, kumohon demi Jung Woo, sekali saja demi kebaikan JungWOo, sekarang tolong hentikan sampai disini,”
Tepat dibelokan, setelah Tae Joon belok, melintaslah sebuah truk yang menghalangi jalan Joo, dengan cepat Joo turun dari mobilnya, dan menyuruh polisi lainnya menangkap sopir truk itu yang memang anak buah Tae Joon.
Joo berlari ke mobil Tae Joon,yang didalamnya sudah tidak ada Soo Yeon lagi, hanya ada tae Joon yang tersenyum penuh kemenangan disana. Karena Soo Yeon sudah dibawa ke mobil Hyung Joon. Joo langsung menyuruh detektif Yoon menangkap Tae Joon, kemudian dia menelpon Jung Woo dan menanyakan keberadaannya.
Jung Woo mendapatkan jejak Soo Yeon, Jung Woo pun menyuruh Joo menyiapkan kendaraan untuk mengikutinya.
Jung Woo sampai ditempat, dimana petunjuk yang dibawa Soo Yeon berada. Dan ternyata tempat itu adalah gedung dimana dia dan Soo Yeon muda dulu di sekap.
Melihat gudang itu, Jung Woo teringat kejadian malam itu 14 tahun yang lalu, saat Soo Yeon sudah tidak berdaya dan terus memanggil namanya, bukannya menolong Soo Yeon, Jung Woo malah melarikan diri.
Melihat gudang itu, Jung Woo teringat kejadian malam itu 14 tahun yang lalu, saat Soo Yeon sudah tidak berdaya dan terus memanggil namanya, bukannya menolong Soo Yeon, Jung Woo malah melarikan diri.
Jung Woo berjalan mendekati gudang itu, dalam hati ia berkata, “aku sudah memimpikan ini ribuan kali, mencarimu... kembali lagi ke tempat ini.”
“Soo Yeon,” panggil Jung Woo yang langsung membuka pintu gudang itu.
0 comments:
Post a Comment