Sinopsis I Miss You Episode 18 bagian 2, akhirnya selesai juga, dan pada bagian kedua ini, kita akan melihat kebahagiaan Jung Woo dan Soo Yeon yang membuang sementara permasalah mereka dan menikmati hari-hari berdua. Namun diakhir episode, kita akan melihat pertemuan Soo Yeon dan Harry yang begitu menyentuh hati.
Sinopsis I Miss You Episode 18 ( Bagian 2 ) !!!
Hyun Joo akhirnya bisa tenang, dan dia sudah tertidur. Ibu Soo Yeon sangat memperhatikannya, dia juga membenarkan bantal Hyun Joo. Ibu melihat kalung yang dipegang Hyun Joo, dia berniat mengambilnya, karena kalung itu sepertinya menyakiti tangan Hyun Joo, tapi Hyun Joo tidak mau melepaskannya, bahkan saat dia tertidur. Ibu Soo Yeon meninggalkan Hyun Joo sendiri, saat sendiri sepertinya Hyun Joo bermimpi sesuatu yang membuat tidurnya tidak tenang.
Keesokan harinya, Harry menaiki sepedanya. Dia menghampiri detektif Ahn yang bertugas mengawasi rumah Harry, “sampaikan ini pada detektif Han, tak cukup kah hanya dengan mengambil Zoe dariku, sekarang dia juga ingin menuduhku” ucap Harry dan dia menaruh sebotol susu di mobil detektif Ahn, setelah itu dia pergi dengan mobilnya.
Detektif Ahn langsung melaporkan kalau Harry pergi dan dia akan mengikutinya. Tapi tentu saja Harry lebih pintar, dia pergi dengan sepedahnya agar detektif Ahn tidak bisa mengikutinya, karena dia mengambil jalan sempit yang tidak bisa dilewati oleh dua mobil, sehingga mobil detektif Ahn terhalang oleh mobil dari arah lawan.
Ternyata Harry menemui Han Tae Joon. (hmmmm.... dua musuh bebuyutan bertemu... mau ngapain yaaaah.....) Harry masuk ke mobil Tae Joon. Tae Joon lalu langsung mengatakan kalau istrinya sekarang sudah sadar, “jika aku membuka mulut di kantor polisi, habislah kau”
Dengan sanatai Harry mengatakan kalau Tae Joon melaporkannya, maka Tae Joon juga akan kena hukumannya. Tae Joon mengakui kalau dia juga memang bersalah, tapi dia hanya akan dipenjara beberapa tahun, sedangkan Harry akan dipenjara seumur hidup dan takkan bisa bertemu dengan ibunya lagi.
“Aku tak butuh ibu yang hanya mendari Han Tae joon.” Ucap Harry santai. Tae Joon tertawa, dan dia bilang itu bagus, karena ibunya sudah menghilang dari rumahnya saat rumah kosong. Mendengar itu Harry terkejut, namun dia tidak menampakkannya pada Tae Joon.
“kupikir kau membawanya saat mengambil buku keuanganku dari brangkas” jelas Tae Joon.
Dengan santai dan tersenyum Harry berkata kalau semua ini menjadi menarik karena sekretaris Yoon juga mengambil uang dari bank, “Han Tae Joon, sebenarnya kenapa kau ingin bertemu denganku?” . Tanpa basa basi Tae Joon langsung meminta Harry menyerahkan uangnya. “uang? Baik, lagipula aku tak butuh uang”
Tae Joon bertanya apa yang sebenarnya Harry inginkan? Harry menjawab kalau yang dia inginkan adalah Han Jung Woo, “buat dia sama persis sepertiku” . Mendengar itu reflek Tae Joon langsung melihat ke kaki Harry. “bukan kakinya, seperti yang kau lakukan pada ibuku, lakukan hal yang sama... dan ambil hal yang paling berharga dari anakmu. Lee Soo Yeon. Tak terlalu sulit kan? Kau sudah pernah membunuhnya 14 tahun yang lalu”.
(wooooow..... ternyata Harry ingin memperalat Tae Joon, apa yang akan Tae Joon lakukan? Apa dia akan menyanggupinya demi uang. Hmmmmm...... entahlah....)
Tanpa mereka sadari, Joo memperhatikan mereka dari jauh, Joo juga memberitahu Jung Woo kalau Tae Joon menemui Harry. Jung Woo meminta Joo untuk mengawasi ayahnya saat ini karena Harry bisa bertindak cepat. Jung Woo mengkhawatirkan ayahnya. Joo mengerti, dia juga menjelaskan kalau mereka butuh waktu seminggu untuk melihat hasil tes DNA dari gelas Harry dengan DNA dari anak yang bernama Hyun Joon itu.
Jung Woo juga memberitahu Joo kalau bank ayahnya 14 tahun yang lalu adalah Serikat Kredit Sangil, dan meminta Joo untuk mencari tahu keadaan keuangannya, karena semua itu pasti berhubungan dengan Kang Hyung Joo.
“Jadi semua itu terjadi karena uang. Itu alasan di balik semua persembunyian dan penculikan 14 tahun itu?” tanya Joo.
Jung Woo membenarkan, “tapi Hyung, aku merasa lebih mampu bertahan sekarang dibanding saat sedang mencari Soo Yeon. Jika hanya untuk hari ini, aku ingin menghabiskan sepanjang hari dengan Soo Yeon tanpa memikirkan hal lain, bisakah aku melakukan itu?”
Jung Woo bersama ayah Joo pergi memancing. Ayah Joo mengeluh, kenapa Jung Woo tiba-tiba mengajak memancing di cuaca sedingin ini. Soo Yeon berjalan mendekati mereka, dia melihat Jung Woo berhasil menangkap ikan, Jung Woo pun dengan bangga mengatakan kalau dia bisa melakukan segalanya kecuali minum. LOL. Jung Woo juga mengatakan kalau dia ingin membuat sup pedas. Ayah Joo pun memberitahu kalau dengan ikan yang ditangkap Jung Woo tidak akan cukup untuk membuat kaldu karena terlalu kecil.
Ayah Joo melihat Soo Yeon dan menyapanya, Jung Woo menghampiri Soo Yeon dengan membawa ikan tangkapannya. Karena Soo yeon menatap Jung Woo dengan tatapan heran, Jung Woo pun berkata, “jangan menghakimi... swaaaa.... lupakan kejadian kemarin dan pikirkan sesuatu yang baik.” kata Jung Woo sambil memperagakan gerakan tangannya.
Melihat itu Ayah Joo mengkuti garakan Jung Woo dan juga mengucapakan, swaaaa.... “itu keren juga...”
Soo yeon pun tersenyum. Jung Woo langsung meminta Ayah Joo untuk memfoto dirinya dan Soo Yeon.
Jung Woo beralasan karena dia tidak akan tahu kapan dia akan bisa memancing lagi, sebab dia adalah kelinci gila yang super sibuk. Ayah Joo pun memfoto mereka berdua.
Jung Woo beralasan karena dia tidak akan tahu kapan dia akan bisa memancing lagi, sebab dia adalah kelinci gila yang super sibuk. Ayah Joo pun memfoto mereka berdua.
Jung Woo dan Soo Yeon pergi ke pasar untuk berbelanja. Jung Woo menelpon ibu Soo Yeon untuk meminta diberitahu bagaimana cara membuat makanan yang dia suka, sup pedas. Ibu mulai menyebutkan bumbunya, tapi Jung Woo mengeluh karena terlalu banyak, dia pun mengatakan pada Soo Yeon kalau mereka tidak akan bisa memasaknya, karena terlalu rumit.
Soo Yeon pun menyarankan untuk memanggang ikannya saja, itu lebih praktis. Tapi Jung Woo malah memberikan teleponnya pada Soo Yeon dan membiarkan Soo yeon berbicara dengan ibunya. Saat dengan Soo Yeon, Ibu tidak membahas tentang masakan, dia langsung bertanya apa yang terjadi dengan Jung Woo, “aku bisa mendengar sesuatu dari suaranya, dia menelponku tadi malam dan menanyakan kabarku dan mengatakan dia sangat merindukanku. Pasti terjadi sesuatu jika dia sudah berbicara seperti itu.”
Soo Yeon pun mengaku kalau dia yang sudah membuat Jung Woo menderita, “aku akan menghiburnya sebelum pulang, jadi jangan khawatir”
Ibu pun menasehati Soo yeon kalau tidak ada pria seperti Jung Woo dimana pun, dia sudah menunggu selama 14 tahun untuk mencari Soo Yeon, jadi... “kau harus baik padanya...”
“aku tahu... aku tahu ada yang aneh dengannya, saat dia ingin jadi temanku 14 tahun yang lalu. Dia bahkan jadi semakin aneh” ucap Soo Yeon dengan tersenyum.
Ibu kemudian mengubah topik pembicaraan dan bertanya pada Soo Yeon, “hei, apa dia tak mengingatkanmu dengan seseorang? “ Soo Yeon diam sebentar dan melihat Jung Woo, dia tahu siapa orang yang ibunya maksud. Karena Jung Woo sudah memanggilnya, Soo yeon pun menutup teleponnya. J
Jung Woo memperlihatkan pada Soo Yeon minuman, dan menawari Soo Yeon apa dia mau minum?
Soo yeon pun menjawab kalau dia akan memanggangkan ikannya untuk Jung Woo, dan... “kupikir aku akan mendengarmu bernyanyi jika kita mabuk.” Jung Woo pun tertawa senang.
Soo yeon pun menjawab kalau dia akan memanggangkan ikannya untuk Jung Woo, dan... “kupikir aku akan mendengarmu bernyanyi jika kita mabuk.” Jung Woo pun tertawa senang.
Dalam perjalanan pulang Jung Woo menyebut, “pilihan pertama, puncak Yongchul-bong. Kedua puncak Munpil-bong. Ketiga, puncak Yonggap-bong. Keempat, gunung Gaegol... “ Jung Woo pun menanyakan apa keinginan Soo yeon sekarang?
“keinginanku adalah kembali pada hari tertentu, 14 tahun yang lalu. Jika itu tak mungkin, maka menjalani sisa hidupku seperti hari itu” ucapa Soo Yeon. Jung Woo bertanya kapan waktu yang dimaksud Soo Yeon. Soo Yeon menjawab, “hari saat kita bermain jepitan baju dengan detektif Kim. Itu pertama kalinya aku melihat ibu tersenyum seperti itu. Dia juga memberitahuku kalau aku lebih cantik dari Eun Joo. Itu pertama kalinya dia memujiku. Ayam panggang akan membuat hari itu sempurna”
“Karena itu belum pernahterjadi sebelumn ya, aku sering membayangkannya. Suatu hari, saat aku tidur... ayahku mengatakan pesanan ayam sudah datang dan membangunkanku, ibuku marah karena dia membangunkan kami tapi kemudian dia memberikan gajinya pada ibu, dan ibu langsung memeluknya dan mengatakan betapa hebatnya dia. Ibu bahkan mencium pipinya. Aku jadi tak bisa tidur karena aku kekenyangan. Jadi aku ke taman untuk melakukan senam, kemudian berlari-lari dan bermain-main seperti yang kita lakukan hari itu,” ucap Soo Yeon dengan antusias.
Jung Woo langsung menjawab, “tak ada yang bisa kita lakukan, kau hanya harsu hidup denganku. Aku akan hidup seperti itu. Ayam panggang, gaji, ciuman dan juga senam. Jika menambahkan satu lagi, itu adalah saat aku tidur dan istriku yang mengobati lukaku. Luka yang kudapat di siang hari, dan dia melepas perban lamanya, sambil mengatakan ‘sudah sembuh sekarang’ lalu aku akan berkata pada istriku, puncak Yongshul-bong, puncak Munpil-bong, puncak Yonggap-bong, gunung Dotdae, gunung Gaegol, Maisan. Ini adalah nama-nama gunung yang kau lihat disana. Ada enam nama... anak-anakku”
Mendengar Jung Woo mengatakan itu, membuat Soo yeon jadi malu, dan bertanya apa Jung Woo sedang mengoloknya sekarang, Jung Woo menjawab kalau dia tidak mengoloknya, dia hanya ingin melihat Soo Yeon tersenyum lebar.
Soo yeon mengatakan kalau dia punya banyak nama, Nomor dua puluh tujuh, Zoe Lou, dan Lee Soo Yeon, dan sekarang Soo yeon memutuskan kalau dia hanya ingin hidup dengan satu nama, yaitu Lee Soo Yeon. Jung Woo pun mengatakan kalau Lee Soo Yeon adalah nama yang bagus.
Jung Woo mengajak Soo Yeon untuk jalan-jalan. Saat sedang berjalan-jalan bersama sambil bergandengan tangan, Soo Yeon mengatakan kalau ibunya mengatakan Jung Woo mirip dengan detektif Kim. Jung Woo menjawab, kalau itu adalah hal yang mudah diikuti, karena saat dia kecil, detektif Kim sangat terlihat hebat didepan matanya, “menjadi manusia yang layak itulah mimpinya. Saat dia berhenti jadi polisi untuk mencarimu, kupikir itulah saat dia kehilangan mimpinya. Aku juga sedang dalam proses mencobanya. Kau tak tahu dimana pertama kali aku melihatmu kan?”
Soo Yeon menjawab, ditaman bermain, Jung Woo menjawab bukan. Soo yeon meminta Jung Woo memberitahunya, tapi Jung Woo tidak ingin memberitahu Soo yeon. Dengan tiba-tiba Jung Woo menarik pinggang Soo Yeon dan membuat Soo yeon berada dekat dengan dirinya. Jung Woo mencium Soo Yeon.
Dalam hati Jung Woo berkata, “kau diluar pagar tinggi sambil menundukkan kepalamu, tapi aku takkan menundukkan kepalaku karena ayahku. Soo yeon, mari saling mencintai. Mari saling mencintai. Mari benar-benar saling mencintai”
Beralih ke rumah sakit, dimana Mi Ran dirawat. Mi Ran sudah sadar, dia berusaha membuka matanya, namun dihadapannya sudah ada Tae Joon, yang menceramahinya,
“beraninya kau menipu dibelakangku? Apalagi dengan Kang Hyung Joon. Jika kau tahu pasti orang seperti apa Kang Hyung Joon... lakukan seperti yang kukatakan. Jika kau tak menghentikannya, dia akan kembali. Kau tahu maksudku kan?”
“beraninya kau menipu dibelakangku? Apalagi dengan Kang Hyung Joon. Jika kau tahu pasti orang seperti apa Kang Hyung Joon... lakukan seperti yang kukatakan. Jika kau tak menghentikannya, dia akan kembali. Kau tahu maksudku kan?”
Di luar Eun Joo menemui Ah Reum dan membawakannya makanan. Ah Reum menanyakan keadaan Hyun Joo. Eun Joo menjawab kalau Hyun Joo sudah berteman baik dengan ibu Soo yeon.
Tanpa mereka sadari Harry ada disana dan men dengarkan percakapan mereka.
Tanpa mereka sadari Harry ada disana dan men dengarkan percakapan mereka.
Jung Woo dan Soo Yeon baru saja pulang, dan ayah Joo mengejutkan mereka dengan mengatakan kalau mereka disini bukan untuk misi rahasia tapi untuk hubungan rahasia. Soo yeon lalu melepaskan tangannya dari Jung Woo. Jung Woo berusaha menjelaskan pada ayah Joo kalau mereka berencana memasak sup pedas tapi diperlukan banyak bahan, jadi itu yang menyebabkan mereka lama.
Ayah Joo langsung menggandeng Soo Yeon dan mengajak pergi, Jung Woo berusaha menjelaskan, tapi ayah Joo memberi kode pada Jung Woo untuk tinggal dengan menunjuk kesebuah batu besar. Jung Woo menoleh ke batu besar tersebut dan melihat tangan yang melambai-lambai dari balik batu besar itu. (sudah pasti kalau itu adalah Joo).
Jung Woo pun menghampiri Joo dan Joo langsung memberitahu kalau ibu tiri Jung Woo belum benar-benar sadar. Dia bahkan sudah dipindahkan ke kamar lain agar ayah Jung Woo bisa mengaawasinya. Jung Woo mengtakan kalau itu bukanlah hal yang bagus, dia menyuruh Joo untuk cepat mengirim detektif Ahn, “keterlibatan Harry, ayah dan ibu tiriku sekarang membuat keadaan menjadi semakin sulit.” Jung Woo mengajak Joo masuk untuk membicarakan semuanya didalam rumah, tapi Joo menolak, karena itu akan membuat Soo yeon tidak nyaman, Joo mengatakan kalau dia akan kembali ke Seoul.
Jung Woo pun bertanya, jadi untuk apa Joo datang. Joo mengatakan kalau Ketua Tim yang menyuruhnya datang karena sepertinya masalah ini akan memakan waktu lama. Jung Woo pun mengatakan kalau Harry sudah terlibat, maka semuanya akan berantakan. Joo pun bertanya, apa Jung Woo sudah menemukan pemuan baru?
“Ibu Harry, Kang Hyun Joo sekarang sudah berada di rumah Soo Yeon. Eun Joo yang membawanya”, Joo terkejut kenapa Jung Woo baru mengatakannya sekarang.
“Berarti aku perlu mengambil rambutnya dan melakukan tes DNA pada Harry dan Kang Hyun Joo. Dengan begitu kebohongan harry akan.... “belum sempat Joo menyudahi kata-katanya, Jung Woo menyela kalau mereka tidak punya bukti dari percobaan pembunuhan yang dilakukan Harry, jadi tidak ada gunanya menangkapnya dengan tuduhan palsu. Karena dia akan dengan mudah keluar dengan bantuan pengacaranya.
Jung Woo menyuruh Joo untu mencoba meng-interogasi Moon Hae Yoon lagi, karena Jung Woo merasa hubungan Harry dan sekretaris Yoon bisa memunculkan sesuatu. Joo juga mengungkapkan, kalau detektif Choi menganggap hubungan mereka yang paling mencurigakan. Jung Woo langsung mengatakan kalau dia tidak bisa berlama-lama tinggal di rumah ayah Joo.
Joo pun mengatakan kalau mereka hanya bisa berharap pada pernyataan dari Ibu tiri Jung Woo, jika tidak ada hasilnya, maka sudah saatnya mereka melibatkan Harry dan ibunya. Jung Woo mengerti.
Eun Joo dan ibu Soo Yeon membawa Hyun Joo jalan-jalan. Di belakang terlihat Harry mengikuti mereka, sepertinya Harry mengikuti Eun Joo dari rumah sakit. Eun Joo dan ibu Soo Yeon begitu baik pada Hyun Joo.
Ibu Soo Yeon menyuruh Eun Joo membawa Hyun Joo ke toko mie dan dia ingin pergi sebentar, Hyun Joo ikut berbalik dan ingin mengikuti Ibu Soo Yeon, tapi Eun Joo mencegahnya. Dan saat itu Harry bisa melihat ibunya melihat kearahnya.
Ibu Soo Yeon menyuruh Eun Joo membawa Hyun Joo ke toko mie dan dia ingin pergi sebentar, Hyun Joo ikut berbalik dan ingin mengikuti Ibu Soo Yeon, tapi Eun Joo mencegahnya. Dan saat itu Harry bisa melihat ibunya melihat kearahnya.
Hyun Joo makan mie, dan dia masih belum bisa melepaskan kalung dan bunga plastiknya. Eun Joo membujuk Hyun Joo untuk meletakkan kalungnya di dalam saku mantelnya, agar Hyun Joo tidak susah saat makan, namun Hyun Joo menolaknya.
Harry duduk disamping ibunya, dia juga memesan mie, dia berani melakukan itu karena Eun Joo dan Ibu Soo Yeon tidak akan mengenalinya. Tiba-tiba Hyun Joo menjatuhkan mie dan Eun Joo langsung pergi untuk mengambilkan tisu. Hyun Joo terus melompat-lompat dan dia menyenggol Harry.
Harry dan Hyun Joo bertemu mata, Hyun Joo terdiam melihat Harry.
Harry dan Hyun Joo bertemu mata, Hyun Joo terdiam melihat Harry.
Harry langsung menangkap tangan Hyun Joo, dan memberikannya kotak tempat liontin yang pernah ibunya berikan padanya, setelah berkata, “aku tak butuh ini” Harry langsung pergi meninggalkan Hyun Joo dengan menangis.
Hyun Joo melihat kotak itu, dan dia langsung berkata, “anak... Hyung Joon disini. Hyung Joon..... hyung Joon disini.... Hyung Joon disini.....” Hyun Joo histeris dan Eun Joo berusaha menenangkannya, sedangkan Harry terus berjalan pergi tanpa melihat kebelakang. Ibu Soo Yeon datang dan langsung membantu Eun Joo menenangkan Hyun Joo.
Harry pulang dan langsung masuk ke ruang rahasianya, dia langsung membaringkan tubuhnya dan menangis.
Beralih pada Jung Woo dan Soo yeon yang sedang berpesta berdua, mereka makan dan minum bersama. Soo Yeon juga meminta Jung Woo bernyanyi, jung Woo pun bernyanyi.... “ayam dikandang... (tok tok petook).. angsa di samping gerbang... (kweeek... kweeek kweeek..) kambing di bawah pohon pir.... (mbeeeee...) sapi di kandang.. (mbooook...) dijalan, petugas polisi mengatakan... BERHENTI DISITU!”
Soo Yeon terkejut mendengar teriakan Jung Woo. Jung Woo pun mengatakan kalau lagu ini punya makna lebih dalam, “ ayam berkokok, sapi (mengeluarkan suara sapi) dan polisi berkata ‘berhenti disitu’! ini berarti semua orang hidup membuat suara sendiri. Detektif Kim mengatakan itu.”
Soo yeon pun menebak kalau Jung Woo jadi detektif bukan karena dirinya, tapi karena detektif Kim. Jung Woo membenarkan, Soo yeon pun melihat Jung Woo sekarang benar-benar sudah menjadi seorang detektif. Soo yeon pun mengajak Jung Woo untuk pulang, “mendengarkan perkataanku kemarin pasti membuatmu merasa terdesak, kan? Aku akan tinggal di kantor polisi. Aku akan merajut syal untukmu saat menunggu. Aku akan menunggu jadi lanjutkan penyelidikanmu”
Jung Woo langsung menggenggam tangan Soo Yeon dan berkata bagaimana bisa dia membiarkan Soo Yeon melalui semua itu lagi, “aku akan memanggil kekasihku (ibu Soo yeon), agar kau bisa tinggal dan istirahat disini”
“bukankah, lebih aman berada disampingmu? Ini semua karenaku, aku ingin menghentikan Harry, jadi aku tak bisa tetap diam. Kau saja yang melakukannya, sebagai imbalannya... “
Belum selesai Soo yeon menyudahi kata-katanya, Jung Woo langsung menyela, “aku akan marah jika kau memihak pada Harry. Dia sudah membunuh orang. Aku tak bisa bersimpati padanya.”
“dia harus dihukum, tapi.. tolong bantu dia seperti kau membantuku, Jung Woo. Aku dulu sangat benci padamu. Karena aku tak tahu harus marah pada apalagi, karena dirugikan... aku berpikir aku perlu balas dendam. Aku juga menganggumu. Tapi karena kau sangat mencintaiku... rasa benciku hilang... lukaku juga sembuh. .. Harry punya perasaan seperti itu... aku bahkan tak men yadarinya selama 14 tahun... itu membuatku terdiam dan merasa menyesal.... “
Jung Woo tak senang Soo Yeon membela Harry, diapun mengatakan kalau harry berbohong. Soo Yeon melanjutkan, “dia keluargaku. Sama seperti kau menganggap ibuku dan Eun Joo. Dia membunuh 2 orang. Itu mengejutkan, tapi... aku tak tahu Harry seperti itu... bisakah kau memahaminya?”
Jung Woo pun mengerti, “aku juga terkejut dengan ayahku,” Soo Yeon berterima kasih, “saat aku tak ada, memang benar Harry adalah keluargamu. Dan itu juga benar kalau aku adalah anak ayahku”. Jung Woo langsung mengajak Soo yeon minum lagi untuk merelaks kan pikiran.
Jung Woo beranjak untuk mengambil minuman lagi, tepat pada saat itu ponsel bunyi dan Soo yeon mengangkatnya. Ternyata itu adalah telepon dari Joo yang mengatakan kalau Mi Ran sudah sadar dan memberi kesaksian kalau Soo Yeon lah yang bertanggung jawab atas semuanya, mendengar itu Soo yeon shock, dan Jung Woo langsung mengambil ponsel itu dan bertanya pada joo apa yang sebenarnya terjadi, dan Joo pun mengulangi kata-kata yang dia ungkapkan pada Soo Yeon sebelumnya, kalau Mi Ran bilang Soo yeon yang coba membunuhnya, Joo mengeluh karena sekarang mereka tidak punya pegangan lagi untuk kasus ini. Jung Woo bingung dan langsung mematikan ponselnya.
Soo Yeon berkata mungkin Harry yang menyuruh Mi Ran melakukannya, “tampaknya dia benar-benar membenciku”
Jung Woo marah dan berkata, “jika dia membenci ayahku, dia seharusnya menyiksaku. Tapi kenapa dia melakukannya padamu?”
“agar kau bisa marah seperti sekarang. Untuk membuatmu marah. Lagipula kau akan menyelamatkanku. Kau akan menyelamatkanku kan?”
Harry tertidur dikamar rahasianya, dia tiba-tiba terbangun oleh telepon dari Tae Joon yang mengatakan kalau dia sudah melakukan apa yang Harry mau, “tinggalkan semua uang yang kau ambil dari bank. Aku akan memberitahu tempatnya” Mendengar itu Harry langsung beranjak dari tidurnya.
Jung Woo sedang termenung saat Soo Yeon keluar dari kamar mandi tanpa alas kaki. Jung Woo melihat kaki Soo yeon, saat Soo yeon berjalan mendekatinya. Jung Woo langsung menyentuh kaki Soo yeon yang masih ada bekas lukanya, “apa masih sakit saat kau melihatnya?” Soo yeon tersenyum dan menjawab tidak.
Soo Yeon pun duduk di depan Jung Woo, “saat aku melihat bekas luka ini... dibanding kenangan melarikan diri saat dipukuli ayahku... aku lebih mengingat... saat kau menyentuh kakiku. Apa itu karena tangan ajaibmu? Swaaaa.....” Soo yeon terus tersenyum.
Jung Woo bertanya apa yang akan Soo Yeon lakukan pada hari pertama turun salju? Aku ingin membuat kenangan indah denganmu,” Soo yeon menjawab, kalau dia akan menemui Han Jung Woo. Jung Woo pun menyuruh Soo yeon untuk tidak membuat rencana lain, karena ada sesuatu yang harus dia lakukan dengan Soo yeon.
“Apa?” tanya Soo yeon, tapi Jung Woo tidak mengatakannya.
Keesokan harinya, dari jendela, Jung Woo melihat polisi sudah datang untuk membawa Soo yeon, dia juga melihat Harry datang. Soo Yeon muncul dan bertanya, “kita pergi sekarang?” . Jung Woo pun menyuruh Soo Yeon berpakaian hangat karena cuaca sangat dingin. Dia tidak memberitahu Soo Yeon kalau Harry datang juga. Jung Woo pergi terlebih dulu.
Soo Yeon melihat keluar jendela dan dia melihat Harry diluar, sepertinya Harry juga melihat dirinya.
Jung Woo keluar terlebih dulu, dan Harry langsung menghampirinya, “kupikir Han Jung Woo akan menyelamatkanku.”
Harry pun langsung menyuruh Jung Woo berlutut didepannya, “kau tak pernah tahu kan? Aku mungkin akan mengaku. Kau tahu maksudku? Hanya aku yang bisa menyelamatkan Soo yeon”
“Kau... aku akan menangkapmu,” ucap Jung Woo. tepat saat itu, Soo Yeon muncul. Polisi berniat akan menangkap Soo Yeon, namun Jung Woo mencegahnya.
Melihat Soo Yeon, Harry langsung mengulurkan tangannya, “kemarilah Zoe... aku akan melakukan apapun yang kau mau”
Soo Yeon berjalan mendekat, dan pada Jung Woo, Soo Yeon mengatakan kalau dia harus mengembalikan sesuatu pada Harry. Soo Yeon mengambil sesuatu dari saku mantelnya dan berjalan mendekati Harry.
Soo Yeon memegang tangan Harry dan meletakkan kalung pemberian Harry ditangannya. Namun Soo Yeon menjatuhkannya.
Soo Yeon kemudian memegang tangan Harry dengan kedua tangannya, “Joon-na... dengan tangan yang menyelamatkanku... kenapa.... bagaimana... kau membunuh orang?”
Soo Yeon memegang tangan Harry dan meletakkan kalung pemberian Harry ditangannya. Namun Soo Yeon menjatuhkannya.
Soo Yeon kemudian memegang tangan Harry dengan kedua tangannya, “Joon-na... dengan tangan yang menyelamatkanku... kenapa.... bagaimana... kau membunuh orang?”
Soo yeon terus memegang tangan Harry sampai dia terduduk lemas, “kenapa kau melakukannya? Dan tangan yang menyelamatkanku... kenapa kau membunuh orang?, “tanya Soo Yeon sambil mendongak melihat Harry, “Joon-na... aku tak percaya itu. Kenapa kau melakukannya? Kenapa kau melakukannya? Kenapa?”
Harry langsung menarik tangannya dan membuat Soo Yeon terjatuh, “pergi... jika kau ingin seperti ini, pergi saja!” teriak Harry, diapun langsung mengambil kalungnya.
Jung Woo langsung mendekati Soo Yeon, dan berkata, “Kang Hyung Joon, aku pernah mengagumimu, saat Soo Yeon percaya padamu... saat dia membenciku... kau harusnya pergi ke Paris dengannya. Soo Yeon memberimu begitu banyak kesempatan. Tapi setiap kali, karena han Tae Joon... ayahku dan rasa bencimu padanya, kau kehilangan semua kesempatanmu. Sekarang Soo yeon, dituduh atas semua kejahatanmu. Larilah, jika kau tertangkap... dengan tanganku, kau akan mati!”
Jung Woo pun langsung memapah Soo yeon dan mengajaknya pergi ke kantor polisi.
Jung Woo pun langsung memapah Soo yeon dan mengajaknya pergi ke kantor polisi.
Soo Yeon sudah tidak bisa berkata apa-apa lagi, dia terlihat sangat lemah. Dan Harry juga terlihat shock setelah mendengar perkataan Jung Woo.
Komentar:
Benar apa yang dikatakan Jung Woo, sebenarnya Harry tidak akan kehilangan Soo Yeon, kalau saja dia lebih memilih Soo Yeon daripada balas dendamnya, namun apa yang dilakukan Harry adalah sebaliknya, dia malah sangat sangat menyakiti Soo Yeon, wanita yang selalu dia bilang adalah segalanya, bahkan dia bilang, dia lebih memilih Soo Yeon dibanding uang atau apapun.
Bagaimana bisa dia dengan wajah tanpa dosa, mengatakan pada Soo yeon untuk kembali padanya, setelah apa yang dia lakukan pada Soo yeon, sudah beribu2 kesempatan yang Soo Yeon berikan pada Harry namun nyatanya, Harry selalu membuang kesempatan itu.
0 comments:
Post a Comment