Sinopsis I Miss You Episode 19 bagian 2 rampung juga, setelah ngejer seharian ini, bagi2 waktu sama jam nge-les. Di episode 19 ini, lagi-lagi kita kehilangan satu pemain lagi, karena Kang Hyun Joo, meninggal saat dia berusaha mencari Hyung Joon. Dia sudah mengingat semuanya, dia benar-benar merasa bersalah. Tapi sangat disayangkan, karena Hyung Joon tidak mau menemui ibunya untuk terakhir kalinya.
Sinopsis I Miss You Episode 19 ( Bagian 2 ) !!!
Ah Reum sedang merawat ibunya, sambil tanya-tanya. Mi Ran mengatakan kalau dia tidak membutuhkan uang lagi, dia bungkam karena Tae joon, karena kalau dia sampai buka mulut, dia pasti mati. Ah Reum tidak mengerti, kenapa hubungan orang tuanya seperti itu, bukankah mereka adalah suami istri, dia juga mengatakan kalau Mi Ran masih belum terlambat, dia bisa mempercayakan semuanya pada Jung Woo.
Mi Ran tidak bisa percaya pada Jung Woo, karena dia mengira Jung Woo membencinya, dan apa yang dilakukan Jung Woo sekarang, hanya untuk menyelamatkan Soo Yeon, dan setelah itu dia akan berpura-pura tidak terjadi apa-apa, “dan aku akan menjadi orang yang paling menderita.”
Ah Reum berusaha meluruskan pandangan Mi Ran pada Jung Woo, “kau tau apa yang terjadi pada Soo Yeon setelah dia pergi menyelamatkan Oppa Jung Woo. Dan sekarang, dia harus bertahan dengan tuduhan palsu karena dirimu, apa ini masuk akal? Bagaimana bisa kau memberinya hukuman seperti itu?”.
Mendengar itu, Mi Ran bertanya sebenarnya Ah Reum itu ada dipihak siapa?. Dengan pasti Ah Reum mengatakan kalau dia tak akan menemui ibunya lagi, jika Mi Ran tak mau memberitahu yang sebenarnya. Ah Reum terus membujuk Mi Ran untuk percaya pada Jung Woo, karena dia takut terjadi sesuatu pada ibunya lagi.
Beralih pada Harry yang menghubungi pengacaranya, dia menyuruh pengacaranya menyiapkan semuanya, Harry ingin pergi dari Korea bersama Soo Yeon dan ibunya. Dia juga memerintah pengacaranya untuk mencari identitas baru untuk dirinya dan keluarganya. Harry berniat pergi dari Korea dan tidak ingin kembali lagi.
(hmmmm..... bisa kah dia pergi membawa Soo Yeon? Bagaimana caranyaaa? Pertanyaan besar.... mari kita lanjut untuk mencari jawabannya)
Soo Yeon pulang ke rumah, dan di kamar dia bertemu dengan Hyun Joo yang masih sibuk dengan bunga plastiknya. Soo Yeon mendekatinya, dan meletakkan tempat liontin ditangan Hyun Joo, sehingga Hyun Joo pun berkata, “ini untuk Joon”.
Soo Yeon mencoba menjelaskan pada Hyun Joo kalau yang diinginkan Hyung Joon bukanlah kalung, karena itu Soo Yeon meminta Hyun Joo cepat sembuh dan kembali pada Hyung Joon. Mendengar itu Hyun Joo hanya menyebut, “joon.. anak... anak...”
“insiden itu, tak terhitung berapa kali aku memikirkannya, kenapa itu bisa terjadi, benar... aku ikut karena aku menyukai Jung Woo, tapi... kenapa kau seperti itu pada Jung Woo. Dan kenapa aku seperti itu pada Joon, aku ingin menyalahkan mereka. Jadi tolonglah cepat pulih. Karena kau seperti ini... aku bahkan tak bisa marah padamu... “
Hyun Joo seperti bisa mendengarkan apa yang dikatakan Soo Yeon, dia juga langsung meraih tangan Soo Yeon dan langsung menggenggamkan bunga plastik di tangan Soo yeon, dan menyebut “anak”. Hyun Joo memberikan bunga plastik itu pada Soo Yeon, bunga plastik yang tidak pernah ingin dia lepaskan, atau berikan pada siapapun. Setelah itu dia sibuk dengan kalung milik Ah Reum dan kotak kalung yang dia pernah berikan pada Hyung Joon saat kecil.
Soo Yeon tak bisa tidur, dia membuka-buka gambar di ponselnya dan melihat gambar Jung Woo yang diam-diam dia ambil saat Jung Woo sedang melakukan pertemuan rahasia dengan Joo dan Ketua Tim. Kemudian dia menulis “I Miss You” pada gambar tersebut.
Eun Joo datang dan mengejutkan Soo Yeon, “itu minumanku.” Soo Yeon sudah mengambil satu botol soju milik Eun Joo.
Soo Yeon lalu menyuruh Eun Joo duduk disampingnya, “jika kita menghabiskannya, kita beli lagi,”
Eun Joo pun duduk dan langsung bertanya Soo Yeon ini bodoh atau tidak waras? Karena bagaimana Soo Yeon bisa tersenyum seolah-olah tidak ada masalah setelah dia dituduh melakukan pembunuhan. Soo Yeon menuangkan soju dalam gelas, saat dia akan meminumnya, Eun Joo menyambarnya, “begitu banyak hal yang salah dalam hidup, tapi jika kau menerima fitnah, bagaimanapun, kau 1 langkah di belakang.”
Eun Joo meminum sojunya, Soo Yeon mengatakan kalau Jung Woo bilang dia akan mengatasinya, karena itu Soo Yeon memutuskan untuk percaya pada Jung Woo dan menunggunya. Soo Yeon dan Eun Joo akhirnya minum bersama, mereka sampai menghabiskan 3 botol soju. Dalam keadaan mabuk, Eun Joo mengomel karena ibu dan Soo Yeon sudah berkomplot untuk membuat dirinya merasa terasing.
“terasing, sudah lama aku tak mendengarnya. Aku menjadi putri seorang pembunuh. Membuatku menjadi terasing.” Ucap Soo Yeon.
Eun Joo pun mengatakan kalau ibu adalah miliknya, tapi ibu lebih suka pada Jung Woo. Eun Joo pun mengaku kalau dia juga menyukai Jung Woo. Soo Yeon terkejut, sama seperti ekspresi Soo Yeon sat kecil, saat Eun Joo juga mengaku suka pada Jung Woo. Eun Joo pun menyuruh Soo Yeon tenang, karena Soo Yeon jugalah yang membuat dia selama 14 tahun bisa melihat Jung Woo, dan Eun Joo merasa sudah cukup. Eun Joo mengaku kalau rasa sukanya pada Jung Woo, tak sebanyak rasa suka Soo Yeon.
Eun Joo pun bertanya, bagaimana bisa Soo Yeon mengejar para penculik itu tanpa rasa takut? Soo Yeon menjawab kalau dia tidak tahu, “aku menyadarinya setelah aku sampai disana”
Eun Joo pun menyuruh Soo Yeon, jika dia merasa sedih atas masa lalunya, beri tahu dia, dan jika kapan saja Soo Yeon mau minum, panggil saja dia. Soo Yeon pun mengatakan hal yang sama, jika Eun Joo merindukan ayahnya, beritahu dia.
Soo Yeon dan ibunya mengajak Hyun Joo ke toko sepatu. Soo Yeon membelikan ibunya dan Hyun Joo sepatu baru. Ibu sangat senang. Saat sedang mengajak bicara Hyun Joo, Soo Yeon seperti mendengar suara langkah Harry, diapun melihat kesekeliling, dan hanya melihat wanita – wanita bersepatu hak tinggi, sehingga dia mengira kalau itu bukan Harry. Melihat Soo Yeon yang celingukan seperti mencari seseorang, membuat detektif Ahn menghampirinya. Tapi Soo Yeon langsung mengatakan tidak apa-apa.
Soo Yeon beralih lagi pada Hyun Joo, ternyata Harry benar-benar datang, dari luar dia memperhatikan Soo Yeon yang sedang bersama ibunya, “gadis bodoh. Karena ibuku, kau sudah lupa pada apa yang telah kau alami?”
Sekali lagi Soo Yeon mendengar suara langkah Harry, dia mencarinya dan dia menemukan kaki Harry di luar toko. Soo Yeon berusaha bersikap biasa saja seperti tidak mengetahui kalau Harry ada di tempat itu. Soo Yeon berdiri membelakangi Harry, dalam hati dia berkata, “Joon.... jangan takuuut. Semakin kau bersembunyi, kau akan semakin kesepian,”. Harry pun pergi.
Jung Woo menunggu Joo dan Ketua Tim, saat mereka berdua datang Jung Woo langsung bertanya pada Joo, dimana Harry. Joo menjawab kalau Harry tidak menunjukkan wajahnya sedikitpun, “seharian ini, dia hanya bertemu dengan orang Amerika”
Ketua Tim menambahkan kalau pihak Harry memberikan semua kesalahannya pada Michelle Kim, baik itu mengenai kematian Detektif Kim ataupun yang lain. Jung Woo sudah menduga akan seperti itu, namun dia masih berharap. Ketua Kim pun mengatakan kalau satu-satunya yang bisa mereka lakukan adalah menunggu jawaban dari Perancis. Joo menambahi, kalau saja Mi Ran dan Tae Joon, mau mengungkapkan kejahatan Harry, maka kasus ini akan selesai dengan cepat. Jung Woo menyuruh Joo jangan berharap pada itu semua.
Apa yang mereka tunggu akhirnya datang juga, jawaban dari kepolisian Perancis mengenai kecelakaan orang tua angkat Harry Borrison. Orang yang mengadopsi Moon Hae Joon adalah keluarga Borrison yang meninggal tahun 1999, karena kecelakaan mobil. Joo langsung meralat kalau Harry pernah mengatakan keluarganya meninggal karena kecelakaan pesawat. Ternyata dalam faks dari kepolisian Perancis, juga disebutkan kalau ada kaleng coca cola di pedal rem. Dapat dipastikan kalau yang membuat kecelakaan itu adalah Hyung Joon seperti yang dia lakukan pada detektif Kim. Namun, kepolisian perancis belum mendapatkan hasil dari DNA pada kaleng tersebut.
Pasangan Borrison, setelah mengadopsi anak dari Korea, dan mereka merawatnya sampai tahun 1999. Jung Woo juga meminta dikirimkan foto Harry Borrison, namun belum dikirim oleh kepolisian Perancis. Joo mengatakan kalau Kang Hyung Joon adalah kang Hyung Joon, dan Yoon Hyung Jae adalah Harry Borrison. Hyung Joon sudah menyelamatkan Yoon Hyung Jae dari orang tua angkatnya yang kejam, jadi itulah sebabnya Yoon melakukan yang terbaik untuk Hyung Joon dengan memberikan identitasnya.
“sekarang jika kita mendapatkan hasil DNA dari Peranciis dan mendapatkan foto Harry Borrison, dengan wajah Yoon Hyung Jae....”
“woooo,,,, kita mendapat pembunuhnya! ” celetuk Joo memotong omongan Jung Woo.
Jung Woo melihat ke foto Harry dan berkata, “bocah... kurasa kau benar-benar tertangkap kali ini.”
Beralih pada Harry yang sendirian dirumahnya. Dia mengambil foto dirinya dan Soo yeon yang sudah dia buang ke kotak. Harry terus memandanginya dan mendekap foto itu. Harry merindukan Soo Yeon.
Hyun Joo terbangun dari tidurnya, dia langsung mengambil sepatu yang dibelikan Soo Yeon untuknya. Dia mendekap sepatu itu dan melihat ke arah Soo Yeon yang sedang tertidur. Hyun Joo lalu meletakkan bunga plastik ke tangan Soo Yeon.
Tiba-tiba Hyun Joo terkejut, dan melihat cahaya dari luar jendela. Hyun Joo langsung melempar sepatu yang dia pegang dan dia mulai mengingat kembali apa yang terjadi pada 14 tahun yang lalu. Saat dia melihat Hyung Joon dari kamarnya, dimana Hyung Joon berteriak-teriak memanggilnya. Hyun Joo ketakutan dan lansung menutupi dirinya dengan selimut, namun dia membukanya kembali dan menyadari apa yang sudah terjadi.
Tanpa menggunakan sepatu, Hyun Joo berjalan keluar, dia berdiri tepat dibawah lampu jalan. Menatap lampu yang berkedip, Hyun Joo teringat lagi pada teriakan Hyung Joon kecil yang memangginya, dia juga teringat pada Harry yang menangis memanggilnya saat di rumah Tae Joon. Hyun Joo teringat, saat Harry mengaku kalau dia adalah Hyung Joon.
Hyun Joo juga teringat pada Han Jung Woo, dia teringat kalau dia sudah melakukan penculikan pada Jung Woo, “aku bersalah.... ini salahku.... ini salahku...” Hyun Joo menyadari semuanya, dan dia merasa bersalah. Hyun Joo terjatuh, dan menjatuhkan kotak dan kalung miliknya, tepat disaat lampu jalan mati. Hyun Joo berusaha menemukan kalung itu lagi, dan mengatakan kalau dia harus memberikannya pada Hyung Joon.
Dia teringat saat Harry menemuinya dan mengembalikan kotak kalung itu. Hyun Joo berjalan dengan membawa kotak dan kalung itu, dia berjalan sampai ke jalan-jalan tanpa menggunakan sepatu. Semua orang yang melihatnya, menatap aneh. Hyun Joo menangis di jalan, dia ingin menemui Hyung Joon.
Orang yang ingin Hyun Joo temui sedang tidur di sofa, tiba-tiba dia terbangun dan menemukan kotak kalungnya ada di lantai. Dia melihat Hyung Joon kecil duduk di tangga sendirian. Hyung Joon lalu berjalan mendekati Hyung Joon kecil tanpa menggunakan tongkatnya.
Dia memberi tanda diam pada Hyung Joon kecil dan berkata, “kau tahu kan? Han Tae Joon ada diluar. Kau tak boleh keluar, “ Hyung Joon kecil mengangguk, “dia akan segera pergi, jadi kau bisa keluar ke ruuang tamu, “ sekali lagi Hyung Joon kecil mengangguk dan melakukan isyarat diam.
Dia memberi tanda diam pada Hyung Joon kecil dan berkata, “kau tahu kan? Han Tae Joon ada diluar. Kau tak boleh keluar, “ Hyung Joon kecil mengangguk, “dia akan segera pergi, jadi kau bisa keluar ke ruuang tamu, “ sekali lagi Hyung Joon kecil mengangguk dan melakukan isyarat diam.
Hyung Joon membelai rambut Hyung Joon kecil, sambil menangis. Apa yang terjadi hanya banyangan, karena Hyung Joon kecil tidak ada di tangga itu.
Hyun Joo terduduk lemas, dia kedinginan, namun dia masih memegang kalung yang akan dia berikan pada Hyung Joon,
Di rumah, Soo Yeon terbangun dan betapa terkejutnya dia tidak menemukan Hyun Joo di sampingnya. Soo Yeon langsung membangunkan ibunya.
Soo Yeon mencari di luar rumah, namun dia tidak menemukan Hyun Joo. Eun Joo dan ibunya juga ikut mencari. Jung Woo menelpon Soo Yeon dan bertanya keberadaannya, namun Soo Yeon yang sedang panik, langsung bertanya apa yang dia lakukan? Hyun Joo pergi tanpa menggunakan sepatu. Polisi yang berjaga di depan rumah Soo Yeon pun tidak melihatnya.
Jung Woo dan Soo Yeon terus melakukan pencarian, sampai mereka bertemu. Soo Yeon sangat panik, karena cuaca sangat dingin dan Hyun Joo tidak menggunakan sepatu. Jung Woo mengajak Soo yeon mencarinya dengan mobil, saat mreka akan menuju mobil, mereka mendengar suara petugas yang membangunkan seorang Ahjumma.
Soo Yeon dan Jung Woo langsung menghampirinya, dan ternyata benar ahjumma yang dimaksud adalah Hyun Joo. Soo Yeon dan Jung Woo berniat ingin langsung membawa Hyun Joo, namun Hyun Joo menarik tagan Soo Yeon, dia tidak ingin beranjak. Hyun Joo menyebut nama Hyung Joon, dan mengatakan kalau dia merindukan Hyung Joon.
Soo Yeon dan Jung Woo langsung mendatangi Harry di rumahnya. Harry sendiri saat itu sedang minum sendirian. Tanpa basa basi, Soo Yeon menyuruh Harry keluar. Dengan santai Harry malah menyuruh Soo Yeon dan Jung Woo duduk dan minum bersamanya.
Tak ingin berlama-lama, Jung Woo langsung menyuruh Hyung Joon bangun dan ikut dengan mereka, karena ibu Harry sekarang dalam keadaan kritis, dan Jung Woo juga mengatakan kalau Harry jangan melakukan sesuatu yang akan membuatnya menyesal.
“menyesal? Aku? Aku tak punya ibu. Jangan bersimpati padaku. Kurasa kau lebih menyedihkan. Ayahmu... ibu tirimu... orang tua sepertii mereka? Han Jung Woo, kau bilang mau menangkapku. Apa kau tidak membuatku menunggu terlalu lama?” jawab Hyung Joon.
“Kang Hyung Joon, jiika kau tak pergi sekarang, kau mungkin tak bisa melihatnya lagi. Bangun!” pinta Soo Yeon, namun kata-kata Soo Yeon mendapat balasan teriakan Hyung Joon.
“berdiri berdampingan dengan Han Jung Woo, jangan berpura-pura seolah kau perduli padaku. Aku takkan tertipu.” Ucap Hyung Joon.
Soo Yeon mengingatkan Hyung Joon kalau dia akan menyesal jika tidak menemui ibunya untuk terakhir kalinya. Hyung Joon hanya tersenyum, “bodoh... ibu yang kau cari sejak kau masih kecil..memangnya kenapa kalau dia tak bisa mengenalimu? Dia hanya memanggil namamu. Hyung Joon, kalung ditanganmu,, dia memegangnya sepanjang hari... untuk diberikan padamu, ibu yang kau anggap telah membuangmu, dia hanya memanggil namamu,” Soo Yeon sudah terbawa emosi.
Dengan santai Hyung Joon menyuruh Jung Woo dan Soo Yeon pergi. Jung Woo sudah tidak bisa menahan diri lagi, dia langsung mencengkram kerah Hyung Joon dan mengatakan kalau dia tidak pernah bersimpati pada Hyung Joon setelah apa yang dilakukan Hyung Joon selama ini. Jung Woo pun akan menyeret Hyung Joon pergi, namun Hyung Joon tetap menolaknya.
“jadi... agar kau bisa menangkapku... aku akan berkata , ‘aku Kang Hyung Joon’. Aku akan pergi kesana sendiri. Aku akan menangis dan memegang ibuku. Dan aku akan berkata, ‘aku Kang Hyung Joon’ kalian pikir aku tak tahu yang kalian pikirkan? Aku tak akan pergi. Aku tak bisa ditangkap. BAWA BUKTINYA!” dengan cepat Hyung Joon mengambil tongkatnya dan langsung memukulkannya ke meja, meja yang terbuat kaca itu pecah, dan reflek Jung Woo langsung melindungi Soo Yeon dengan badannya.
“Kang Hyung Joon, jadi Cuma begini saja? Kau selalu memanggil ibu.. ibu.. pada akhirnya, kau bersembunyi untuk menyelamatkan diri? kau biasanya melakukan apa saja yang diinginkan Soo Yeon. Soo Yeon tetap datang kemari padahal sudah dituduh atas kejahatanmu. Kau yang lebih parah dari sampah, Soo Yeon memberimu kesempatan terakhir. Hanya ini yang bisa kau lakukan untuknya, kan?”
“ini bukan yang diinginkan Soo Yeon. Sekarang aku ingin menghajarmu sampai mati, tapi tak kulakukan. Karena Soo Yeon tak ingin dirimu terluka lagi, jadi aku menahannya. Aku melakukan semuanya karena itu yang diinginkan Soo Yeon. Ayo pergi Kang Hyung Joon.”
Mendengar begitu panjangnya kata-kata Jung Woo, Hyung Joon menanggapinya dengan tertawa, dan bertanya pada Jung Woo, apa dia datang di rumahnya hanya untuk mengungkapkan cinta? Lalu kenapa Soo Yeon tidak melakukannya juga.
“Lee Soo Yeon, kenapa kau seperti ini padaku? Apa kau merasa bertanggung jawab terhadapku? Itu semakin membuatku, tak ingin pergi kesana. Hanya untuk membuatmu merasa lebih baik.” Hyung Joon mulai berteriak, “Aku! Berharap kau yang mati... bukan ibuku.. aku ingin hidup di dunia yang tidak ada kau. Disni? Ini surgaku. Jangan pernah lagi... datang tanpa ijinku...”
“Surgamu.... “ Jung Woo menghela nafas, “surga? Terkurung sendiri adalah hukuman terburuk dalam penjara. Tak ada surga dimana kau terkurung sendiri. Dengan kemauan sendiri, kau mengurung dirimu.,,,, di neraka ini. Jadi begitulah akhirnya.”
Tae Joon menjawab telepon dari Hyung Joon, saat berada di kamar rawat Mi Ran. Hyung Joon memberi tahu kalau ibunya sudah meninggal.
Tanpa sepengetahuan Tae Joon, Mi Ran berusaha menghubungi Jung Woo.
Hyung Joon dirumahnya sendirian, dia menyalakan musik kesukaannya, musik instrumen biola, dia berusaha menikmatinya. Dia masih mengenggam kalung pemberian ibunya.
Hyun Joo meninggal dan dia sudah dimakamkan. Soo Yeon menceritakan kalau sebelum Hyun Joo meninggal, sepanjang hari Hyun Joo terus merindukan Hyung Joon. Bahkan sampai akhir, Hyun Joo meninggal dengan masih memberikan luka pada Hyung Joon.
“fakta bahawa dia tdak akan pernah melihat ibunya lagi, meski dia ingin. Dia tak bisa mencintai, atau melepas kebenciannya, “ucap Jung Woo.
Soo Yeon pun mengajak Jung Woo pulang sebelum Harry datang, karena dia tak akan datang jika mereka masih di makam. Jung Woo menawarkan tangannya untu digandeng Soo Yeon, sebelum mereka pergi.
Tepat pada saat itu mereka berdua mendengar suara langkah Hyung Joon. Jung Woo pun bertanya, tentang tongkat yang dibuat Soo Yeon. Soo Yeon pun mengatakan kalau dia membuatnya, karena Hyung Joon tidak bisa berjalan dengan baik. Jadi Soo Yeon membuatkannya tongkat agar mudah menemukannya, dari suara tongkatnya.
Suara langkah Hyung Joon semakin mendekat, Jung Woo pun langsung mengajak Soo Yeon pergi, dan orang yang mereka bicarakan akhirnya muncul. Hyung Joon tahu kalau Soo Yeon dan Jung Woo baru dari makam ibunya.
Hyung Joo berjalan ke makam ibunya, disana dia melihat foto ibunya, berserta kalung Ah Reum yang selalu Hyun Joo bawa. Hyung Joon mendekatkan kalung yang dia punya dengan kalung milik Ah Reum.
“Apa ini, surga yang ibu bicarakan? Sekarang aku, harus melarikan diri seperti ini. Sat aku masih hidup sampai aku mati. Dengan kaki ini. Terima kasih.” Ucapa Hyung Joon dengan penuh emosi.
Foto Harry Borrison ahirnya dikirm juga oleh kepolisian Perancis.
Jung Woo dan Soo Yeon sudah di dalam mobil dan bersiap pergi. Ponsel Jung Woo bedering dan ternyata itu adalah kiriman gambar Harry Borrison, dan Harry Borrison yang sebenarnya adalah Yoon Hyung Jae. Tak lama kemudian posnel Soo Yeon juga bunyi. Itu telepon dari Joo, Soo Yeon mengangkatnya dan langsung di loadspeaker.
Joo mengatakan kalau mereka mendapat balasan dari Perancis, dan DNA yang ada di kaleng itu adalah milik Hyung Joon, “itu adalah pembunuhan, mreka tak memberi keringanan meskipun dia di bawah umur. Entah di Perancis atau Korea, tak ada tempat untuk Kang Hyung Joon bisa kabur. Cepat tangkap dia. Ah, kami sedang menuju rumah harry.”
Jung Woo memberitahu kalau Harry ada di tempat pemakaman. Jung Woo menutup telepon dan langsung mengambil borgol di jasnya. Jung Woo akan segera menangkap Harry, dan dia menyuruh Soo Yeon untuk menunggu di mobil.
Saat akan keluar, Soo Yeon memanggil Jung Woo. Jung Woo melihat ke arah depan, dan disana sudah ada Harry yang menaiki sepedanya.
Mereka saling menatap, Harry tersenyum tipis, dan Soo Yeon menunduk tak berani menatap lagi. Sedangkan Jung Woo masih melihat ke arah Harry, dia juga mendapat sms dari Ah Reum yang mengatakan kalau ibunya sudah ingin bekerjasama, dia mengatakan kalau bukan Soo Yeon pelakunya, melainkan Harry.
Kali ini Jung Woo yang tersenyum penuh kemenangan, melihat itu Harry jadi sedikit takut.
Komentar:
Finally semua nya terkuak, jadi penasaran gimana kelanjutannya. hmmmm.... Harry, dia jelas aja bilang kalau dia tidak akan menyesal walau tidak bertemu dengan ibunya untuk terakhir kalinya, karena Harry tipe orang yang tidak pernah menyesal atau pun merasa bersalah. Mungkin bisa dibilang psikopat, jangankan untuk menyesali diri karena tidak bisa bertemu dengan ibunya lagi, perasaan bersalah karena sudah membunuh orang saja, dia tidak punya. Itu lah karakter Harry yang menyeramkan. Tapi tetep diacungi 2 jempol buat Yoo Seung Ho, yang udah memberanikan diri mengambil karakter ini sebelum dia masuk wajib militer.
0 comments:
Post a Comment