Yes Captain episode 17 bagian 1 kemarin berakhir saat ayah Won Joon menginjak paspor milik suami. Apa yang terjadi setelah itu? Ayah Won Joon akan mengembalikannya atau tidak? Dan bagaimana respon suami saat menyadari kalau paspor nya hilang? Mari kita simak sinopsis terusannya berikut ini.
Sinopsis Yes Captain Episode 17 ( bagian 2 ) !!!!!
Won Joon begitu merawat ayahnya. Setelah ayahnya rapi, Won Joon mengalungkan nametaq ayahnya, dia juga memberitahu ayahnya kalau nama ayahnya adalah Joe Gil Jae. Mendengar itu ayahnya langsung menyentuh pipin Won Joon, diperlakukan seperti itu sangat membuat Won Joon senang, dia mengira ayahnya ingat siapa dirinya.
Ayahnya kemudian dengan ceria mencari sesuatu di bajunya, dia mengatakan kalau sesuatu yang dia cari itu sangat berharga untuknya. Ternyata yang ayahnya cari adalah sekantong kacang. Dengan gembira ayah menyuapi Won Joon, Won Joon menangis melihat tingkah ayahnya. Ayahnya ßềLū♏ bisa mengingat siapa dirinya.
Beralih ke ruang kokpit, dimana Da Jin hanya diam saja, dan membuat Yoon Sung bertanya padanya apa yang terjadi. Da Jin menjawab kalau dia sedang berfikir jika dia telah hilang dalam memori seseorang.
"Menghapus seseorang dari ingatanku.... Itu.... Sepertinya menyedihkan..."
Yoon Sung lalu bertanya apa yang membuat Da Jin berfikir seperti itu adalah ayah Won Joon? Da Jin mengiyakan.
Da Jin lalu bertanya apa yang Yoon Sun ingat dari orang tuanya? Yoon Sung menjawab kalau ayahnya lebih baik dari dirinya, begitu juga dengan ibunya.
Da Jin pun membahas tentang Yoon Sung yang pernah di adopsi dan di usir, dia bertanya apa Yoon Sung masih membenci mereka?
"ªкŭ di adopsi selama 2 tahun setelah ayahku meninggal. ªкŭ sangat di sayang saat ibuku masih ada."
Yoon Sung juga menambahkan walau itu sangat sulit, itu bisa menjadi sebuah kenangan yang bisa menjadikan dirinya tumbuh menjadi pribadi yang kuat. Da Jin menambahkan semoga Ppo Song juga bisa tumbuh dengan baik seperti Yoon Sung.
"Tentu saja, karena dia menyukaiku," ucap Yoon Sung.
Won Joon tertidur, dan ayahnya sudah tak ada lagi di sebelahnya.
Beralih ke suami yang sukanya marah-marah, dia kelabakan saat tau kalau paspor nya sudah hilang. Ji Won yang melihatnya, berusaha membantu dengan mencari di bawah kursi.
Tak lama kemudian ayah Won Joon datang dan mengagetkan Ji Won. Dia mengira Ji Won sedang bermain petak umpet, dan dia mengatakan kalau dia ♏ªϋ ikut bermain. Ji Won menjelaskan apa yang terjadi dan meminta ayah Won Joon untuk menunggu.
Namun melihat suami yang marah - marah pada istrinya, menarik perhatian ayah Won Joon. Karena sang istri menangis, ayah Won Joon langsung menyodorkan sapu tangan. Tentu saja istri menerimanya, setelah itu ayah Won Joon berniat memberikan makanaan pada istri.
Melihat semua itu, tentu saja sang suami marah dan langsung mendorong Ayah Won Joon sampai terjatuh. Dan saat itulah, paspor milik suami terjatuh dan dilihat suami. Tentu saja suami dengan marah ingin mengambilnya, namun karena ayah Won Joon merasa itu miliknya, dia tidak menyerahkannya. Tidak hanya merebut secara paksa, suami juga mengatai ayah Won Joon sebagai orang yang terbelakang.
Tepat pada saat itu, Won Joon datang dan langsung menenangkan ayahnya, kalau paspor milik mereka ada di tas. Ketika Won Joon akan membawa ayahnya kembali, suami masih tak dapat menjaga omongannya, dia menyuruh Won Joon memasukkan ayahnya ke rumah sakit.
Won Joon masih bisa menahan amarahnya, tapi saat suami mengatakan kalau orang tua seperti Ayah Won Joon, harusnya mati saja, daripada membebani anak mereka. Won Joon berbalik lagi, dan mengatakan kalau ayahnya adalah satu-satunya orang yang dia miliki.
"Saat ªкŭ masih kecil, dia tidak istirahat sama sekali karena dia harus mengurusku. Dan ketika dia tua, semua itu menjadi berbalik sekarang, bahkan jika ªкŭ berumur sama tuanya dengan ayahku, ªкŭ ingin ayahku tetap tinggal bersamaku. Meskipun ayahku tak ingat padaku, ªкŭ tetap ingat ayahku. ªкŭ minta ♏ααƒ karena sudah membuat keributan, tapi tak sepantasnya anda mengatakan hal seperti itu."
Tidak terima di ceramahi oleh Won Joon, suami kesal dan bertanya apa dirinya sudha mengatakan hal yang salah, karena ayah Won Joon sudah mengambil paspor nya. Paspor sangat berguna untuknya, kalau tak ada paspor, dia tidak akan bisa turun dari pesawat dan harus kembali lagi ke korea.
Ayah Won Joon terus berlutut dan meminta ♏ααƒ pada suami. Melihat ayahnya seperti itu, membuat Won Joon ingin cepat membawa ayah nya pergi.
Sang istri yang dari awal diam, sudah tak tahan lagi melihat kelakuan suaminya. Dia beranjak dari duduknya, dan menarik suaminya ke tempat duduk.
Di tempat duduknya, sang istri mengatakan kalau suatu saat sang suami kehilangan ingatannya, maka dia akan pergi meninggalkannya. Dia juga mengatakan kalau selama ini, dia sudah hidup bersama orang yang egois, dan itu membuat dirinya marah pada dirinya sendiri.
"Bahkan seseorang yang sudah tak waras, dia masih berfikir tentang keluarganya. Kau tak pernah tahu, kapan kita akan seperti itu. Bagaimana kau bisa berkata seperti itu? Jika ªкŭ menjadi dia, kau akan langsung membuangku tanpa ragu. ªкŭ lebih menyedihkan daripada orang itu." Ucap istri dengan menangis.
Mendengar pengakuan sang istri membuat suami merasa bersalah, dan mengatakan kalau dia akan terus bertanggung jawab padanya dan selalu menjaganya.
Dengan marah, istri mengatakan kalau dia tak akan tertipu untuk yang kedua kalinya. Dan suami dengan pasti meyakinkan istrinya untuk percaya padanya kali ini.
Beralih ke ruang kokpit, yoon sung sedang mempersiapkan pendaratan di airport Beijing. Dia kemudian menyuruh Da Jin memeriksa frekuensi, dan saat itu Da Jin baru menyadari kalau dia tidak membawa buku catatannya. Yoon Sung pun langsung memberikan miliknya.
Mereka mendarat dengan selamat, saat melewati Ji Won, istri dengan sangat senang mengucapkan terima kasih padanya. Dia juga memberikan sesuatu pada Ji Won. Sang istri sangat senang, karena suaminya telah berubah dan menjadi perduli pada dirinya.
Semua orang sudah turun dari pesawat, terkecuali Won Joon dan ayahnya, Ji Won tak ingin membangunkan ayahnya yang tertidur lelap. Da Jin dan Yoon Sung melihat mereka.
"Ayah tahu kah kau, ketika ªкŭ bertambah tua, ªкŭ ingin menjadi sepertimu. Sekarang, ªкŭ masih bagitu mengagumimu. Jadi ingat, nama anakmu, dan jangan kehilangan ingatan lagi, jangan sakit, dan tetaplah disisiku, ayah." Ucap Won Joon pada ayahnya yang tertidur.
Yoon Sung, Da Jin dan rombongan pramugari sampai di Wing Airs. Melihat Da Jin sudah kembali, Mi Joo mendekati mereka dengan membawa buku milik Da Jin. Dia langsungmemanggil Da Jin, dan menegur Da Jin yang sudah Mi Joo lalu mengingatkan Da Jin kalau buku itu sangat penting. Dengan alasan karena Da Jin tidak bertanggung jawab dan selalu ikut campur dalam urusan orang lain, Mi Joo khawatir maskapai penerbangan mereka akan rusak karena orang seperti Da Jin.
Yoon Sung berusaha membela Da Jin, namun dihalangi Ji Won. Mi Joo pun tahu kalau Yoon Sung ingin membela Da Jin. Mi Joo terus mengatakan semua kesalahan Da Jin dan kemudian dia melempar buku milik Da Jin ke lantai. Mi Joo mengatakan kalau lain kali dia tidak akan pernah memberikan Da Jin kesempatan lagi.
Ji Won mengambil buku Da Jin dan memberikannya. Tepat pada saat itu, In Tae datang. Tanpa basa basi, Da Jin langsung pergi meninggalkan tempat itu. In Tae meminta Yoon Sung menemui dirinya di kantornya.
Tanpa diberi komando, Ji Won sendiri menemui Mi Joo di kantornya. Pada Mi Joo, Ji Won memberitahu kalau dia tahu apa yang sebenarnya terjadi tentang buku Da Jin, sebelumnya dia tanpa sengaja bertabrakan dengan ketua Tim dan menjatuhkan buku itu. Ji Won ingin Mi Joo tidak menggangu Da Jin lagi dan membiarkan Da Jin dan yoon Sung saling mencintai.
Mi Joo mengingatkan Ji Won, kalau dia tidak pernah ingin berbagi dengan siapapun. Ji Won pun mengatakan kalau apa yang dilakukan Mi Joo hanyalah sebuah obsesi. Dia juga mengatakan kalau dia atau pun Mi Joo tidak ada hak mencampuri hubungan Da Jin dan Yoon Sung. Mi Joo pun menjawab kalau orang yang bisa menghentikan dia hanyalah Yoon Sung.
Sebelum pergi Ji Won berkata kalau yang harus Mi Joo lakukan adalah hanya melindungi Yoon Sung dan Da Jin. Mi Joo terlihat sangat kesal dan marah.
Yoon Sung menemui In Tae, tanpa basa basi In Tae langsung menyerahkan dokumen yang dia dapat dari maskapai penerbangan tempat Yoon Sung terdahulu. In Tae bertanya apakah sampai kapan Yoon Sung akan menyembunyikan semuanya. Yoon Sung menjawab kalau dia tidak pernah bermaksud untuk menyembunyikan semuanya. In tAe menanggapi kalau Yoon Sung juga tak bermaksud untuk mengungkapkan semua itu. In Tae tersenyum penuh kemenangan.
“7 tahun lalu, pesawat yang menuju Ke San Francisco di Amerika. Itu adalah penerbangan pertama Co- Kapten Kim Yoon Sung”
Mendengar kata-kata In Tae itu membuat Yoon Sung teringat kembali pada peristiwa itu, dimana karena kelalaian Yoon Sung pesawat menjadi tidak stabil, dan itu mengakibatkan seseorang meninggal dunia. In Tae juga mengungkapkan kalau setelah kejadian itu Yoon Sung berhenti dari dunia penerbangan, dan kemudian kembali lagi. In Tae terus menyudutkan Yoon Sung dengan mengatakan kalau saat itu Yoon Sung langsung menerima hukuman, dia tidak akan merasa sangat menderita seperti sekarang ini. Ditambah lagi In Tae mengatakan kalau keluarga korban sekarang berada disebelah Yoon Sung. Bahkan setelah Da Jin mengetahui fakta yang sebenarnya, apakah dia masih akan bertemu dengan Yoon Sung?
Keluar dari ruangan In Tae, Yoon Sung terlihat lemas, apa yang ditakutkannya selama ini terjadi juga.
Da Jin berjalan pulang, dan saat dia akan melewati rumah Yoon Sung, Yoon Sung baru saja tiba dengan mobilnya. Da Jin menghampiri Yoon Sung yang langsung meminta Da Jin untuk tidak membuat acara apapun besok karena dia ingin mengajak Da Jin pergi bersama.
Saat masuk ke rumahnya, raut wajah sedih dan khawatir kembali merundung Yoon Sung, sebaliknya Da Jin yang sudah berada di rumahnya, dengan bahagia mempersiapkan semua hal-hal yang akan dia bawa saat kencan bersama Yoon Sung.
Ppo Song bersama Mal Ja dan Dal Ho sedang makan bersama, mereka terkejut saat melihat penampilan baru Da Jin yang mengenakan rok mini. Ppo Song terus tersenyum melihat penampilan kakaknya, dan bertanya kemana Da Jin akan pergi dengan dandanan seperti itu. Da Jin menjawab kalau dia hanya akan berjalan-jalan bersama teman—temannya.
Di mobil, Da Jin terus menarik-narik roknya karena dia sendiri tak nyaman pada apa yang dia pakai. Yoon Sung mengetahuinya, dia pun mengatakan kalau dia tidak akan tergoda, walau Da Jin memakai pakaian apapun, jadi dia menyuruh Da Jin lain kali untuk berpakaian yang membuatnya nyaman.
Akhirnya mereka sampai ke tempat tujuan. Saat mengambil barang-barang dari bagasi, seperti biasa dengan gaya cueknya, Yoon Sung menyuruh Da Jin membawa tas miliknya sendiri. Dengan menggunakan sepaatu hak tinggi, Da Jin kesusahan membawa tas-tasnya.
Setelah itu, Yoon Sung mengambil foto Da Jin yang bergaya bak model. Saat melihat-lihat hasil foto, Da Jin melihat foto dirinya yang diambil diam-diam oleh Yoon Sung saat berada di Australia saat itu. Yoon Sung langsung menarik kameranya dan mengatakan kalau Da Jin tak sengaja masuk ke dalam lensanya. Da Jin pun menebak kalau Yoon Sung sudah menyukai dirinya terlebih dulu sebelum mereka bertemu di Wings Air.
Setelah berjalan-jalan, Yoon Sung mengajak Da Jin makan malam romantis di luar rumah, bahkan Yoon Sung sendirilah yang memasaknya. Da Jin pun meminta sebuah permohonan pada Yoon Sung, dia ingin mereka selalu bisa melakukan hal-hal seperti itu bersama. Namun Yoon Sungmengatakan kalau semua ini bisa jadi yang terakhir untuk mereka, karena dia melakukan semua ini hanya untuk memanjakan Da Jin sekali-kali. Da Jin pun mengatakan kalau dia sudah senang, walau hal ini terjadi hari ini.
Setelah makan malam bersama, mereka duduk berdua di depan perapian. Saat Yoon Sung sedang mempersiapan perapian, Da Jin dia mengucapkan syukurnya di depan bulan purnama, dia bersyukur sudah bertemu dengan Yoon Sung.
Selesai mempersiapkan perapian, Yoon Sung duduk disamping Da Jin sambil meminum kopi bersama. Da Jin menyebut Yoon Sung aneh hari ini, karena tak seperti biasanya, Yoon Sung banyak tersenyum hari ini dan Da Jin mengatakan kalau Yoon Sung terlihat tampan jika tersenyum. Yoon Sung menjawab kalau cintalah yang membuat dia melakukan semua itu.
Da Jin mengeluh kedinginan sehingga dia lebih merapat pada Yoon Sung dan bersandar ke pundaknya. Yoon Sung pun bertanya pada Da Jin, orang seperti apa dirinya di mata DA Jin? Da Jin menjawab kalau Yoon Sung adalah orang yang mengajaknya tiba-tiba dan membuat dirinya tidak dapat melakukan apapun untuk menolaknya, selain itu Yoon Sung juga adalah orang yang ingin dia percaya bahkan ketika langit jatuh, dan Da Jin menganggap Yoon Sung seperti surga.
Yoon Sung lalu mendorong kepala Da Jin dan mengatakan kalau dia bukan surga, tapi dia adalah langit. Da Jin kembali bersandar pada Yoon Sung, dan bertanya orang seperti apa dirinya di mata Yoon Sung? Yoon Sung menjawab kalau Da Jin itu seperti bom nuklir, seseorang yang membuat Yoon Sung gugup karena dia tak pernah tahu kapan Da Jin akan meledak. Da Jin tertawa mendengarnya dan mengatakan kalau dia tak akan meledak di sembarang tempat.
“Jika... langit jatuh, apa yang akan kau lakukan?” tanya Yoon Sung tiiba-tiba. Da Jin menjawab kalau langit tak akan jatuh karena dia akan mendukungnya dengan baik.
“mungkinkah kau berencana untuk jatuh?” Tanya Da Jin. Yoon Sung hanya menjawab kalau Da Jin adalah surga bagi Yoon Sung, karena itu Yoon Sung meminta Da Jin untuk tidak pernah terjatuh.
“jangan khawatir” jawab Da Jin dan dia kembali bersandar pada Yoon Sung.
Mereka berdua menikmati malam bersama sampai Da Jin tertidur. Yoon Sung menyelimutinya dan dengan perasaan sedih dia membelai Da Jin. Yoon Sung teringat pembicaraan dirinya dan In Tae, dimana In Tae mengatakan kalau setelah Da jin mengetahui fakta yang sebenarnya, apa dia masih mau bertemu dengan Yoon Sung? Jadi semua itu In Tae serahkan pada Yoon Sung.
“Han Da Jin... sebelum bertindak, pikirkan sekali lagi... jangan makan sembarangan lagi. Jangan ikut campur pada semua urusan orang. Jangan marah disembarang tempat. Dan juga, jangan menangis karena aku. Aku tahu, aku tak bisa dimaafkan, tapi aku akan tetap menunggu sampai kau memaafkan aku. Senyummu, sku menyesal tak bisa menjaganya.” Ucap Yoon Sung pada Da Jin yang tertidur. Yoon Sung pun tak bisa menahan dirinya, dia menangis.
Pagi harinya, Yoon Sung mengantar Da Jin pulang. Da Jin mengatakan kalau apa yang telah Yoon Sung berikan padanya, sangatlah menyenangkan. Saat Da Jin akan masuk rumahnya, Yoon Sung menghentikannya. Yoon Sung diam sebentar, dengan sedikit ragu Yoon Sung mengatakan pada Da Jin untuk mendengarkan dirinya baik-baik, karena dia hanya akan mengatakannya sekali saja.
“Ayah Han Da Jin, Instruktur Han Gyu Pil adalah guru ku dan pada penerbangan pertamaku dengan instruktur, autopilot dibatalkan, dan seorang wanita hamil meninggal di pesawat, wanita itu adalah ibumu.”
“kau berbohong.” Ucap Da Jin tak ingin percaya.
Bersambung
Sinopsis Yes Captain Episode 18
Powered by Telkomsel BlackBerry®
0 comments:
Post a Comment