Sinopsis Yes Captain episode 18 bagian 1 ini sebenarnya sudah selesai dari tadi malam, namun karena sinyal modem yang kurang mendukung, jdi saya berencana mempostingnya paginya. Tapi sayang rencana saya harus gagal karena listrik dari pagi sedang tidak bersahabat, mati mulu, jadi saya berinisiatif mempoting.nya via email..... Jadi ♏ααƒ kalau tidak ad gambarnya..
Sinopsis Yes Captai Episode 18 ( Bagian 1 ) !!!!!
Yoon Sung menyuruh Da Jin mendengarkannya bak-baik karena dia hanya akan mengatakannya sekali saja. Yoon Sung mengakui ayah Da Jin adalah gurunya. Dan pada penerbangan pertamanya bersama instruktur Han, karena auto pilot diluar kendali satu orang wanita hamil meninggal di pesawat, dan wanita itu adalah ibunya Da Jin. Namun Da Jin masih tak percaya pada apa yang dikatakan yoon Sung. Yoon Sung mengatakan lagi kalau dia saat itu sedang menggantiikan pilot Han dalam mengendalikan pesawat.
Da Jin mulai lemas, saat Yoon Sung akan mendekatinya, dia langsung berlari masuk ke dalam rumah. Da Jin benar-benar terpukul pada apa yang baru saja dia dengar, dia menangis sejadi-jadinya di gudang.
Yoon Sung masih berada di dalam mobilnya di depan rumah Da Jin, berharap Da Jin keluar untuk menemuinya. Dia berkata lirih kalau dia tak ingin berbohong terus menerus pada Da Jin, dan bertanya apa yang harus dia lakukan untuk bertahan?
Di depan rumah Yoon Sung sudah ada Mi Joo yang membawa tukang kunci untuk membuka pintu rumah Yoon Sung. Mi Joo mempersiapkan makan malam yang romantis untuk dirinya dan Yoon Sung, sepertinya dia ingin merayu Yoon Sung dengan cara itu. Dia juga menggunakan pakaian seksi. Dia menunggu Yoon Sung pulang dengan senang, dia tak henti-hentinya tersenyum sendiri, dia pikir Yoon Sung akan senang dengan kejutan yang dia buat, dia pikir Yoon Sung akan menerima dirinya sebagai kekasih.
Akhirnya Yoon Sung pulang, dan Mi Joo langsung mengatakan surprise. Sudah bisa ditebak kalau Yoon Sung tidak akan tertarik pada apa yang Mi Joo lakukan. Dia menyuruh Mi Joo keluar dari rumahnya.
Mi Joo pun dengan sedih bertanya, apa di mata Yoon Sung sudah tak melihat dirinya lagi, atau semua itu karena Da Jin. Mi Joo juga mengingatkan kalau mereka berdua tidak bisa bersama. Yoon Sung yang tadinya tenang menjadi marah dan mengatakan kalau dia tahu dia tidak bisa bersama dengan Da Jin, karena itu dia memohon pada Mi Joo untuk pergi dari rumahnya, namun Mi Joo tidak mau pergi, dia mengatakan kalau malam ini dia ingin bersama Yoon Sung.
Tanpa bertanya terlebih dahulu Mi Joo langsung memeluk Yoon Sung dan langsung dilepaskan oleh Yoon Sung. Yoon Sung meminta Mi Joo untuk menghentikan semua ini. Dengan marah Yoon Sung membuka bekas luka Mi Joo.
"bekas luka ini, bagimu ini adalah sesuatu, tapi bagiku, ini sama seperti neraka setiap kali mengingatnya. Jadi kumohon.."
"bahkan jika oppa membenciku, aku tetap ingin disisi Oppa sekarang," ucap Mi Joo yang terus memeluk Yoon Sung lagi.
Yoon Sung sudah tak tahan lagi, dia melepas pelukan Mi Joo dan mendorongnya ke lantai. Mi Joo terus berteriak kalau Yoon Sung tak seharusnya melakukan semua itu padanya, namun Yoon Sung tak perduli, dia terus berjalan keluar rumah meninggalkan Mi Joo. Mi Joo benar-benar terlihat marah.
Saat Yoon sung keluar rumah, bertepatan dengan In Tae yang baru saja pulang. Ketika In Tae akan masuk ke rumahnya, Yoon Sung memanggilnya, dan meminta In Tae untuk membawa pergi Mi Joo dari rumahnya. Dengan ekspresi marah, In Tae bertanya apa yang dilakukan Mi Joo di rumah Yoon Sung? Karena Yoon Sung tak menjawab apa-apa, dan itu membuat In Tae naik pitam dan langsung menarik kerah baju Yoon Sung, sekali lagi dia bertanya kenapa Mi Joo ada di rumah Yoon Sung?
Dengan nada marah juga Yoon Sung menyuruh In Tae untuk cepat membawa Mi Joo keluar dari rumahnya, karena Yoon Sung tidak punya rasa ketertarikan sedikitpun pada Mi Joo. In Tae dengan kesal juga mengatakan kalau Yoon Sung tak seharusnya membiarkan Mi Joo menyukai orang seperti Yoon Sung. Yoon Sung menjawab, kalau sudah sering dia katakan tapi tetap saja Mi Joo tak mau mendengar dan mengerti, Yoon Sung sendiri sampai lelah.
Mi Joo akhirnya keluar dengan sendirinya dari rumah Yoon Sung, dan tanpa berkata sepatah katapun pada Yoon Sung dan ayahnya, Mi Joo langsung berjalan pulang. In Tae pun melepaskan cengkramannya dan menyusul Mi Joo pulang.
Di rumah, In Tae mengajak Mi Joo bicara. Sebelum ayahnya mengatakan apapun, Mi Joo langsung memotong dengan mengatakan kalau dia sudah menyerah. In Tae pun kemudian menceritakan cerita antara dia, ibu Mi Joo dan ayah Yoon Sung. In Tae mengatakan kalau selama ini, dia hanya hidup dengan raga ibu Mi Joo, sedangkan hatinya ada bersama orang lain. Dan orang lain itu adalah ayah Yoon Sung.
Ayah Yoon Sung adalah teman In Tae, dan mereka berdua sama-sama mencintai ibu Mi Joo. Namun sayangnya ibu Mi Joo mencintai ayah Yoon Sung. Walaupun begitu Ibu Mi Joo memilih menikah dengan In Tae karena karir, dan ayah Yoon Sung pergi ke luar negeri untuk belajar. Selama menikah, In Tae jarang berada di rumah. In tAe mengaku dia mempercayai ibu Mi Joo, namun setelah ibu membawa Yoon Sung ke rumah mereka, dia goyah. Dia juga memberi tahu Mi Joo kalau ibu Mi Joo menginginkan In Tae untuk mengadopsi Yoon Sung. Setelah kehadiran Yoon Sung, ibu Mi Joo untuk pertama kalinya tertawa pada In Tae, dan pertama kalinya membuatkan In Tae teh.
Mi Joo tidak ingin percaya apa yang dikatakan In Tae tentang ibunya, karena ibunya hanya berkata pada Mi Joo kalau dia akan diberi satu orang teman dan ibunya membawa Yoon Sung. Mi Joo bertanya apa In Tae tidak membaca surat dari ibunya.
In tAe menggeleng dan berkata kalau dia tidak pernah di beri harapan, dan semua yang dilakukan ibu Mi Joo adlaah untuk Yoon Sung. Itulah alasan kenapa In Tae sangat membenci Yoon Sung, karena rasa cemburunya pada Yoon Sung yang merupakan anak dari orang yang sangat dicintai ibu Mi Joo. Sampai-sampai saat menceritakan itu semua pada Mi Joo, In Tae yang keras itu menangis.
Setelah itu Mi Joo seperti berubah, dia tahu apa yang harus dia lakukan, dia juga mengatakan kalau dia tidak akan menjadi seperti ayahnya, dengan nada sinis, Mi Joo mengatakan kalau Yoon Sung sudah mengabaikannya, karena itu seberapa banyak dia sudah disakiti oleh Yoon Sung, maka dia juga akan mengembalikan rasa sakit itu pada Yoon Sung.
Yoon Sung bekerja seperti biasa. Namun saat dia tahu Da Jin tidak masuk karena sakit, dia menjadi panik, sampai-sampai dia hampir tak perduli kalau ada penerbangan yang harus dia lakukan. Yoon Sung berlari namun akhirnya dia berhenti, dia bimbang memilih penerbangannya atau menemui Da Jin.
Ketua Tim menemui Mi Joo dan mengatakan kalau In Tae sudah mendapatkan kotak hitam pesawat yang digunakan Yoon Sung 7 tahun yang lalu.
Dan Akhirnya Yoon Sung memilih melakukan penerbangan dimana posisi co-pilot digantikan oleh Min-Ah. Min- Ah merasa canggung karena Yoon Sung hanya diam saja. Yoon Sung pun akhirnya membuka suara dan bertanya pada Min-Ah tentang penyakit Da Jin. Mendengar pertanyaan Yoon Sung, Min Ah malah heran kenapa Yoon Sung tidak tahu tentang Da Jin. Karena Yoon Sung hanya diam saja, Min Ah pun menjawab kalau Da Jin hanya masuk angin, dan Min Ah pun mengungkapkan kalau Da Jin pasti akan cepat sembuh.
Yoon Sung pun bertanya lagi pada Min Ah, Seperti apa Da Jin itu. Min Ah menjawab, kalau Da Jin itu selalu melakukan apa yang dia suka, tapi yang paling dia inginkan adalah mengoperasikan pesawat.
Dengan ekspresi sedih, Yoon Sung bertanya, apa yang Da Jin suka makan, Min Ah menjawab kalau Da Jin suka makan apa saja, Yoon Sung bertanya lagi kapan Da Jin akan menangis? Min Ah menjawab saat orang tuanya meninggal tiba-tiba. Yoon Sung bertanya lagi, kapan Da Jin tertawa? Min Ah menjawab kalau saat bersama Yoon Sung, Da Jin selalu tertawa. Yoon Sung menahan air matanya. Min Ah pun berkata kalau Da Jin sangat mengagumi Yoon Sung.
Dengan menahan air matanya, Yoon Sung langsung menghubungi menara pengawas. Setelah melakukan perizinan lepas landas, Yoon Sung berkata pada Dong Soo, "rasanya sangat sakit, tolong untuk merawatnya". Dong Soo mengerti apa maksud Yoon Sung, Yoon Sung ingin Dong Soo menghibur Da Jin karena dia sudah mengatakan semuanya pada Da Jin. Dong Soo dan Yoon Sung sama—sama menahan air mata mereka.
Dengan cepat Dong Soo langsung pergi ke rumah Da Jin dan memanggilkan dokter untuk Da Jin. Karena Mal Ja akan pergi, dia meminta Dong Soo menjaga Da Jin. Dong Soo duduk di tempat tidur Da Jin, sat dia ingin membelainya Da Jin menolak. Dong Soo mengatakan melihat air mata Da Jin sangat menyakitkan untuknya.
Da jin membuka matanya, tanpa berbalik ke arah Dong Soo, Da Jin mengatakan kalau Dong Soo pasti sudah tahu semua itu dari awal, Da Jin bertanya sejak kapan Dong Soo mengetahuinya?
Dong Soo menjawab walau dia tahu, dia tak bisa melakukan apapun untuk Da Jin. Dong Soo pun minta maaf dan Da Jin tak bisa menahan tangisnya.
Dong Soo keluar dan menemukan kantong yang berisi kotak makanan di depan rumah Da Jin. Dong Soo melihat Yoon Sung berjalan pergi. Dong Soo mengajak Yoon Sung minum bersama. Dong Soo memberi tahu Yoon Sung kalau Da Jin sudah diperiksa oleh dokter dan sekarang dia sedang tidur. Yoon Sung mengaku kalau dia tidak tahu, rasanya akan sesakit yang dia rasakan sekarang.
Dong Soo dengan menahan rasa kesalnya mengatakan kalau Yoon Sung sudah kehilangan Da Jin sekarang. Yoon Sung mengatakan kalau dia dulu pernah berfikir tak akan jatuh cinta pada Da Jin, Dong Soo menyuruh Yoon Sung untuk terus berfikir seperti itu dan jangan kembali pada Da Jin, jangan sekali-kali Yoon Sung menggangunya lagi, dan jangan lagi mereka saling menyakiti. Yoon Sung tak menjawab, dia hanya terus minum.
Yoon Sung mabuk berat. Dia berjalan pulang dengan sempoyongan, sampai – sampai dia terjatuh. Walaupun Dong Soo membencinya, tetap saja dia tidak tega melihat Yoon Sung seperti itu, dengan marah Dong Soo menyuruh Yoon Sung bangun. Dong Soo mencengkram kerah baju Yong Soo yang masih tergeletak, dengan marah Dong Soo bertanya mengapa Yoon Sung masih ingin bersama Da Jin, bukankah dia yang mengenal Da Jin terlebih dulu? Dong Soo juga tak bisa menghentikan Yoon Sung, dan sekarang Yoon Sung menjadi sedih karena semua itu, Dong Soo meminta Yoon Sung bangkit untuknya.
Yoon Sung yang mabuk berat mengatakan kalau dia tidak sedikitpun sedih, dia juga sedikit tertawa. Melihat Yoon Sung tertawa, Dong Soo memukul Yoon Sung sampai mulut Yoon Sung penuh darah, tapi Yoon Sung terus tertawa dan itu membuat Dong Soo memukulinya terus menerus. (ooooh.... kasian Yoon Sung... dipukuli gitu...)
Dengan lemah Yoon Sung mengatakan kalau dia hanya mengandalkan Dong Soo. dengan menangis Dong Soo menjawab, kalau dia sangat mencintai Da Jin, tapi dia tak bisa melakukan apa-apa untuknya. Dong Soo melepas cengkramannya dan Yoon Sung tergeletak lemas.
Dong Soo memapah Yoon Sung pulang ke rumahnya. Saat Dong Soo akan pergi, langkahnya terhenti karena ngigauan Yoon Sung yang mengatakan "sangat...". Dong Soo seperti tidak tega melihat Yoon Sung yang seperti itu.
Da Jin kembali bekerja dan bertanya jadwal penerbangannya. Ketua Tim yang melihat Da Jin, langsung bertanya tentang kondisi Da Jin apa sudah sembuh. Da Jin menjawab iya. Petugas memberitahu Da Jin kalau jadwal penerbangan Da Jin adalah ke Jepang bersama Yoon Sung. Mendengar itu Da Jin langsung meminta ganti penerbangannya.
Dasar kepo ketua Tim pun bertanya apa yang terjadi antara Da Jin dan Yoon Sung. Tepat di saat itu Yoon Sung datang dengan wajah babak belur. Ketua Tim pun beralih pada Yoon Sung dengan membahas bekas luka di wajah Yoon Sung. Namun Yoon Sung sama sekali tak menghiraukan Tim Ketua, dia beralih pada petugas dan membahas perjalannya ke jepang.
Da jin yang memang tak ingin bersama-sama Yoon Sung langsung berjalan pergi, Yoon Sung langsung mengikutinya. Melihat tingkah Da Jin dan Yoon Sung membuat ketua Tim penasaran.
Yoon Sung memanggil Da Jin, dan Da Jin pun menghentikan langkahnya namun tanpa berbalik pada Yoon Sung, dia meminta pada Yoon Sung untuk tidak berkata sepatah katapun padanya lagi, karena kalau itu masih Yoon Sung lakukan Da Jin tidak tahu apa yang akan keluar dari mulutnya nanti.
Yoon Sung bertanya, sampai kapan Da Jin akan mengindari terbang bersamanya. Yoon Sung meminta Da Jin bisa membedakan mana urusan pekerjaan dan masalah pribadi.
Da Jin berbalik, dia mengatakan semua pemikirannya tentang Yoon Sung yang sekarang, dia menganggap Yoon Sung berpura-pura mencintainya untuk menyembunyikan kesalahannya. Yoon Sung berusaha menjelaskan kalau dia tidak berbohong tentang itu, tapi Da Jin sudah tak ingin percaya pada Yoon Sung lagi.
Da Jin pergi, Ji Won muncul di belakang Yoon Sung, Yoon Sung berbalik dan melihat Ji Won disana. Mereka saling menatap.
Ketua Tim menemui Mi Joo di ruangannya. Dia mengadukan tentang apa yang baru dia lihat tentang Yoon Sung dan Da Jin. Dia juga mengatakan tentang wajah Yoon Sung yang babak belur, mendengar itu Mi Joo sedikit terkejut. Mi Joo tersenyum kecil, sepertinya dia mempunya suatu rencana.
Mi Joo menemui ayahnya, dan meminta ayahnya memberikannya kotak hitam itu. Namun In Tae tidak bisa memberikannya pada Mi Joo karena dia tak ingin membuat Mi Joo seperti dirinya, menjadi orang yang suka menghancurkan orang lain.
Mi Joo mengingatkan lagi apa yang sudah dia katakan sebelumnya, kalau dia tidak akan melakukan cara seperti ayahnya untuk hidup. In Tae berharap Mi Joo tidak menderita setelah menyakiti orang lain, dan dia meminta Mi Joo membiarkan dirinya untuk melindungi Mi Joo. In Tae juga bersedia menggantikan Mi Joo untuk menanggung semuanya. Mi Joo tak bisa berkata apa-apa lagi. ( aku pikir dia tersentuh dengan sayangnya In Tae pada dirinya))
Ketua Tim menunggu Mi Joo di depan pintu. Mi Joo kemudian menyuruh Ketua Tim untuk mengumpulkan semuanya dan mereka akan mengadakan rapat. Sambil duduk ketua Tim berkata tentang nasip Yoon Sung nanti. Ji Won yang ada disana terlihat khawatir.
Ji Won pun langsung menemui Mi Joo, dia langsung bertanya apa yang sebenarnya terjadi? Dan apa yang mi Joo sebenarnya inginkan? Mi Joo hanya menjawab kalau dia tidak ingin melepaskan orang itu.
Ji Won mengingatkan lagi permintaan Mi Joo yang memintanya untuk menanggung semua kesalahan pada kecelakaan itu untuk menyelamatkan Yoon Sung. Mi Joo dengan tegas mengatakan kalau Ji Won tidak akan bisa menghentikan apa yang akan dia lakukan.
Da Jin masuk ke gudang menemui Dal Ho yang masih sibuk dengan mesin-mesinnya. Melihat raut wajah Da Jin yang tidak bersemangat, membuat Dal Ho bertanya, apa Da Jin punya masalah? Namun Da Jin tidak mengatakan yang sebenarnya, walaupun begitu Dal Ho bisa menebak, kalau Da Jin pasti punya masalah, karena itu dia mengajak Da Jin membahas tentang mesin otomatis pesawat. Dal Ho berbicara panjang lebar, dan Da Jin hanya bisa terdiam, dia sepertinya memikirkan hal lain.
Dalam penjelasan Dal Ho mengenai mesin pesawat terselip nasehat untuk Da Jin. Dal Ho menyuruh Da Jin untuk mengikuti kata hati, dengan begitu perlahan-lahan dia akan menemukan jalan lain. Da Jin menjawab kalau dia juga pernah percaya akan memiliki jalan lain, tapi jalan itu sudah berakhir dan sekarang tak bisa pergi kemana-mana. Dal Ho lalu mengatakan pasti akan ada cara lain untuk menemukannya.
Powered by Telkomsel BlackBerry®
0 comments:
Post a Comment