Sinopsis Yes Captain episode 13 ( Bagian 2 ) akhirnya bisa diposting juga setelah mengalami penundaan, karena saya lagi penasaran sama terusan cerita I Miss You. Okelah gak usah berlama-lama, pada episode sebelumnya, kita melihat persaingan Dong Soo dan Yoon Sung yang meluapkan emosi mereka dengan cara melempar tangkap bola baseball, dan kali ini, kita akan melihat kecemburuan Yoon Sung pada mahasiswa yang menyukai Da Jin.
Sinopsis Yes Captain Episode 13 ( Bagian 2 ) !!!
Di bandara ada sepasang kekasih yang sedang bertengkar, mereka bertengkar tanpa memperdulikan orang –orang disekeliling mereka yang melihat mereka, rombongan Da Jin, Ji Won dan pramugarinya juga ada disana menyaksikan pertengkaran pasangan tersebut.
Pasangan ini bertengkar karena si cewek bersikeras pergi karena kontrak yang sangat berarti untuknya. Namun si cowok terus meminta si cewek untuk tidak pergi, ia meminta si cewek untuk bersamanya satu hari ini saja. Dengan tegas si cewek mengatakan tidak, karena kontrak itu baginya lebih penting daripada hari ulang tahun.
Si cewek yang ternyata bernama Ji Sun ini, langsung menyimpulkan kalau si cowok tidak menyukai dirinya, dan menganggap dia bukan wanita baik-baik. Dengan keputusan sepihak, Ji Sun memutuskan cowok itu dan dia langsung pergi.
Karena pertunjukkan sudah selesai Ji Won dan romobongan juga ikut pergi, tanpa sadar Da Jin masih ada disana memperhatikan si cowok itu. Menyadari kalau dia hanya sendirian berdiri di sana, Da Jin langsung pergi juga.
Di ruang kokpit, Da Jin senyum-senyum sendiri melihat Yoon Sung, dan itu membuat Yoon Sung tersenyum. LOL
Ji Sun, cewek yang baru saja memutuskan kekasihnya itu naik pesawat yang sama, di dalam pesawat dia langsung sibuk dengan laptopnya.
Diruang perlengkapan, para pramugari mulai membicarakan Ji Sung, sampai-sampai Joo Ri dan Sa Rang berbeda pendapat tentang yang namanya cinta. Tepat pada saat itu Ji Won datang dan menyuruh Joo Ri membawakan kopi pada penumpang No 40, yang tak lain adalah Ji Sung. Tapi Joo Ri malah menyuruh Sa Rang yang mengambil kopinya, dan dia langsung pergi. Sa Rang pun membuatkan kopi, tapi Ji Won langsung mengatakan kalau dia akan melakukannya sendiri.
Walaupun Ji Sun berusaha menyibukkan dirinya dengan mengetik, dia sepertinya merasa menyesal sudah memutuskan kekasihnya dengan tiba-tiba seperti itu.
Beralih di ruang kokpit, dimana Da Jin terus tersenyum dan memandangi Yoon Sung. Merasa tidak nyaman, Yoon Sung pun berkata kalau dia akan pudar. Da Jin tertawa dan menjawab kalau yoon Sung tidak akan pudar hanya karena dia terus melihat Yoon Sung, “apa kau tahu hari apa ini, kapten?” Yoon Sung tidak menjawab.
“Ini hari valentine” ucap Da Jin.
Yoon Sung pun menanggapi kalau ini adalah hari dimana pedagang cokelat mencoba menjual semua coklatnya. Da Jin menambahkan di hari valentine ini, seseorang bisa mengakui sesuatu yang tidak bisa dilakukan sebelumnya. Yoon Sung pun menjawab kalau pengakuan bisa dilakukan kapan saja, dan ini bukan sesuatu yang harus dilakukan ketika seseorang benar-benar cantik, Yoon Sung menyuruh Da Jin untuk tidak ikut-ikutan.
Tapi kemudian Yoon Sung berkata, “jika kau ingin mengaku, lakukan sekarang.”
Da Jin tertawa dan berkata “aku sekarang membencimu.”
Mereka tersenyum.
Di ruang perlengkapan Sa Rang meletakkan kotak cincin di sebuah karangan bunga. Kemudian dia menghubungi Da Jin dan mengatakan kalau apa yang Da Jin minta sudah siap. Yoon Sung melihat ke arah Da Jin, dan Da Ji hanya tertawa dan mengatakan “maaf kapten”.
Sa Rang menghampiri Ji Sun, dan setelah mendapat konfirmasi kalau namanya Kim Ji Sun, Sa rang langsung menunjukkan sesuatu di layar. Ji Sun terkejut karena itu adalah foto dirinya bersama kekasihnya yang baru saja dia putusi.
Terdengar suara Da Jin yang berkata, “hallo, saya co-Pilot Han Da Jin. .. Saya akan menceritakan sebuah kisah tentang seorang pria, yang mencintai seorang wanita. Meskipun matahari dan bulan di langit tidak setuju, ada seseorang yang sesalu mendukungnya. Dia adalah orang serakah yang ingin menjadi sempurna di pekerjaan dan cinta. Saya ingin melakukan apa saja kecuali putus. Hari ini salah sati dari 365 hari dalam setahun ketika aku mencintaimu”
Tiba-tiba muncul seorang laki-laki yang membawa sebuah karangan bunga, dan dia adalah Park Ki, cowok yang sudah Ji Sun putusin saat di bandara. Ji Sun benar-benar terkejut melihat Park Ki ada dihadapannya.
Park Ki yang diiringi Sa Rang, mendekati Ji Sun. Park Ki memberikan bunga yang dia bawa pada Ji Sun dan langsung mengambil cincin yang dibawa Sa rang, kemudian dia pasangkan di jari manis Ji Sun, dan berkata, “selamanya, bisakah kau menjadi ratuku? Selamanya, aku akan menjadi kesatriamu”
Para penumpang yang lain bersorak agar Ji Sun menerima lamaran Park Ki. Tanpa ragu lagi Ji Sun mengangguk dan Park Ki langsung memeluknya. Pramugari yang lain berdatangan untuk melihat apa yang terjadi.
Dengan senyum yang terus mengembang, Da Jin berkata, “cuaca tokyo cerah, kita akan segera tiba, ini sangat manis sekali. berbahagialah”
Yoon Sung mengerutkan keningnya, dan Da Jin masih terus tertawa senang, karena misinya berhasil. Tapi karena Yoon Sung terus melihatnya untuk meminta penjelasan, jadi Da Jin mengatakan kalau dia diberitahu bahwa pesawat terbang harus banyak kenangan, jadi dia pikir dia harus membantu percintaan orang lain juga.
Dengan ekspresi tidak suka, Yoon Sung berkata, “kata-kata itu.. pengumuman pribadi tidak diperbolehkan.” Tak mau di salahkan Da Jin mengatakan kalau Yoon Sung juga pernah melakukannya. Menyadari itu, Yoon Sung langsung membela diri kalau itu adalah kasus yang berbeda.
Yoon Sung pun langsung bertanya bagaimana Da Jin bisa melakukan semua itu. Da Jin mengatakan kalau dia bertemu pria tampan di bandara, “aku sangat tak berdaya menghadapi pria tampan.. hahha...”
Saat Park Ki sedang sendirian, memandangi kotak cincin beserta surat yang akan dia berikan pada Ji Sun, Da Jin tak sengaja melihatnya, ia pun langsung mendekati pria Park Ki, “maaf... jika tidak apa-apa, saya akan memberikan surat itu padanya untukmu”
Begitulah ceritanya bagaimana Da Jin bisa terlibat dalam percintaan Ji Sun dan Park Ki, Da Jin sendiri terus tersenyum-senyum menceritakannya, namun dia langsung menghentikannya saat mendapat tatapan aneh dari Yoon Sung, “mengapa? Apa aku melakukan sesuatu yang salah lagi?,” tanya Da Jin.
“Saya tampan, tapi kenapa kau tidak tak berdaya terhadapku?” tanya Yoon Sung. Mendengar pertanyaan Yoon Sung membuat Da Jin tertawa lebar, dan itu membuat Yoon Sung mengerutkan keningnya.
“Biasanya, kalau seseorang itu tampan, dia tidak akan menyebut dirinya tampan, “ ucap Da Jin. “benar-benar... kau sangat sombong Kapten.”
Tak mau dibilang sombong, Yoon Sung beralasan, “ini bukan kesombongan, tapi kepercayaan diri.” membuat itu membuat Da Jin bergidik.
Di ruang perlengkapan, Joo Ri bertanya kenapa ada seseorang yang melakukan lamaran di pesawat? Kalau sampai ketahuan, siapa yang akan disalahkan. Sa Rang hanya diam saja. Ji Won pun muncul dan langsung berkata, “Sa rang, kau sudah bekerja keras. Jika ada yang harus disalahkan, aku yang akan bertanggung jawab. Karena aku berkuasa disini.”
Tidak terima, Joo Ri berkata, “bagaimana kita bisa melayani mereka setelah mendengarkan semua kisah pribadi mereka?”. Dengan santai Ji Won menjawab kalau semua penumpang sangat berharga bagi mereka.
Joo Ri tetap bersikeras, “yang aku maksud, itu tidak adil, untuk memberikan layanan hanya pada satu orang”
Ji Won menjawab, “ketika oorang-orang berkumpul satu persatu, mereka menjadi 300 penumpang” kalah berargumen, Joo Ri pergi dengan kesal diikuti teman-temannya. Sa Rang pun berterima kasih pada Ji Won, karena membelanya dan tidak menyalahkannya.
Da Jin dan Yoon Sung mendarat dengan selamat, mereka pun pergi ke meja pengabsenan (hhehe.. maaf saya gak tahu itu istilahnya apa). Tepat pada saat itu Ketua Manager datang menemui Yoon Sung, dan menyuruh Yoon Sung untuk memberi pengajaran pada mahasiswa jurusan penerbangan, karena Kim Yoon Sung adalah pilot utama Wings Air. Da Jin pun menawarkan diri untuk ikut. Ketua Manager pun membolehkannya. Da Jin begitu sangat senang bisa pergi bersama dengan Yoon Sung. Begitu juga Yoon Sung.
Di rumah, Mal Ja sedang membacakan sebuah dongeng pada Ppo Song. Dal Ho datang dengan membawakan pakaian baru untuk Mal Ja, mendapat kebaikan dari Dal Ho membuat Mal Ja hampir tak percaya, karena sebelumnya mereka baru saja bertengkar. Dal Ho memberikan itu untuk dipakai Mal Ja pada hari pembukaan restoran, karena pada saat itu Mal Ja akan menjadi bintangnya, jadi dia harus terlihat cantik.
Dal Ho mengalihkan perhatiannya pada Ppo Song yang membahas tentang kurcaci yang mencintai Snow White, Ppo Song mengatakan kalau kurcaci itu menyedihkan karena cintanya hanya bertepuk sebelah tangan. Dal Ho pun mengatakan kalau nasif kurcaci itu sama persis dengan nasipnya, dan itu membuat Mal Ja jadi tambah tidak enak.
Da Jin sedang dikamarnya sendiri, dia sedang browsing2 di internet, tentang cara-cara berkencan. Dia pun mendapat ide, kalau setelah memberikan pelajaran, mereka akan makan bersama dan pergi ke tempat yang bagus, dia juga sudah mempersiapkan kamera digital yang akan dia bawa nanti.
Ppo Song datang dan bertanya kemana kakaknya ini akan pergi. Da Jin menjelaskan kalau dia akan pergi ke universitas bersama pinguin ahjussi. Ppo Song senang, da Jin akan pergi bersama Yoon Sung. Hahhay anak umur segitu aja dah ngarti cinta-cintaan.. LOL
Da Jin pergi ke supermarket untuk membeli smua barang-barang yang diperlukan saat perjalanan. Sedangkan anggota keluarganya yang lain, semua berada di restoran ayahnya Dong Soo yang sudah mulai buka.
Untuk mendapat perhatian Dong Soo, Joo Ri mengajak pramugari yang lain datang ke restoran ayahnya Dong Soo, dia juga tidak lupa membawakan bunga untuk ayahnya Dong Soo. Joo Ri terus bersikap manis padanya. Bahkan walau sudah disuruh duduk, Joo Ri menawarkan diri untuk membantu melayani pengunjung.
Saat sedang berbicara dengan Joo Ri, ayah Dong Soo melihat Dal Ho mendekati Mal Ja dan itu membuat ayah Dong Soo langsung meninggalkan Joo Ri dan pergi ke Mal Ja.
Melihat Dong Soo, Joo Ri langsung mendekatinya, tapi Dong Soo tidak memperdulikan Joo Ri, dia seperti sedang gelisah menunggu seseorang. Dan akhirnya orang yang Dong Soo tunggu2 datang juga. Da jin datang dan Dong Soo senang melihatnya.
Joo Ri mengajak Dong Soo minum dengan rombongannya. Saat ditawari minum soju, Dong Soo menolak, dan mengaku kalau dia hanya minum air. Ayahnya mendengarnya, dan langsung ikut nimbrung dengan mengatakan, laki-laki dengan ukuran sepatu 280 mm, tinggi 188 cm dan berat badan 73 kg, dan semua bagian tubuh yang enak dilihat..
“ayah”, Dong Soo menyela. Ayahnya pun melanjutkan, “tapi hatinya sudah penuh dengan cinta. Mendengar semua itu, Joo Ri terus tersenyum dan tambah kagum pada Dong Soo. Tapi senyum Joo Ri pudar saar Sa rang membahas kalau dia berharap Ji Won datang bersama mereka. Salah satu temannya membenarkan karena apa yang dilakukan Ji Won itu sudah masa lalu.
Tidak mau terima, Joo Ri mengungkit-ungkit kesalahan Ji Won, karena kesalah Ji Won sudah membuat seorang wanita hamil meninggal dan anaknya mendapat penyakit. Da jin yang sedang membereskan meja mendengar apa yang dikatakan Joo Ri, begitu juga Dong Soo yang ada disamping Joo Ri langsung teringat pada saat Da Jin bertemu dengan Ji Won dipemakaman orang tua Da Jin. Saat itu Da Jin sangat marah pada Ji Won. Dong Soo menyadari apa yang sebenarnya terjadi pada Da Jin.
Joo Ri terus mengatakan kalau apa yang dilakukan Ji Won sangatlah mengerikan, karena dia bisa hidup seperti tidak terjadi apapun, “dia bisa melakukan segala hal sendiri dengan sangat baik, pikirkan tentang hari ini. Aku sangat tak menyukainya sama sekali.” Joo Ri terus mengompori teman-temannya untuk membenci Ji Won, dan dia berhasil.
Itu membuat Da Jin tidak bisa tinggal diam, dia langsung menghampiri Joo Ri dan berkata, “kau jahat sekali. Apa minumannya terlalu enak, sehingga kau membicarakan orang lain saat minum?”
Joo Ri tak mengerti kenapa Da Jin mengatakan semua itu, Da Jin hanya mengatakan kalau membicarakan orang lain dibelakangnya itu tidak baik, “tapi... kalau bisa melakukan tindakan tepat dan terampil itu namanya bukan kecelakaan.... tindakan itu pengecut, kalau menghinanya. Kenapa kita tidak memperbaiki keterampilan kita sendiri sebelum kita berbicara tentang orang lain” Setelah mengatakan itu Da Jin langsung pergi.
Joo Ri benar-benar tidak terima dikatai Da Jin seperti itu, diapun meminta pembenaran pada Dong Soo, kalau apa yang dia lakukan itu tidak salah.
Dan Dong Soo langsung menyebut Joo Ri wanita jahat, “seseorang yang menyakiti orang lain seperti itu, aku benar-benar tidak suka orang seperti itu.” Dong Soo langsung pergi dan membantu Da Jin beres-beres.
Dan Dong Soo langsung menyebut Joo Ri wanita jahat, “seseorang yang menyakiti orang lain seperti itu, aku benar-benar tidak suka orang seperti itu.” Dong Soo langsung pergi dan membantu Da Jin beres-beres.
Joo Ri benar-benar sudah tidak waras menurutku, bukannya sadar atas apa yang dibilang Dong Soo dan Da jin kalau dia sudah menyakiti Ji Won, dia malah kegirangan karena dia benar-benar yakin kalau Dong Soo adalah orang yang tepat untuknya karena dia mempunyai kepribadian yang baik. dan itu membuat teman-temannya menggelengkan kepalanya melihat tingkah Joo Ri.
Dong Soo mengantarkan Da Jin pulang. Saat Da Jin akan keluar mobil, Dong Soo meminta Da Jin tinggal sebentar, dia ingin bertanya kenapa Da Jin tidak memberitahukan padanya tentang cerita ibu Da Jin. Da Jin menjawab kalau dia tidak ingin membuat orang lain khawatir.
Dong Soo pun mengancungi jempol atas apa yang Da Jin lakukan hari ini, berani membela Ji Won di depan Joo Ri. Da Jin tersenyum, namun dia akhirnya jujur kalau dia belum bisa memaafkan Ji Won sampai sekarang.
“jangan mencoba untuk memaafkan, bertindaklah seperti yang hati mu inginkan, tidak masalah dengan itu, “ucap Dong Soo bijak.
Keesokan harinya, Yoon Sung menjemput Da Jin untuk pergi bersama mengajar ke universitas. Sesampainya di universitas, Yoon Sung memperingatkan Da Jin untuk menjaga sikapnya agar dia bisa dihormati mahasiswa. Yoon Sung mengatakan kalau mereka harus menyapa direktur terlebih dulu, tapi dasar Da Jin, seperti anak kecil yang baru diajak ke tempat bermain, dia tidak mendengarkan apa yang dikatakan Yoon Sung. Dia berputar-putar menikmati suasana kampus, tanpa dia sadari kalau Yoon Sung sudah berjalan meninggalkannya.
Tidak perduli kalau sudah ditinggal Yoon Sung, Da Jin mengeluarkan kamera digitalnya dan mulai mengambil gambar pemandangan yang ada disana. Kemudian perhatiannya teralih pada sekelompok gadis yang mengerubuti seorang pria tampan. Gadis-gadis itu begitu senang dipuji oleh pria itu. Da Jin hanya tersenyum melihatnya dan menganggapnya hal yang wajar, yang sering terjadi di kampus-kampus atau sekolah.
Setelah itu Da jin baru sadar kalau dia sudah kehilangan Yoon Sung, dia pun langsung masuk ke gedung kampus untuk mencari Yoon Sung. Tanpa melihat tasnya, Da Jin asal memasukkan kamera digitalnya dan tidak menutup resliting tasnya lagi, akibatnya kertas –kertas yang ada di dalam tasnya berjatuhan. Dan salah satu mahasiswa yang memungut kertas milik Da Jin adalah pria yang sebelumnya dilihat Da Jin sedang dikerubuti gadis-gadis.
Akhirnya Da Jin menemukan Yoon Sung dan dia langsung mengeluh karena Yoon Sung sudah meninggalkannya sendiri. Tidak menjawab keluhan Da Jin, Yoon Sung bertanya apa yang sudah Da Jin lakukan, karena banyak mahasiswa yang semuanya laki-laki mengikuti Da Jin, mereka juga langsung menyodorkan kertas yang sudah dijatuhkan oleh Da Jin. Walaupun sebenarnya itu adalah keteledoran Da Jin, tapi Da Jin bisa berbangga hati, karena dengan begitu dia langsung jadi populer. LOL.
Pria muda yang banyak disukai gadis tadi muncul dan langsung mengambil kertas-kertas yang ada di mahasiswa lainnya. Setelah terkumpul semuanya, dia langsung memberikannya pada Da Jin. Melihat Da Jin, pria itu teringat kalau Da Jin adalah co-pilot yang sudah mengambilkan bola miliknya yang tergelincir di bandara. Tapi da Jin tidak mengingatnya.
Yoon Sung dan Da jin masuk ke kelas dengan menggunakan seragam mereka. Saat Yoon Sung memperkenalkan diri, mahasiswi yang ada dikelas itu langsung menyukainya. Dan ketika giliran Da Jin yang memperkenalkan dirinya, mahasiswa yang rata-rata laki-laki langsung bersorak untuk Da jin.
Sampai-sampai pria muda yang populer tadi langsung mengajukan pertanyaan pada Da Jin, Apakah Da Jin sudah menikah? Kapan ciuman pertama Da Jin? Da Jin tidak menjawab, dia hanya tersenyum malu, tidak suka dengan pertanyaan pria muda tadi, Yoon Sung langsung menegur pria muda itu, dengan mengatakan kalau pertanyaan pribadi tidak diizinkan. Namun pria muda itu malah bertanya, apakah Da Jin dan Yoon Sung pacaran?
Semua orang tertawa, namun Yoon Sung menatap pria muda itu dengan tegas dan bertanya apa dia tahu yang menyebabkan masalah tekanan pada sayap pesawat? Apa perbedaan anatara pesawat besar dan pesawat biasa? Mengapa CFIT terjadi? Apa dia tahu apa yang membedakan antara pesawat kecil dan besar? Tidak ada jawaban dari pria muda tadi sehingga dengan tegas Yoon Sung mengatakan pada semuanya untuk mendengarkan dengan baik karena dia akan menjelaskan semuanya.
Dengan sikap yang tidak takut pada Yoon Sung yang mulai bersikap tegas, pria muda tadi mengedipkan matanya pada Da Jin dan itu membuat Da Jin terkejut.
Yoon Sung mulai pelajaran, namun perhatiannya terganggu sebentar saat dia melihat kalau pria muda tadi tidak memperhatikan pelajaran yang dia berikan, pria itu terus memandangi Da Jin yang sedang sibuk dengan pekerjaannya. Tidak mau terpecah konsentrasinya mengajar, Yoon Sung pun melanjutkan dan pura-pura tidak tahu. (hahhaha... saingan Yoon Sung sekarang anak kecil....)
Setelah pelajaran selesai, Yoon Sung langsung diserbu oleh mahasiswi2 yang meminta foto bersama dengannya. Da Jin menunggu Yoon Sung selesai meladeni siswi2.nya.
Namun tiba-tiba pria muda tadi muncul dan langsung menarik tangan Da Jin dan mengajaknya pergi, karena dia ingin memperlihatkan pada Da Jin pemandangan sekitar kampus. Da jin bingung, tapi pria muda itu terus menariknya. Yoon Sung melihat Da Jin pergi dan dia merasa gelisah.
Da Jin menghentikan langkahnya dan bertanya, bukankah apa yang dilakukan pria itu tidak sopan, karena mereka baru pertama kali bertemu. Tentu saja pria itu menjelaskan kalau ini bukan kali pertama mereka bertemu. Pria itu berusaha mengingatkan Da Jin dengan menunjukkan bola miliknya, dan mengatakan kalau mereka sudah pernah bertemu di bandara. Da Jin pun bs mengingatnya.
Da Jin pun menawarinya untuk bertanya sesuatu padanya, tapi hanya yang berhubungan dengan pesawat bukan masalah pribadi.
“aku sudah tahu tentang pesawat, jadi biarkan aku tahu tentangmu. Apa kau punya pacar?” Da Jin pun manjwab, kalau punya, apa yang akan dia lakukan?. Pria itu mengatakan “aku tak perduli jika kau punya pacar, ini akan lebih mendebarkan dari seseorang yang tidak dicintai oleh siapapun. Jadi biarkan lewat juga!”
Da Jin pun manjawab, “mahasiswa jangan membuat masalah”
Pria muda itu protes dan mengatakan kalau namanya bukan mahasiswa, tapi Choi Jong Il, “tidak rumit menyukai seseorag, jika kau menyukai seseorang, kau harus mengatakannya, dan jika tidak, kau tidak usah bilang, sederhana kan”
“aku tidak menyukaimu,”ucap Da Jin.
“Ini bukan berarti kalau kau tidak menyukaiku, tapi kau takut. Apa yang harus dilakukan jika aku mulai menyukai orang ini? Mungkin,,, kau mungkin akan segera menyukaiku.” Ucap Jong Il.
Da Jin tak percaya pada apa yang dikatakan oleh pria yang baru saja dia kenal itu, pria itu begitu terus terang, “apa kau sedang sakit?”
“kau harus mengenalku, semakin kau tahu tentang ku, aku akan terlihat lebih baik, “ rayu Jong Il.
Da Jin pun berkata kalau untuk mengetahui dirinya sendiri saja sulit, bagaimana bisa dia mengerti orang lain, “jangan main-main, dan giat lah belajar, oke?”
Da Jin pun berjalan pergi, tapi Jong Il terus mengejarnya, dan berkata “masih ada banyak hal cantik dikampusku seperti noona.”
Da Jin pun bertanya bagaimana Jong Il bisa dengan mudah memanggilnya noona, sedangkan mereka belum terlalu kenal. Jong Il beralasan kalau dia tidak mungkin memanggil Da Jin Hyung, jadi dia panggil Da Jin dengan sebutan noona. Da Jin pun menyuruh Jong Il memanggilnya sunbae, Jong Il setuju untuk memanggil Da Jin sunbae, tapi dia akan memanggil seperti itu saat mereka berada di kelas, kalau di luar kelas, dia tetap akan memanggil Da Jin, noona.
Jong Il mengaku kalau Da Jin adalah wanita pertama yang tidak mau menerima tangannya saat dia menawarkannya. Tanpa minta izin terlebih dahulu, Jong Il langsung menarik tangan Da Jin dan mengajaknya pergi.
Jong Il mengajak Da Jin ke sebuah air terjun yang disampingnya disusun batu dengan bagitu cantik, dia mengatakan, “kalau kau disini pada malam bulan purnama, cintamu akan menjadi kenyataan. Akan ada bulan purnama malam ini. Apa kau ingin datang kesini denganku?”
“Tidak, terima kasih,” jawab Da Jin dan dia pun langsung berjalan pergi. Jong Il masih mengikutinya.
Yoon Sung menelpon Da Jin dan menyuruhnya untuk datang ke perpustakaan. Da Jin langsung berlari dan Jong Il mengejarnya, Da Jin mengira Jong Il akan merayunya lagi, tapi ternyata dia hanya mengatakan kalau Da Jin salah arah, perpustakaan ada di arah sebaliknya. Da Jin langsung berlari lagi, dan Jong Il tetap mengikutinya.
Da Jin langsung meminta maaf pada Yoon Sung karena lupa pada pekerjaannya. Yoon Sung pun langsung memberi Da Jin tugas untuk mengatur semua materi sebelum pelajaran di mulai.
Jong Il muncul lagi, dan itu membuat Yoon Sung tidak nyaman, karena Jong Il terus melihat Da Jin. Jong Il menulis sesuatu dan membentuk kertasnya menjadi pesawat lalu dia terbangkan pada Da Jin. Da Jin dan Yoon Sung melihat ke arah Jong Il, Jong Il pun langsung menyuruh Da Jin membuka kertas itu. Sedikit ragu, DA Jin mengambil kertas itu, tapi sebelum Da Jin mengambilnya, dengan cepat Yoon Song meremas kertas itu dan mengambilnya.
Jong Il manyun atas sikap Yoon Sung, dan Yoon Sung hanya berkata, “itu pendaratan yang buruk”. LOL
Saat akan pulang, Jong Il lagi-lagi menghampiri Da Jin, dia berkata, “malam ini jam 9, bertemu di air terjun” Da Jin berniat memukul Jong Il namun tangannya malah ditangkap Jong Il, “datang dan ucapkanlah keinginanmu.”
Da Jin menjawab, “aku harus menginginkan kau berada dipikiranmu.”
“Itu berarti kau akan datang, jadi biarkan lewat! Sampai nanti nooba, kau harus datang noona, serius”
Da Jin sedikit ragu, apakah dia akan datang, tapi dia kemudian memutuskan akan datang, bukankah dia juga tidak menyukai Jong Il.
Jong Il sudah datang. Dia menunggu Da Jin, dia optimis Da Jin akan datang. Da Jin sendiri masih berada di penginapannya, dia baru saja menyelesaikan tugasnya. Dia penasaran, apakah yang dikatakan Jong Il itu benar.
Yoon Sung masih di perpustakaan, dia juga baru saja selesai menyelesaikan tugasnya, saat hendak pulang, dia teringat pada kertas dari Jong Il untu Da Jin. Yoon Sung pun membukanya dan membacanya, “malam jam 9, saat bulan purnama, samapi jumpa di air terjun noona.”. Setelah membacanya, Yoon Sung meremasnya dan membuangnya.
Jong Il mAsih menunggu, terlihat Da Jin berlari menuju air terjun, di sisi lain terlihat Yoon Sung juga berjalan menuju air terjun tersebut.
(mendengar nama depan Jong Il, yaitu Choi Jong Il, hmmmm.... jadi inget Choi Ji Won... apa mereka ada hubungan keluarga.... hehhehhe... i don’t know.... hanya menebak...)
0 comments:
Post a Comment