Sinopsis Yes Captain Episode 17 bagian 1, untuk menyambung episode sebelumnya dimana Yoon Sung berniat memberitahu semuanya pada Da Jin, namun Ji Won dan Dong Soo berusaha mencegah apa yang akan Yoon SUng lakukan untuk kebaikan mereka semua. Bagaimana kelanjutannya? apakah Yoon SUng berhasil memberitahu Da JIn?
Sinopsis Yes Captain Episode 17 ( Bagian 1 ) !!!
Da Jin sudah tiba ditempat yang di janjikan Yoon Sung. Dia menunggu Yoon Sung dengan senang dan sudah tak sabar untuk bertemu. Yoon Sung sendiri masih dalam perjalanan menunju cafe tempat Da Jin menunggu. Ji Won terus berusaha menghubungi Yoon Sung, namun tidak diangkat oleh Yoon Sung.
Yoon Sung tak kunjung datang, itu membuat Da Jin gelisah dan langsung berusaha menghubungi Yoon Sung. Saat Da Jin sedang mengetik sms, Dong Soo datang. Tanpa basa basi Dong Soo menyuruh Da Jin untuk beranjak dan pergi bersamanya. Awalnya Da Jin tak mau karena dia sedang ada janji dengan Yoon Sung. Dong Soo beralasan kalau Yoon Sung ada urusan mendesak, jadi dia tidak akan datang. Walau diberi tahu seperti itu, Da Jin masih ingin tetap menunggu, namun Dong Soo langsung menariknya untuk pergi dari tempat itu.
Dong Soo membawa Da Jin pergi dengan mobilnya, di dalam mobil Dong Soo hanya diam tak banyak bicara. Sedangkan di cafe, Yoon Sung sudah datang dan menunggu Da Jin, namun dia terlambat karena Da Jin sudah di bawa pergi. Dan yang muncul dihadapannya adalah Ji Won.
Ji Won mengatakan pada Yoon Sung kalau Da Jin tidak akan datang, karena Dong Soo sudah membawanya pergi. Dan dia sendiri menemui Yoon Sung, adalah untuk menghentikan Yoon Sung atas niatnya yang ingin mengatakan kebenaran pada Da Jin. Ji Won mengatakan kalau cara yang dipilih Yoon Sung bukanlah cara yang terbaik karena setelah Yoon Sung mengatakan semua itu, Yoon Sung dan Da Jin sama-sama akan berakhir, sama-sama akan tersakiti.
“setelah aku menceritakan segalanya, aku ingin mencintainya dengan benar,” jawab Yoon Sung.
Namun Ji Won mengatakan kalau Yoon Sung tidak akan mendapat maaf dari Da Jin. Yoon Sung beralasan kalau dia tidak ingin menyakiti siapa-siapa lagi, baik itu pada Ji Won, Da Jin ataupun untuk Yoon Sung sendiri. Yoon Sung menyesali pada apa yang sudah dia lakukan dan dia berharap kalau itu semua adalah sesuatu bisa dilupakan.
“hanya menghapusnya dari memorimu, itulah cara kau bisa hidup. Kau mencintainya meskipun kay tahu itu tidak benar. Dan sampai sekarang kau masih mencintainya.”
“aku membuat keputusan ini, karena aku mencintainya. Ini akan terungkap suatu hari nanti, dan jika ia mendengarnya dari orang lain, dia akan lebih terluka. Pengampunan, aku akan bertahan dan menunggu sampai aku diampuni.”
“saat Da Jin tahu kebenarannya, maka akan menyakitkan. Jangan terlalu kejam pada seseorang yang kau cintai.” Setelah mengatakan itu Ji Won langsung beranjak dan pergi meninggalkan Yoon Sung sendiri.
Di pintu keluar, Ji Won tak dapat menahan air matanya. Dia menangis.
Dong Soo mengajak Da Jin ke tempat ice skating. Walaupun sudah di beri alasan oleh Dong Soo kalau Yoon Sung ada urusan, Da Jin masih tetap berusaha menghubungi Yoon Sung namun tak bisa. Dia pun bertanya pada Dong Soo, apa yang sudah terjadi pada Yoon Sung yang membuatnya tidak bisa datang. Dong Soo tidak menjawab dia hanya terus memakaikan sepatu ice skating pada kaki Da Jin. Tapi karena Da Jin terus bertanya, Dong Soo diam sesaat dan kemudian mengatakan kalau dia hari ini berulang tahun.
Mendengar itu Da Jin terkejut. Dong Soo meminta Da Jin untuk bersenang-senang bersamanya hari ini. Da Jin mengeluh kenapa Dong Soo tidak mengatakan lebih dulu, karena kalau Dong Soo mengatakan padanya lebih dulu, Da Jin bisa memberikannya hadiah. Dong Soo pun menjawab Da Jin ada bersamanya hari ini saja sudah cukup untuknya. Jawaban Dong Soo membuat Da Jin terdiam, tak bisa berkata-kata lagi.
Mereka bermain ice skating bersama. Da Jin tidak bisa bermain, jadi Dong Soo menuntunnya. Selain itu juga Dong Soo membuat kejutan dengan menghidupkan semua lampu di tempat permainan dengan sekali klik. Itu semua membuat Da Jin tersenyum senang.
Sementara Da Jin dan Dong Soo bermain, Yoon Sung sedang termenung di rumahnya. Setelah selesai bermain, Dong Soo mengantarkan Da Jin ke rumah Yoon Sung.
“sementara kau bersamaku, hatimu selalu disini. Pada Kapten Kim Yoon Sung, karena ini hari ulang tahunku, aku bertanya apakah aku bisa meminjam kau untuk beberapa saat.” Ucap Dong Soo.
Dan sekarang Dong Soo mengembalikan Da Jin pada Yoon Sung.
Yoon Sung mengikuti saran Ji Won untuk tidak mengatakan kebenarannya pada Da Jin, sehingga saat bertemu Da Jin dia bersikap biasa saja dan bertanya bagaimana acara Da Jin dan Dong Soo. Dan saat ditanya kenapa Yoon Sung tak datang, dia hanya beralasan kalau dia tiba-tiba harus bertemu temannnya.
Mendengar Yoon Sung mempunyai teman, Da Jin mengatakan kalau dia ingin bertemu dengan teman-teman Yoon Sung juga. Yoon Sung lalu mengajak Da Jin ke cermin. Yoon Sung menunjukkan kalau temannya adalah Da Jin.
“kau memiliki teman yang sangat baik.” ucap Da Jin.
Yoon Sung mengatakan kalau dia hanya mempunya Da Jin sebagai teman. Da Jin pun menjawab kalau dia akan sering-sering bermain dengan Yoon Sung agar Yoon Sung tidak merasa bosan padanya. Walau Yoon Sung tersenyum, tapi terlihat jelas kalau ada kesedihan di dalam senyumnya saat melihat Da Jin.
Keesokan harinya, Da Jin dengan bersemangat pergi ke bandara. Petugas bandara mengatakan kalau Da Jin dan Yoon Sung stand by hari ini. Da Jin pun mengiyakan. Dia juga bertanya pada petugas tentang keberadaan Yoon Sung. Belum sempat petugas iitu menjawab, ketua Tim datang dan mengatakan kalau Da Jin sudah ditunggu Mi Joo di ruangannya.
Mi Joo ingin bertemu dengan Da Jin karena ada sesuatu yang ingin dia katakan pada Da Jin. Tanpa basa basi Mi Joo langsung mengatakan kalau dia dan Yoon Sung dulu pernah satu keluarga.
“adopsi oppa dibatalkan karena ia berusaha melindungiku”
Da Jin terkejut mendengar semua itu. “lalu, apa itu berarti Presiden yang membatalkan adopsi?” tanya Da Jin.
“bagaimana ayahku begitu keras pada oppa..... aku akan membayarnya kembali. Aku akan melindungi oppa, kau tahu maksudku kan?”
“namun, kapten dan aku saling jatuh cinta.”
Mi Joo tertawa mendengarnya, “cinta?” tanya Mi Joo. Mi Joo pun mendekati Da Jin, dan membuka jas nya. Mi Joo sengaja memperlihatkan bekas lukanya.
“apakah kau pikir cinta mu dapat lebih besar dari bekas luka yang oppa dan aku miliki? Akulah satu-satunya yang bisa memahami oppa dengan sempurna dan mencintai oppa dengan sempurna. Dan bukan kau.”
“jangan mencebak kapten dengan bekas luka. Kapten harus bahagia sekarang. Itu bukan kau, tapi akulah satu-satunya yang bisa melakukan itu. Bersikaplah hanya sebagai adiknya, dan tolong berhenti sekarang. “ balas Da Jin dengan santai.
Tentu saja Mi Joo marah besar mendengar kata-kata Da Jin. Setelah Da Jin pergi dia langsung menelpon Ketua Tim dan memintanya datang ke ruangannya.
Keluar dari ruangan Mi Joo, Da Jin berjalan lesu, namun setelah dia bertemu dengan Yoon Sung, senyum kembali menghiasi wajahnya. Da Jin mengatakan kalau mereka terhubung pikiran satu sama lain, karena saat ini Da Jin memang sedang mencari Yoon Sung dan Yoon Sung muncul di hadapannya.
Yoon Sung dapat melihat kalau ada sesuatu yang sudah terjadi pada Da Jin. Saat dia bertanya apa yang terjadi, Da Jin hanya menjawab kalau dia sedang berfikir tentang Yoon Sung.
“aku pikir, kita sudah ditakdirkan.” Ucap Da Jin.
Yoon Sung tak mengerti dengan apa yang dikatakan Da Jin.
Beralih ke pesawat yang tengah bersiap tinggal landas. Dan yang menjadi co pilotnya adlah Jae Soo. Jae Soo melakukan perizinan lepas landas pada menara pengawas. Dong Soo melihat ada burung di dekat pesawat. Burung itu akan membahayakan pesawat jika dibiarkan disana. Dong Soo pun langsung menyuruh untuk memanggil BAT (bird team alert).
Tim yang dipanggil Dong Soo tadi langsung bergerak dan dengan sekali tembak langsung bisa mengenai sasaran.
Pesawat berhasil tinggal landas, namun percikan darah burung mengenai kaca depan pesawat, dan itu membuat Jae Soo terkejut dan ketakutan. Kapten menyuruh Jae Soo menghubungi menara pengawas, dia juga mengatakan pada Jae Soo kalau kejadian seperti itu bisa terjadi kapan saja. Jadi jae Soo tidak b oleh takut, karena mereka tidak boleh membahayakan 300 penumpang hanya karena seekor burung.
Namun Jae Soo masih dalam ketakutannya. Kapten pun mengingatkan Jae Soo pada penerbangan pertamanya, dimana dengan perasaan senang mencapai langit. Jae Soo pun mengingat saat dia pertama kali melakukan penerbangan. Dia begitu senang melihat pemandangan dari atas langit.
“setiap kali kita akan memalui waktu yang sulit, kita harus bertahan karena kenangan itu,” ucap kapten.
Jae Soo berusaha menumbuhkan keberaniannya, dan langsung menghubungi menara pengawas dan memberi tahu kalau mereka akan segera mendarat dikarenakan ada beberapa masalah dengan mesin. Kaptenpun langsung mengacungkan jempolnya pada Jae Soo atas tumbuhnya rasa keberaniannya. Dong Soo pun lalu memberi intruksi untuk pendaratannya.
Petugas bandara Incheon memberi tahu Ketua Tim kalau pesawat 331 yang menuju Beijing mendarat kembali ke menara Incheon karena Bridstrike. Ketua Tim langsung kesal mendengar itu. Dia pun langsung memeriksa siapa pilot yang dalam posisi stand-by. Petugas memberitahu kalau Yoon Sung dan Da Jin yang stand-by. Dengan terpaksa Ketua Tim menyuruh mereka yang pergi.
Saat petugas memberitahu kalau Da Jin sedang berada di area istirahat, Ketua Tim seperti mendapat sebuah ide.
Da Jin sedang berada di toilet. Tanpa dia ketahui, Ketua Tim diam-diam menyelinap dan mengambil sebuah buku besar di dalam koper Da Jin.
Penumpang di pesawat Jae Soo tadi dipindahkan ke pesawat Yoon Sung. Tentu saja itu membuat para penumpang mengeluh. Dari penumpang itu, ada sepasang orang tua, dimana si laki-laki memarahi istrinya karena dia sebenarnya tidak setuju untuk jalan-jalan ke luar negeri. Dia juga memberikan tas yang dia bawa pada istrinya. Dimarahi didepan umum, membuat sang istri menangis.
Dalam perjalanan ke pesawat, Da Jin menyapa seorang pemuda yang berjalan bersama ayahnya. Saat melihat Da Jin, sang ayah langsung menyambut tangannya dan mengatakan kalau Da Jin cantik. Sang anak langsung menghentikannya dan mengatakan kalau ayahnya sedikit sakit.
Da Jin lalu melihat tulisan yang di kalung kan pada sang ayah. “Nama: Joe Gil Jae. Jika kau bersama ayahku, tolong hubungi aku dengan nomor xxxxx. Anak: Joe Wan Joon”
Da Jin mengerti dan langsung mengatakan kalau dia akan melayani mereka dengan aman hari ini. Wan Joon mengatakan kalau perjalanan ke seluruh dunia adalah mimpi ayahnya. Yoon Sung yang dari tadi diam saja, langsung mengatakan juga semoga Wan Joon dan ayahnya merasakan perjalanan yang menyenangkan. Setelah itu dia langsung pergi.
Walaupun sudah berada di kursi, sepasang penumpang tadi tetap saja bertengkar. Sang istri mengeluh, karena suaminya selalu kasar padanya, baik itu di dalam rumah, dan di luar rumah. Ji Won pun menghampiri mereka, dan memberitahu sang suami untuk memakai sabuk pengaman karena mereka akan lepas landas. Tapi sang suami menolak dengan alasan, apa kalau dia tidak memakai sabuk pengaman, pesawat akan jatuh?
Tidak ingin suaminya ribut dengan orang lain, sang istri mengalihkan perhatian mereka dengan mengatakan kalau lapangan pesawat begitu luas, dia berandai-andai kalau tempat itu dibuat untuk menanam padi, tentu saja pemikiran itu langsung dipatahkan suaminya. Merasa tidak nyaman duduk bersama suaminya, sang istri meminta Ji Won mencarikan tempat duduk lain untuk dirinya. Namun Ji Won tidak bisa memenuhi permintaan istri, karena memang kursinya sudah penuh. Mendengar permintaan bodoh istrinya, suami mulai merah-marah lagi. Sang istripun tak tahan lagi. Dia langsung menangis.
Ji Won merasa tak enak, dan berusaha menenangkan istri. Sekali lagi Ji Won memberitahu suami untuk memakai sabuk pengaman, tapi suami masih tidak ingin memakainya. Ji Won merasa putus asa membujuknya.
Di ruang kokpit, Yoon Sung diberitahu kalau semua penumpang sudah berada di atas pesawat. Yoon Sung hanya menjawab, sebelum pesawat tinggal landas, kabin harus sudah tenang.
Da Jin dapat menebak, kalau ada penumpang yang belum bisa diatasi.
Ji Won masih berusaha membujuk suami untuk memakai sabuk pengaman. Tapi tetap saja suami tidak mau memakai sabuk pengaman, dia malah mengeluh karena pesawat begitu lama berangkatnya. Suami malah naik kursi dan berbicara dengan penumpang yang ada di belakangnya. Ji Won terus bersaha membujuknya, tapi dia malah meminta alkohol. Sang istri berusaha menghentikan tingkah suaminya. Tapi tetap saja suaminya tidak mau diatur.
Di ruang kokpit, Da Jin mengumumkan hal-hal untuk keselamatan penumpang.
“Halo, terima kasih banyak karena memilih Wings Air. Aku ingin memberitahu beberapa tips keamanan. Pertama, jika kau tak mengencangkan sabuk pengaman, ketika pesawat tinggal landas, kau akan memar, atau bahkan patah tulang”
Mendengar itu, semua penumpang yang belum memakai sabuk pengaman langsung memakainya, kecuali suami.
“ketika kepalamu terbentur ke kursi di depanmu, kau mungkin akan mengalami stroke. Pesawat kami tidak memiliki tim medis, begitu juga dokter. Jadi demi keamananmu, pastikan untuk memasang sabuk pengaman. Juga ketika pesawat sedang lepas landas, jangan bergerak, kau harus menempel pada tempat dudukmu. Aku co pilot Han Da Jin.” Da jin terus mengatakan hal-hal yang merupakan akibat jika penumpang tidak memakai sabuk pesawat.
Setelah mendengar penjelasan dari Da Jin, suami langsung memakai sabuk pengaamannya.
Beralih ke kokpit. Da Jin mengatakan kalau 40 tahun kemudian, dia dan Yoon Sung pastii sudah menjadi kakek dan nenek. “jika aku menjadi tua, apa kau tetap menyukaiku?” Yoon Sung tak menjawab. Da Jin juga mengatakan kalau dia mengantisipasi saat Yoon Sung juga menjadi tua.
Dengan sombongnya, Yoon Sung mengatakan kalau Da Jin tak perlu mengantisipasi, karena dia akan selalu tampan sampai kapanpun.
Tentu saja itu membuat Da Jin tertawa. “jika aku menjadi tua dan lemah, dan aku meminta kau untuk membawa tas yang berat, akan kah kau bawakan untukku? “
“Co pilot Han Da Jin, kau lebih muda dan lebih kuat dariku. “ jawab Yoon Sung. LOL
Da Jin kemudian mengajak Yoon Sung untuk tua bersama. Yoon Sung terdiam sejenak. Da Jin langsung mengulurkan jari kelingkingnya, dan meminta Yoon Sung berjanji. Yoon Sung hanya melihat jari Da Jin dengan sedih, karena dia tahu, dia takut Da Jin lah yang akan meninggalkannya saat Da Jin tahu yang sebenarnya. Yoon Sung lalu mengalihkan pembicaraan dengan menyuruh Da Jin meminta izin tinggal landas. Da Jin terus tersenyum, sedangkan Yoon Sung melihat ke arah Da Jin dengan sedih.
Pesawat tinggal landas. Ji Won melayani Won Joon dan ayahnya.
(hmmmmm... aku baru inget kalo Won Joon adalah pramugawan temennya Sa Rang. )
Seperti anak kecil ayah Won Joon langsung merebut makanan yang di bawa Ji Won, tapi dengan cepat Won Joon menghalangi ayahnya dengan menahan tangan ayahnya, namun itu malah membuat ayahnya kesakitan. Ayahnya terus merengek untuk diberikan daging yang banyak. Ji Won memberikan makanannya pada ayah Won Joon, dia pun langsung memakannya dengan terburu-buru. Saat Sa Rang memberikan makanan milik Won Joon, ayahnya malah ingin mengambilnya juga, sehingga membuat semuanya berantakan.
Won Joon berniat ingin membersihkan ayahnya terlebih dulu, membersihkan dari bekas makanan yang tertumpah. Tapi ayahanya menolak. Akhirnya Sa Rang ikut membujuk ayah Won Joon. Pada Sa rang, Ayah Won Joon mau menurut.
Won Joon lalu membawa ayahnya ke toilet. Dengan rasa sayang, Won Joon membersihkan ayahnya. Pada ayahnya, Won Joon bertanya, apakah ayahnya mengenalinya? Ayahnya menyebut Won Joon, sebagai kakaknya. Won Joon memperkenalkan dirinya, “namaku... Joe Won Joon”
Ayahnya bisa menyebut ulang nama Won Joon namun, dia tetap memanggil Won Joon kakak. Won Joon dengan sedih meminta ayahnya untuk tidak bertingkah seperti itu. Ayah langsung memeluk Won Joon.
“Hyung, jangan terlalu sedih Hyung. Aku akan... aku akan selalu melindungimu, Hyung. “ ucap ayah Won Joon sambil menangis.
Da Jin keluar dari toliet sebelahnya. Dia mendengar suara ayah Won Joon. Dia juga bisa melihat Won Joon yang masih berpelukan dengan ayahnya.
Beralih ke pasangan suami istri sebelumnya. Suami lagi-lagi mengeluh, karena dia harus mengisi sebuah formulir. Dia pun bertanya pada Joo Ri bagaimana caranya, saat Joo Ri menjelaskan kalau suami harus memilih satu bahasa, bahasa China atau bahasa Inggris. Suami tambah menggerutu. Dia langsung mengamuk saat mendengar istrinya berkata-kata. Dengan terus mengoceh, dia pergi dari kursinya.
Won Joon sudah selesai menggantikan pakaian ayahnya. Diapun keluar terlebih dulu. Saat ayah berjalan keluar dia tak sengaja bertabrakan dengan suami. Suami tidak menyadari kalau dia sudah menjatuhkan paspor miliknya. Paspor itu terinjak oleh ayah Won Joo.
Bersambung ke Yes Captain Episode 17 bagian 2